Today’s Outlook:

MARKET AS: Dalam komentar yang sangat dinantikan para pelaku pasar sebelum Simposium Ekonomi Jackson Hole dibuka, Powell mengatakan bahwa telah tiba saatnya untuk menurunkan suku bunga acuan, secara risiko kenaikan inflasi telah jauh berkurang. Powell juga menambahkan bahwa mereka tidak melihat pelemahan lebih lanjut dalam kondisi pasar tenaga kerja . Dengan demikian pidato krusial ini hampir memastikan pemotongan suku bunga pada FOMC Meeting bulan depan, yang akan menjadi pemotongan pertama dalam lebih dari 4 tahun. Para kepala strategis pasar melihat hal ini adalah perubahan dovish yang telah lama ditunggu oleh pelaku pasar.

FIXED INCOME & CURRENCY: Sementara saham terkerek naik, imbal hasil US Treasury & US Dollar melemah. Imbal hasil obligasi negara AS tenor 10-tahun yang menjadi acuan turun 5.9 basis poin menjadi 3.803%, dari 3.862% pada Kamis malam. Imbal hasil obligasi 2- tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, turun 9.7 basis poin menjadi 3.9132%, dari 4.01% pada Kamis malam. Ekuivalennya di Jerman German Bund stabil di yield 2.226%. Dollar Index berbalik melemah dan tenggelam ke titik terendah 52 minggu pada 100.6, sebaliknya Poundsterling malah naik ke level tertinggi dalam lebih dari 2 tahun pada hari Jumat. Euro naik menjadi USD 1.1189 / + 0.7% pada hari itu, mencapai level tertinggi 1 tahun. Yen Jepang menguat terhadap Dollar +1.36% ke level 144.27 setelah berita The Fed dan pernyataan Gubernur Bank of Japan Ueda tentang suku bunga. Data menunjukkan Inflasi Inti Jepang meningkat selama 3 bulan berturut-turut, tetapi perlambatan Inflasi yang didorong oleh permintaan menunjukkan tidak ada urgensi untuk kenaikan suku bunga segera.

INDIKATOR EKONOMI: Minggu depan, The Fed yang bergantung pada data akan memiliki serangkaian indikator ekonomi untuk dipertimbangkan sebelum keputusan suku bunga September, termasuk revisi PDB kuartal kedua dari Departemen Perdagangan dan laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang luas, yang mencakup indeks harga PCE, tolok ukur inflasi pilihan The Fed. Dari US hari ini akan dipantau data Durable Goods Orders (Jul) yang diramalkan pertumbuhan bulanannya akan signifikan, berubah dari negatif menjadi positif 4.0% MoM.

MARKET ASIA & EROPA: Para investor mencerna data inflasi dan pernyataan dari Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda yang menunjukkan kesiapan untuk menaikkan suku bunga jika ekonomi dan inflasi sesuai dengan perkiraan. Di Eropa, JERMAN khususnya hari ini akan menantikan German Ifo Business Climate Index (Aug) yang akan menilai ekspektasi iklim usaha 6 bulan ke depan, yang diprediksi belum sepenuhnya stabil menguat.

KOMODITAS: Harga MINYAK melonjak lebih dari 2%, rebound setelah kerugian sebelumnya pekan lalu akibat meningkatnya stok minyak mentah AS dan lagi-lagi masih tentang prospek permintaan yang melemah di China. Harga EMAS naik sekitar 1.1% menjadi USD 2,510 / ounce, mendekati rekor tertinggi USD 2,513 yang dicapai pada hari Selasa lalu.

Corporate News
ZINC: Kapuas Prima Coal (ZINC) Akhirnya Bayar Bunga Obligasi IDR 1.45M
PT Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC) menyampaikan bahwa telah melakukan pembayaran Dana Bunga Ke-22, Amortisasi dan Denda Obligasi I Kapuas Prima Coal Tahun 2018 Seri E. Harjanto Widjaja Direktur Utama ZINC dalam keterangan tertulisnya Kamis (22/8) menyampaikan bahwa Perseroan telah melakukan pembayaran bunga sebesar IDR 954.52 juta serta Amortisasi sebesar IDR 500 juta dan Denda bunga sebesar IDR 14.31 juta berikut Denda Amortisasi sebesar IDR 7.5 juta. Harjanto menambahkan pembayaran telah dilakukan ke rekening PT Kustodian Sentral Efek Indonesia pada tanggal 22 Agustus 2024. Sebelumnya PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) menunda Pembayaran terhadap Dana Bunga dan Amortisasi Obligasi I Kapuas Prima Coal Tahun 2018 Seri E Ke-22 dan menunda Pembayaran Amortisasi ke-06 dan Bunga ke-22 Obligasi I Kapuas Prima Coal Tahun 2018 Seri E (ZINC01E). (Emiten News)

Domestic Issue
Rasio Utang Pemerintah Turun 38.68% pada Juli 2024
Hingga akhir Juli 2024, rasio utang pemerintah turun menjadi 38.68% terhadap produk domestik bruto (PDB). Posisi tersebut masih di bawah batas aman yakni 60% dari PDB, sebagaimana diatur dalam UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan mengatakan pemerintah konsisten mengelola utang secara cermat dan terukur dengan menjaga risiko suku bunga, mata uang, likuiditas, dan jatuh tempo yang optimal sehingga APBN dapat dijaga sehat, kredibel, dan berkesinambungan. Upaya mengelola utang Pemerintah yang tetap terkendali mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional selama ini. “Pembiayaan melalui utang dilakukan Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN ketika pendapatan negara belum sepenuhnya mampu membiayai keseluruhan belanja negara atau ketika dibutuhkan pembiayaan investasi,” kata dia dalam keterangan resmi, Jumat (23/8). Hingga akhir Juli 2024, rasio utang pemerintah turun menjadi 38,68% terhadap PDB. Secara struktur, hingga akhir Juli 2024, profil jatuh tempo utang Pemerintah, rata-rata tertimbang jatuh tempo di delapan tahun. Komposisi utang Pemerintah sebagian besar berupa surat berharga negara (SBN) Domestik sebesar 70.49%, SBN Valas sebesar 17.27% dan pinjaman sebesar 12.24%. Menurut IMF, utang Pemerintah diproyeksikan akan menurun secara bertahap menjadi sekitar 38,3% PDB dalam jangka menengah, terutama didorong oleh selisih pertumbuhan suku bunga kumulatif. Selain itu, S&P Global Ratings juga mempertahankan peringkat kredit Indonesia pada level ‘BBB’ dengan prospek stabil, mencerminkan keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas fiskal melalui kebijakan yang prudent. (Kontan)

Recommendation
US10YT balik melandai ke jajaran Support yield 3.82% – 3.78% dipicu komentar Powell yang semakin dovish menjelaskan arah kebijakan moneter Federal Reserve saat ini. POTENTIAL: Ke depannya diperkirakan yield US Treasury akan semakin melemah apalagi jika jebol range Support di atas, kecuali ternyata mampu tembus MA10 / yield 3.842% sebagai Resistance terdekat.

ID10YT tampaknya tidak sanggup lagi menguat ke atas Resistance awal: lower channel & MA10, sehingga yield mentok di angka 6.70%. Konsolidasi diprediksi lanjutkan turun ke arah Support / target: yield 6.60% – 6.53%. ADVISE: Antisipasi penguatan kembali pada harga.

Download full report HERE.