Perjuangan menaikkan batas atas pinjaman pemerintah AS semakin disorot secara mereka telah menyentuh plafon utang di angka USD31,4 triliun, dan berpacu dengan waktu karena dana emergency yang telah mulai digunakan hanya memadai sampai Juni. Kubu Republik AS berharap pemerintah dapat melakukan beberapa pemotongan belanja negara sebelum mereka menyetujui plafon yang lebih tinggi; seperti yang terjadi pada tahun 2011 memaksa S&P harus memangkas peringkat utang AS untuk pertama kalinya dan menimbulkan kekacauan di pasar finansial. Hal ini sangat kritikal dari sudut pandang ekonomi dan keuangan, karena kegagalan menambah plafon akan memupus kepercayaan investor terhadap ekonomi AS & melemahkan Dollar AS. Sejumlah data ekonomi makro juga akan menyita perhatian para pelaku pasar hari ini, di antaranya adalah PMI dari Jepang, Jerman, Zona Eropa, Inggris, dan AS. AS juga akan merilis proyeksi pertama dari 4Q22 GDP hari Kamis, dengan konsensus 2,6% (vs previous quarter 3.2%).
Corporate News
BRI Rancang Lanjutan Penerbitan Obligasi Hijau. Pasar obligasi hijau atau green bond dinilai masih prospektif tahun ini seiring dengan tren isu-isu terkait tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan (ESG standard). Sejumlah bank seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga akan menggenjot pendanaan tersebut. Perseroan melihat bahwa potensi pendanaan melalui green bond masih sangat besar. Hal ini tercermin dari penerbitan tahap pertama green bond pada tahun lalu yang mendapatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 4,4 kali. (Bisnis Indonesia)
Domestic Issue
Bank Indonesia menaikkan suku bunga dengan level dovish 25 bps, mengirim yield obligasi negara semakin rendah. Semua obligasi baru sekarang diperdagangkan dengan harga premium (>100). Dilansir dari Bloomberg, FR95 5 tahun diperdagangkan di level 100.14 (+0.15%) atau yield 6.34% (-3.3bps), sementara FR96 10 tahun berada pada harga 102.73 (+0.53%), dengan yield 6.62% (-7.4bps). Pada tahun 2023 ini, kekuatiran investor diperkirakan akan bergulir dari inflasi menjadi kekuatiran akan pertumbuhan ekonomi; dengan demikian issue ini masih akan menjadi penopang pasar obligasi. (Mandiri Sekuritas)
Recommendation
ID10YT menunggu untuk mampu lalui level yield 6.72, secara itu adalah Resistance MA10, di dalam trend turun Parallel Channel. Kesuksesan untuk break Resistance tersebut akan membebaskan jalan US10YT menuju yield 6.83 / 6.90 / 7.0 / 7.05. ADVISE : Buy on Break, atau Average Up bertahap. US10YT masih bergerak di dalam pola Falling Wedge (downtend jangka menengah) walau untuk jangka pendek tengah berusaha lalui Resistance MA 20 & MA50 di kisaran 3.57-3.6. Keberhasilan untuk menembus tembok tersebut akan membuka potensi penguatan menuju yield 3.74. ADVISE : Average Up accordingly.
Download full report HERE.