Today’s Outlook:

MARKET AS: Federal Reserve Chairman Jerome Powell memberi tahu anggota parlemen bahwa lebih banyak data ekonomi “baik” akan memperkuat alasan untuk pemotongan suku bunga. Dalam kesaksian di depan Kongres, Powell mengatakan bahwa meskipun inflasi “Tetap di atas” target soft-landing 2%, inflasi terbukti telah melandai dalam beberapa bulan terakhir terlihat dari melonggar pasar tenaga kerja ke level sebelum pandemi Covid. Walau beliau mengatakan “lebih banyak data yang baik akan memperkuat” alasan untuk pemotongan suku bunga , namun ketua bank sentral AS tsb pun kembali menegaskan bahwa dia tidak bisa menjanjikan kapan pemotongan suku bunga itu bisa terwujud. Dengan sendirinya pasar tetap memperkirakan penurunan 50 basis poin untuk tahun ini, sementara melihat ada hampir 72% peluang untuk pemotongan 25 bps pada FOMC Meeting bulan September, demikian menurut CME FedWatch. Tentunya data inflasi AS untuk bulan June yang akan dirilis minggu ini (CPI di hari Kamis dan PPI di hari Jumat ) akan sangat menentukan dalam memberi idea yang lebih jelas mengenai perkiraan market tersebut.

MARKET ASIA & EROPA : Tidak banyak data dari kedua benua tsb akan jadi pantauan para pelaku pasar, selainn data penting Inflasi dari CHINA (June) yang akan dirilis pagi ini ; dengan perkiraan ekonomi China menghasilkan pertumbuhan harga barang & jasa sebesar 0.4% yoy di tingkat konsumen (diharapkan naik dari 0.3% di periode sebelumnya), dan deflasi berkurang menjadi -0.8% yoy di tingkat produsen (dibanding -1.4% pada periode sebelumnya).

INDONESIA : Melaporkan Retail Sales (May) bertumbuh positif 2.1%, dibanding -2.7% pada bulan sebelumnya. Penjualan mobil bulan June juga memang masih anjlok 11.8% namun setidaknya laju penurunan sudah mulai melambat dari 13.3% pada May. Akan ada lebih banyak data ekonomi yang dipantau hari ini seperti Consumer Confidence dan penjualan motor.

KOMODITAS : Harga futures MINYAK US WTI tergelincir bahkan ketika American Petroleum Institute melaporkan penurunan stok minyak mentah mingguan domestik yang lebih besar dari perkiraan sebagai indikasi bahwa permintaan musim panas sedang meningkat. Futures US WTI diperdagangkan pada USD 80,94 / barel , merosot lebih jauh setelah sebelumnya turun 1,1% ke level USD 81,41 / barel. Persediaan minyak mentah AS turun sekitar 1,9 juta barel untuk pekan yang berakhir 5 Juli, menyusul penurunan sebesar 9,2 juta barel yang dilaporkan oleh API pada minggu sebelumnya. Jumlah penurunan ini jauh lebih besar daripada perkiraan ekonom sebesar 250.000, dan terjadi bahkan ketika kilang-kilang minyak di negara bagian Texas yang kaya minyak mengalami gangguan terbatas, menyusul dampak Hurricane Beryl yang menghantam pada hari Senin. Data API juga menunjukkan bahwa stok bensin drop sebesar 3 juta barel. Menyusul berikutnya adalah laporan inventaris resmi pemerintah AS akan dirilis pada hari Rabu malam ini.

Corporate News
BRPT: Barito Pacific Jajakan Obligasi IDR 1 Triliun, Simak Jadwalnya
Barito Pacific (BRPT) akan menawarkan obligasi senilai Rp1 triliun. Penerbitan surat utang itu, bagian tidak terpisahkan dari obligasi berkelanjutan III dengan proyeksi IDR 3 triliun. Nah, tahun ini emiten besutan Prajogo Pangestu tersebut, merilis obligasi tahap III dengan dua seri. Seri A dibanderol dengan bunga 8,25 persen per tahun dengan durasi 3 tahun. Lalu, seri B berjangka 5 tahun dibalut dengan tingkat kupon 9 persen per tahun. Berdasar skenario, bunga surat utang dibayarkan setiap triwulan sejak tanggal emisi. Di mana, bunga obligasi pertama akan dibayarkan pada 16 Oktober 2024. Sedang bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo akan dibayarkan pada 16 Juli 2027 untuk obligasi seri A, dan pada 16 Juli 2029 untuk obligasi Seri B. Pelunasan obligasi dilakukan secara penuh pada saat jatuh tempo. Seluruh dana hasil penawaran umum obligasi setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk memenuhi kewajiban pembayaran kepada pihak terkait. (Emiten News)

Domestic Issue
Penerbitan Obligasi Korporasi Meningkat 33.29% di Semester I 2024
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat total outstanding penerbitan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) korporasi sebesar IDR 484.8 triliun hingga Juni 2024. Direktur Utama Pefindo Irmawati Amran mengatakan, total outstanding tumbuh 0.7% dengan adanya penerbitan baru EBUS sebesar IDR 60.1 triliun sepanjang semester I 2024. Penerbitan dilakukan dari sebanyak 34 emiten. Penerbitan didominasi sektor lembaga pembiayaan sebesar 39%, diikuti oleh sektor perbankan 9%, dan sektor pertambangan 7%. “Tujuan penggunaan, utamanya untuk modal kerja sebesar 63%,” kata Irmawati, Selasa (9/7). Berdasarkan sektornya, sektor multifinance menjadi sektor dengan penerbitan obligasi yang terbesar senilai IDR 13.24 triliun, disusul sektor pulp dan kertas sebesar IDR 12.74 triliun. Kemudian, sektor lembaga keuangan khusus berkontribusi sebesar IDR 7.68 triliun, lalu perusahaan induk sebesar IDR 6.93 triliun, dan perbankan IDR 5.7 triliun. Hingga akhir tahun, Pefindo mencatat nilai jatuh tempo obligasi korporasi mencapai IDR 150.5 triliun. Sektor multifinance mendominasi senilai IDR 26.3 triliun. Karenanya, Pefindo pun memproyeksikan penerbitan surat utang korporasi pada semester II 2024 masih semarak. Ini juga seiring dengan mandat yang diterima Pefindo sebesar IDR 58.2 triliun hingga semester I. (Kontan)

Recommendation

US10YT lakukan percobaan menembus Resistance terdekat saat ini yaitu MA20 pada yield 4.30%, seraya bertahan pada Support minor dari level previous Low pada yield 4.262%. ADVISE : tunggu ke mana arah penembusan yang dipilih sebelum tentukan langkah lebih lanjut pada harga.

ID10YT mempertahankan jalur naik yield di mana Support terdekat saat ini adalah yield 7.013%. Swing naik akan kembali lancar apabila Resistnce MA10 & MA20 telah tertembus ke atas yield 7.07% ; dan harga obligasi akan lanjutkan konsolidasinya.

Download full report HERE.