Today’s Outlook:

Data ekonomi positif bermunculan sehari sebelum data PCE PRICE index — pengukur inflasi favorit The Fed – (yang diprediksi melandai ke level 2.3% yoy utk bulan Aug) dan kemungkinan akan menjadi faktor pertimbangan penting dalam rencana kebijakan moneter Federal Reserve selanjutnya. Fed Chairman Jerome Powell tidak menyampaikan komentar penting tentang kebijakan moneter pada hari Kamis, meskipun Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pasar tenaga kerja menunjukkan bahwa ekonomi sedang dalam jalur menuju soft landing.

INDIKATOR EKONOMI:
– Initial Jobless Claims mingguan turun lebih dari yang diantisipasi, menandakan pasar tenaga kerja yang stabil.
– Pembacaan final US GDP mengkonfirmasi bahwa ekonomi AS tumbuh 3% pada kuartal kedua, menandai kenaikan terbesar dalam 2 kuartal.
– Durable Goods Order alias pesanan barang tahan lama meningkat secara tak terduga pada bulan Agustus.

KOMODITAS: Harga LOGAM terdongkrak setelah China berjanji untuk menggunakan pengeluaran fiskal yang diperlukan. Sentimen pasar yang bergulir masih seputar STIMULUS CHINA dan pengumuman dukungan yang bersedia diberikan pemerintah untuk membantu meningkatkan kesehatan konsumen di sana dan mengurangi problem struktural seputar sektor real estate. Namun demikian saham energi turun 2%, mengikuti harga MINYAK mentah yang merosot karena ekspektasi pasokan yang lebih besar oleh OPEC+.

MARKET ASIA & EROPA: Pagi ini telah keluar angka Tokyo Core CPI (Sept) sesuai perkiraan di level 2.0% yoy, serta agak siang menjelang sore adalah data dari EROPA: GERMAN Employment Rate (Sept) di mana diperkirakan masih stuck di level 6.0%.

Corporate News
PNM: Rilis Obligasi dan Sukuk PUB pada Awal 2025
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengungkap penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) atau BI Rate ke level 6% akan membawa dampak positif bagi perseroan. Penurunan suku bunga acuan akan memberi peluang bagi PNM untuk mendapatkan pendanaan dengan bunga yang lebih kompetitif baik dari perbankan maupun pasar modal. Pasalnya, sebagai Lembaga Keuangan Non Bank, perseroan dalam pemenuhan modal kerja pembiayaannya bersumber dari perbankan, pasar modal dan lembaga pemerintah. “Dengan mempertimbangkan kondisi market dan kebutuhan perusahaan, maka PNM berencana akan menerbitkan kembali PUB [Penawaran Umum Berkelanjutan], baru pada awal 2025 dengan menggunakan buku laporan keuangan audited periode Desember 2024,” kata Sunar kepada Bisnis, Rabu (25/9/2024). Sunar menyebut PUB Obligasi dan PUB Obligasi Sukuk PNM yang berjalan pada tahun ini sudah habis batas waktu penerbitannya pada Juni 2024. (Bisnis)

Domestic Issue
Penerbitan Obligasi Daerah Terkendala Persetujuan DPRD
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui masih ada kendala bagi pemda dalam menerbitkan obligasi daerah. Padahal OJK telah menerbitkan Peraturan OJK Nomor 10 Tahun 2024 tentang Penerbitan dan Pelaporan Obligasi Daerah dan Sukuk Daerah (POJK 10/2024) untuk perluasan sumber pembiayaan fiskal pemerintah daerah melalui pemanfaatan sumber pendanaan di pasar modal. Kepala Departemen Pengawasan Pengelolaan Investasi dan Pasar Modal Regional Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Edi Broto Suwarno mengatakan proses penerbitan obligasi daerah hingga saat ini masih menghadapi berbagai kendala yang signifikan, terutama terkait dengan otonomi daerah dan persetujuan legislatif daerah. “Permasalahan utama yang dihadapi pemerintah daerah (Pemda) dalam menerbitkan obligasi adalah perbedaan pandangan antara Pemda dan DPRD,” ungkapnya, Kamis (26/9/2024). Menurut Edi, Obligasi Daerah merupakan instrumen pembiayaan yang bisa digunakan untuk mengatasi kekurangan anggaran dalam pembangunan daerah. Namun, proses penerbitan obligasi ini membutuhkan dukungan yang kuat dari DPRD, yang seringkali sulit dicapai. Dia mengakui salah satu masalah terbesar adalah persetujuan DPRD. Penerbitan obligasi daerah memerlukan adanya jaminan pengembalian yang sering kali melibatkan aset-aset daerah, dan DPRD sering kali belum sepakat dengan Pemda dalam hal ini. (Bisnis)

Recommendation
US10YT finally mulai break out dari channel downtrend dan sepertinya akan bergerak menuju TARGET / next ressitance: MA50 / 3.87% ; sebelum akhirnya ke arah TARGET yang lebih advanced: yield 4.0% / 4.30%. ADVISE: antisipasi penurunan harga, apalagi jika yield tembus ke atas 3.87%.

ID10YT melakukan percobaan menguji Resistance MA10 & MA20 lagi walau belum membuahkan hasil menembus Resistance yield 6.5% – 6.56% saat ini. Namun menimbang candle Inverted Hammer yang terbentuk, mengindikasikan potensi bullish reversal kembali akan dicoba. Jika finally ID10YT mampu menembus kedua MA tsb maka trend turun jk.pendek ini mulai akan diakhiri dan yield bergerak menuju TARGET / next resistance: MA50 / yield 6.70%. ADVISE: SPECULATIVE SELL now (harga obligasi), sell more jika yield beranjak naik break out level Resistance di atas.

Download full report HERE.