Today’s Outlook:
MARKET AS: Data US CPI (Jul) yang dirilis sesuai ekspektasi semakin meyakinkan para investor bahwa Federal Reserve akan dapat mulai memangkas suku bunga AS bulan depan. HARGA KONSUMEN AS naik secara moderat pada bulan Juli, dengan peningkatan tahunan inflasi melambat di bawah 3% untuk pertama kalinya sejak awal 2021 (tepatnya 2.9% yoy). Secara bulanan, baik CPI maupun CORE CPI mampu dirilis in-line dengan konsensus 0.2% mom. Data ini melengkapi US PPI yang keluar sehari sebelumnya, juga menunjukkan inflasi terus melaju moderat, meskipun belum mencapai target 2% bank sentral AS. Pasar keuangan sekarang melihat peluang 55% untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan The Fed 17-18 September, menurut CME FedWatch Tool. Sebelum data ini, para investor hampir terbagi rata antara pemotongan 25-bps dan 50-bps. Ekonom Macquarie bahkan makin confident bahwa rate cut bisa terjadi dalam 3 kali kesempatan FOMC Meeting di bulan Sept, Nov, dan Dec; dengan syarat trend disinflasi ini terus terjaga. Pertemuan tahunan The Fed di Jackson Hole, yang akan diadakan pada tanggal 22 -24 Agustus, akan memberikan kesempatan kepada Chairman The Fed Jerome Powell untuk menyempurnakan pandangannya mengenai suku bunga. Indikator lainnya yang akan dipantau para pelaku pasar hari ini adalah: Intial Jobless Claims mingguan serta US Retail Sales untuk mengukur kekuatan ekonomi AS in general.
MARKET ASIA & EROPA: Ternyata tidak hanya AS saja yang merilis angka Inflasi, INGGRIS pun kemarin mengumumkan CPI mereka untuk bulan Juli di level 2.2% yoy, di mana ini di bawah perkiraan ekonom 2.3% namun sejatinya memanas dari bulan June di 2.0%. Di satu sisi, CORE CPI mereka sedikit mendingin 0.2% ke angka 3.3% yoy (Jul) dari posisi sebelumnya 3.5%, pun angka actual tersebut lebih rendah dari forecast. Angka GDP 2Q Inggris harusnya dirilis siang ini, menyusul EUROZONE yang kemarin telah lebih dulu melaporkan perkiraan awal GDP 2Q di level 0.6% yoy, sesuai estimasi menguat 0.2% dari kuartal sebelumnya. Namun angka ini masih akan di-review kemudian seiring Industrial Production (Jun) EUROZONE masih tersungkur lebih dalam ke wilayah kontraksi. Pagi ini JEPANG mendahului dengan kabar baik di regional ASIA, seiring mereka merilis angka GDP 2Q yang menguat ke level 3.1% yoy, lebih tinggi dari prediksi 2.1% dan berhasil membalikkan keadaan dari pertumbuhan ekonomi negatif 2.3% di kuartal sebelumnya. Berikutnya di pagi ini adalah tugas CHINA untuk menyajikan data-data ekonomi seputar: Industrial Production, Retail Sales, and Unemployment Rate (Jul); di mana data-data ini dipercaya akan turut membentuk sentimen market Asia sepanjang hari. Dari dalam negeri, angka surplus TRADE BALANCE INDONESIA akan jadi sorotan para pelaku pasar, yang paling penting dipantau adalah pertumbuhan Ekspor – Impor di mana diramalkan surplus disumbangkan oleh Ekspor yang akan lebih tinggi daripada Impor.
KOMODITAS: Harga MINYAK memangkas kenaikan dan malah jadi berakhir lebih rendah pada hari Rabu, karena adanya peningkatan mengejutkan pada stok cadangan minyak mentah AS yang menunjukkan berkurangnya demand pada perjalanan musim panas. Futures BRENT turun 1.2% menjadi USD 79.76 / barel, sementara US WTI drop 1.8% dan berakhir pada USD 76.98 / barel. Data dari Badan Informasi Energi (EIA) menunjukkan persediaan minyak AS justru naik sebesar 1.4 juta barel pada pekan yang berakhir 9 Agustus, di luar dugaan penurunan sebesar 1 juta barel.
Corporate News
TINS: Timah Lunasi Surat Utang Tepat Waktu
PT TIMAH Tbk (TINS) menyampaikan bahwa telah menyelesaikan pelunasan obligasi dan sukuk senilai IDR 806 miliar tepat waktu. Sekretaris Perusahaan PT TIMAH Tbk, Abdullah Umar dalam keterangan tertulisnya Rabu (14/8) menyebutkan pelunasan ini meliputi obligasi berkelanjutan I Timah Tahap II Tahun 2019 Seri B sebesar IDR 493 miliar dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Timah Tahap II Tahun 2019 sebesar IDR 313 miliar. Obligasi dan Sukuk Ijarah tersebut merupakan hasil dari Penawaran Umum Berkelanjutan yang dilakukan Perseroan pada tahun 2019 dengan tenor 5 tahun serta kupon ataubagi hasil 8.75% per tahun. (Emiten News)
Domestic Issue
Pemerintah serap dana IDR 8 triliun dari lelang tujuh seri SBSN
Pemerintah menyerap dana IDR 8 triliun dari lelang tujuh seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada 13 Agustus 2024. Dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan nominal penawaran yang masuk pada lelang kali ini mencapai IDR 17.97 triliun.Melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI), Pemerintah melelang seri SPNS02022025 (pembukaan kembali), SPNS29052025 (pembukaan kembali), PBS032 (pembukaan kembali), PBS030 (pembukaan kembali), PBS004 (pembukaan kembali), PBS039 (pembukaan kembali), dan PBS038 (pembukaan kembali). Pada lelang kali ini, Pemerintah menyerap dana sebesar IDR 800 miliar dari seri SPNS02022025 yang menerima penawaran masuk sebesar IDR 2.26 triliun. Imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri ini yaitu 6.45000%. Selanjutnya, Pemerintah memenangkan nominal sebesar IDR 550 miliar dari seri SPNS29052025 yang menerima penawaran masuk IDR 3.46 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6.56000%. Dari seri PBS032, Pemerintah menyerap dana IDR 1 triliun dari penawaran masuk IDR 5.01 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri ini yaitu 6.66988%. Berikutnya, Pemerintah memenangkan nominal IDR 2.65 triliun dari seri PBS030, menjadi serapan terbesar pada lelang kali ini. Seri ini menerima penawaran masuk sebesar IDR 2.85 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6.66757% Dari seri PBS004 diserap dana sebesar IDR 900 miliar dari penawaran masuk IDR 1.11 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6.86622%. Sedangkan dari seri PBS039, Pemerintah memenangkan dana sebesar IDR 150 miliar dari penawaran masuk IDR 160 miliar. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri ini yaitu 6.91700% Terakhir, Pemerintah memenangkan nominal sebesar IDR 1.95 triliun dari seri PBS038 yang menerima penawaran masuk IDR 3.11 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7.03955%. (Antara News)
Recommendation
US10YT: sesuai ekspektasi, yield US10YT kembali melandai ke lantai Support sekitar 3.816% – 3.78%, terus tertekan di bawah Resistance MA10 apalagi setelah data Inflasi US keluar mendingin sesuai ekspektasi. POTENTIAL: Secara teknikal, posisi ini memungkinkan konsolidasi yield lebih lanjut sampai menuju 3.73% – 3.67%; dengan demikian penguatan lebih lanjut pada harga.
ID10YT juga kembali mundur semakin dalam menyusuri Support lower channel dalam trend turun yield. Walau saat inipun RSI telah masuki wilayah Oversold, bukan jaminan yield tidak akan terus melandai ke bawah 6.74%. POTENTIAL: hanya baru akan ada trend reversal yang berarti jika yield berhasil tembus ke atas Resistance pertama: MA10 yang saat ini berada di level 6.8%. Sampai hal itu terjadi, trend turun pada yield harus diasumsikan tetap intact.
Download full report HERE.