Today’s Outlook:

MARKET AS: Pejabat The Fed bulan lalu sangat condong ke arah pemotongan suku bunga pada pertemuan kebijakan September mereka, demikian menurut notulen FOMC Meeting 30-31 Juli yang lalu. Fed Chairman Jerome Powell diharapkan semakin mengukuhkan pandangan bahwa bank sentral akan mulai melonggarkan  kebijakan moneter setelah menjinakkan laju inflasi terburuk dalam 40 tahun, ketika dia berbicara pada hari Jumat besok di konferensi tahunan Federal Reserve di Jackson Hole, Wyoming. Futures suku bunga telah sepenuhnya memperhitungkan pemotongan Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin bulan depan, dengan sepertiga peluang rate cut akan terjadi sebesar 50 bps. Hampir 100 bps pemotongan diperkirakan terwujud tahun ini, dan 100 bps lagi tahun depan. Para strategis menilai pasar akan bergerak terbatas hingga setelah PEMILU AS di bulan November, di tengah tingkat ketidakpastian tinggi dalam 4 bulan terakhir tahun ini.

INDIKATOR EKONOMI: Biro Statistik Tenaga Kerja AS merevisi turun lapangan pekerjaan yang tercipta pada Maret 2023 – Maret 2024 sebanyak 818.000, sebagai bagian dari tinjauan data acuan payroll tahunan oleh lembaga tersebut. Meskipun lebih rendah dari prediksi 1 juta pekerjaan yang hilang, revisi ini membawa rata-rata jumlah pekerjaan yang tercipta dalam 12 bulan hingga Maret menjadi 174.000, pun semakin turun dari laju sebelumnya sebesar 242.000. Hari ini gelombang data PMI akan keluar seantero global, termasuk di AS, Eropa, dan Asia.

MARKET ASIA & EROPA: Beberapa hal akan jadi pusat perhatian di Asia pada hari Kamis ini: data PMI akan datang dari: JEPANG, AUSTRALIA, & INDIA; ditambah angka Inflasi dari MALAYSIA. Setelah Bank of Thailand, BANK INDONESIA, dan People’s Bank of China semuanya mempertahankan suku bunga acuan mereka tidak berubah di pekan ini, perhatian beralih ke keputusan BANK OF KOREA pada hari ini, yang diperkir akan akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada 3,50%, di mana suku bunga ini telah berada sejak Januari tahun lalu. Kurang lebih sama dengan pandangan Indonesia, para analis memperkirakan Bank of Korea akan menunggu hingga The Fed mulai memangkas suku bunga sebelum melonggarkan kebijakan pada kuartal keempat. Dengan inflasi meningkat 2,6% pada bulan Juli dari level terendah 11 bulan sebesar 2,4% pada bulan Juni, yang semakin menjauh dari target 2% bank sentral, Bank of Korea mungkin perlu melihat harga stabil sebelum mulai melonggarkan kebijakan.

FIXED INCOME & CURRENCY: Yield US TREASURY tenor 10-tahun turun 2.3 basis poin menjadi 3,795%, dari 3,818% pada akhir Selasa. Imbal hasil 2- tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, turun 6,9 bps menjadi 3,9305%, dari 4% pada akhir Selasa. US DOLLAR yang jatuh telah mengembalikan YEN ke 145,135 / USD alias level tertinggi dua minggu dari posisi terendah 38 tahun bulan lalu; sementara YUAN China ditetapkan pada level tertinggi satu bulan. EURO juga naik sekitar 3% pada bulan Agustus dan pada level sekitar USD 1,115 ia berada pada level tertinggi sejak awal Desember.

KOMODITAS: Harga MINYAK turun, sementara pelemahan Dollar akibat prospek pemotongan suku bunga AS yang semakin solid membuat EMAS tetap mendekati rekor tertinggi pada hari Selasa. Harga emas berfluktuasi di sekitar USD 2.510 / ounce. Harga minyak kembali turun pada hari Rabu, di mana US WTI meleleh 1,69% menjadi USD 71,93 / barel dan BRENT turun menjadi USD 76,05 / barel, drop 1,49%. Harga minyak turun lagi-lagi dipicu kekhawatiran tentang ekonomi AS setelah revisi tajam dalam anjloknya jumlah tenaga kerja memicu kekhawatiran baru tentang global demand in general, menutupi kenyataan adanya penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan. Data dari Administrasi Informasi Energi AS menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 4,7 juta barel dalam minggu yang berakhir 16 Agustus, dua kali lebih tinggi dari ekspektasi penurunan yang hanya 2 juta barel. Sejatinya harga minyak mentah telah mengalami kerugian besar dalam beberapa sesi terakhir karena kekhawatiran yang berkelanjutan atas melambatnya demand dari importir terbesar, China. Sejak mencapai puncak di atas USD 82 pada hari Senin pekan lalu, Brent langsung merosot turun 6,2% pada penutupan hari Selasa, sementara kontrak Nymex turun 7,5% pada saat yang sama. Lesunya harga mungkin akan membuat OPEC+ harus memikirkan ulang rencana pengurangan bertahap pemangkasan produksi sukarela yang akan dimulai Oktober sampai 2025 nanti.

KONFLIK TIMUR TENGAH: Israel ditengarai telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata sementara yang dibawa oleh AS, meskipun detail kesepakatan tersebut masih harus dinegosiasikan secara Hamas dilaporkan mengkritik kesepakatan baru ini cenderung mencerminkan bias Amerika terhadap Israel. Hamas juga mengeluarkan pernyataan yang mengkritik Presiden AS Joe Biden, di saat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken terlihat aktif berkeliling seputar Mesir, Qatar, dan Israel pada awal pekan ini untuk menengahi gencatan senjata. Sementara itu Israel terus melanjutkan serangannya terhadap Gaza, yang semakin memperumit prospek gencatan senjata.

INDONESIA: Pada hari Rabu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan dukungan atas RUPIAH diperlukan untuk membantu menurunkan biaya impor, terutama harga makanan. Hari ini akan dipantau data Neraca Pembayaran untuk kuartal 2.

Corporate News
OTMA: Butuh Modal, Oto Multiartha Bidik Dana Melalui Penawaran Umum Obligasi IDR 700 Miliar
PT Oto Multiartha atau OTMA, perusahaan pembiayaan milik PT Bank BTPN Tbk (BTPN) dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA), berencana melakukan penawaran umum Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2024 dengan jumlah pokok sebesar IDR 700 miliar. Masa penawaran umum obligasi akan berlangsung pada 28-30 Agustus 2024. Distribusi obligasi akan dilaksanakan pada 4 September 2024 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 September 2024. Obligasi tersebut merupakan bagian dari penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan I Oto Multiartha, dengan target dana yang akan dihimpun sebesar IDR 3 triliun. Sebelumnya, pada penerbitan obligasi tahap pertama, Oto Multiartha telah menerbitkan obligasi sebesar IDR 500 miliar. Berdasarkan prospektus, tambahan rencana penawaran umum obligasi yang dumumkan di Jakarta, Senin (19/8), obligasi berkelanjutan I OTMA tahap II/2024 terdiri atas seri A dengan jumlah pokok sebesar IDR 255.270 miliar dengan bunga tetap 6.55% per tahun berjangka waktu 370 hari. Kemudian, seri B sebesar IDR 114.705 miliar dengan tenor tiga tahun memiliki bunga tetap 6.90% per tahun. Selanjutnya, terdapat seri C senilai IDR 330.035 miliar berjangka waktu lima tahun, dengan bunga tetap sebesar 7.10% per tahun. (Kontan)

Domestic Issue
Pemerintah Akan Lelang SBSN Minggu Depan, Targetnya Segini
Pemerintah akan melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa, 27 Agustus 2024. Seri SBSN yang akan dilelang adalah seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara – Syariah) dan PBS (Project Based Sukuk) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024. Mengutip keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, seri SBSN yang akan dilelang tersebut antara lain; SPNS 03032025, SPNS 29052025, PBS032, PBS030, PBSG001, PBS004, dan PBS038. Lebih rinci, SPNS 03032025 dan SPNS 29052025 punya imbalan diskonto. Kemudian PBS032 sebesar 4.875%, PBS030 sebesar 5.875%. Selain itu,PBSG001 sebesar 6.625%, PBS004 sebesar 6.1%, dan PBS038 sebesar 6.875%. Dari lelang itu, pemerintah menetapkan target indikatif IDR 8 triliun. Adapun pada lelang ini kembali ditawarkan seri PBSG001 yang merupakan seri green sukuk yang ditawarkan melalui lelang di pasar perdana domestik. (Emiten News)

Recommendation
US10YT merencanakan sesuatu pergerakan setelah munculnya candle DOJI di area Support, dengan indikasi RSI positive divergence. ADVISE : antisipasi technical rebound pada yield (= potensi pullback pada harga) ke resistance terdekat : yield 3.86% – 3.92%.

ID10YT dalam trend turun menuju TARGET : yield antara 6.57% sampai 6.53% yang merupakan level terendah bulan Februari lalu. ADVISE : anticipate limited upside potential pada harga.

Download full report HERE.