Today’s Outlook:

MARKET AS: Para investor memilih untuk berhati-hati sehari sebelum pidato Federal Reserve Chairman Jerome Powell di simsposium Jackson Hole yang akan berakhir tanggal 24 Aug. Pasar secara luas mengharapkan Powell untuk menegaskan kembali sikap dovish bank sentral, yang membuka jalan bagi pemotongan suku bunga pada bulan September, meskipun belum jelas apakah pimpinan The Fed ini akan secara eksplisit memberikan sinyal pemotongan pada bulan September. Masih nada yang sama, Presiden Fed Kansas City Jeffrey Schmid mengatakan dia perlu melihat lebih banyak data ekonomi sebelum mendukung keputusan apa pun untuk mulai mengurangi suku bunga.

INDIKATOR EKONOMI: Data yang dirilis pada hari Kamis sebelumnya menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran naik 4.000 menjadi 232.000 pada pekan terakhir, menambah kekhawatiran tentang pendinginan pasar tenaga kerja AS. Hal ini mengikuti revisi data Payroll pada muncul hari Rabu, di mana ekonomi AS menciptakan 818.000 lebih sedikit pekerjaan daripada yang dilaporkan sebelumnya dalam periode 12 bulan hingga Maret 2024. Pertumbuhan aktual ini hampir 30% lebih rendah dari yang dilaporkan awalnya, di mana revisi total payroll tersebut menjadi yang terbesar sejak 2009. Menambah kekhawatiran tentang ekonomi, aktivitas manufaktur menurun lebih dari yang diharapkan, walaupun untung saja masih di-back-up oleh sektor jasa sehingga secara keseluruhan S&P GLOBAL US COMPOSITE PMI masih mampu menguat di wilayah ekspansif. Pertumbuhan pasar perumahan juga meningkat di mana EXISTING HOME SALES (Jul) tercatat 3.95 juta, lebih tinggi dari prediksi & previous period. Analis di Citi mengatakan mereka melihat pengurangan sebesar 50 bps sebagai skenario dasar mereka untuk bulan September, terutama setelah FED MEETING MINUTES yang dirilis pada hari Rabu kemarin menunjukkan lebih banyak pejabat bank sentral yang condong ke arah suku bunga yang lebih rendah. Bicara mengenai pasar property, data NEW HOME SALES (Jul) adalah yang ditunggu-tunggu nanti malam sekitar jam 21.00WIB.

MARKET ASIA & EROPA: Data PMI bertebaran seantero global, dimulai kemarin dari JEPANG yang laporkan kedua sektor baik manufaktur maupun jasa berhasil bertumbuh di bulan Aug daripada bulan sebelumnya. Namun keadaan yang sebaliknya malah terjadi di JERMAN, menyebabkan Composite PMI mereka semakin terjerembab di angka kontraksi. Kondisi manufaktur yang melemah juga terjadi di EUROZONE namun mereka terbantu oleh menguatnya sektor jasa, oleh karena itu Composite PMI masih bisa tumbuh di wilayah ekspansif. Juara dari semuanya adalah INGGRIS yang mencatatkan pertumbuhan ekspansif di seluruh sektor, baik manufaktur maupun jasa. Spesifik di benua ASIA, bank sentral KOREA SELATAN menetapkan suku bunga tetap tak berubah di level 3.50% as expected. Pagi ini telah keluar angka NATIONAL CPI (Jul) dari Jepang yang mana Inflasi Inti menguat sesuai ekspektasi ke tingkat 2.7% yoy.

KOMODITAS: Harga MINYAK naik lebih dari 1% pada hari Kamis, karena ekspektasi penurunan suku bunga AS dalam beberapa minggu mendatang memicu pemulihan harga setelah 4 hari penurunan. Futures minyak mentah BRENT ditutup naik 1,54%, menjadi USD 77,22 / barel, sedangkan US WTI naik 1,5%, menjadi USD 73,01. US DOLLAR jatuh baru-baru ini di tengah kekhawatiran mengenai melemahnya ekonomi, yang mendukung minat beli pembeli minyak dari negara non-AS. Di Timur Tengah, militan Houthi yang bersekutu dengan Iran terus menyerang kapal komersial internasional sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina dalam perang antara Israel dan Hamas. Sebuah kapal tanker minyak berbendera Yunani yang membawa 150.000 ton minyak mentah yang dievakuasi oleh awaknya setelah diserang di Laut Merah kini menimbulkan bahaya lingkungan, demikian menurut laporan angkatan laut Uni Eropa “Aspides” yang ditempatkan di Laut Merah.

Corporate News
BFIN: BFI Finance Tawarkan Obligasi IDR 600 Miliar, Cek Jadwalnya
PT. BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) menawarkan obligasi berkelanjutan VI tahap I tahun 2024 dengan jumlah pokok IDR 600 miliar. Dalam prospektus ringkasnya Kamis (22/8) manajemen BFIN menyebutkan Obligasi ini merupakan bagian dari Obligasi berkelanjutan VI dengan target dana yang akan dihimpun sebesar IDR 6 triliun. Obligasi yang ditawarkan terdiri dari 3 seri namun belum ditentukan besarannya dan bunganya serta berjangka waktu 370 Hari Kalender sejak Tanggal Emisi  untuk Seri A dan berjangka waktu 2 tahun untuk seri B serta seri C berjangka waktu 3 tahun sejak Tanggal Emisi. Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan Perseroan seluruhnya untuk modal kerja berupa pembiayaan investasi, modal kerja dan multi guna (selain pembiayaan berbasis syariah) sebagaimana yang ditentukan oleh ijin yang dimiliki Perseroan berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Fitch Rating Indonesia memberikan peringkat idAA- untuk obligasi ini dimana penjamin pelaksana emisi obligasi adalah PT BCA Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk dan PT. Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) bertindak sebagai wali amanat. Masa penawaran awal akan berlangsung pada 22 Agustus dan 4 September 2024 dan masa penawaran umum pada 18 hingga 22 September 2024 sementara itu tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik 25 September 2024 dan pencatatan Obligasi di BEI pada tanggal 26 September 2024. (Emiten News)

Domestic Issue
Pemerintah Akan Lelang SBSN Minggu Depan, Targetnya Segini
Pemerintah akan melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa, 27 Agustus 2024. Seri SBSN yang akan dilelang adalah seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara – Syariah) dan PBS (Project Based Sukuk) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024. Mengutip keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, seri SBSN yang akan dilelang tersebut antara lain; SPNS 03032025, SPNS 29052025, PBS032, PBS030, PBSG001, PBS004, dan PBS038. Lebih rinci, SPNS 03032025 dan SPNS 29052025 punya imbalan diskonto. Kemudian PBS032 sebesar 4.875%, PBS030 sebesar 5.875%. Selain itu,PBSG001 sebesar 6.625%, PBS004 sebesar 6.1%, dan PBS038 sebesar 6.875%. Dari lelang itu, pemerintah menetapkan target indikatif IDR 8 triliun. Adapun pada lelang ini kembali ditawarkan seri PBSG001 yang merupakan seri green sukuk yang ditawarkan melalui lelang di pasar perdana domestik. (Emiten News)

Recommendation
US10YT menciptakan candle hijau tepat setelah candle DOJI yang muncul di area Support yield 3.816% – 3.78%. Persiapan menembus Resistance MA10 atau yield 3.87% akan sangat ditentukan oleh komentar Fed Chairman Jerome Powell pada simposium Jackson Hole tanggal 23Aug ini. Jika ada penguatan lebih lanjut , maka diperkirakan akan menguji level yield : 3.93% / 4.0%.

ID10YT dalam usaha uji Resistance bermaksud untuk mencoba mendobrak kembali Resistance 6.67% yang sekarang tepat menghadang. Penembusan level ini akan membawa yield ID10YT kembali hadapi MA10 atau yield 6.708%. Sebaliknya, kegagalan yield untuk maju naik maka akan menyeretnya kembali turun ke arah target bottom : 6.55% – 6.53%.

Download full report HERE.