Today’s Outlook:
Pasar saham AS jatuh di atas 1% pada Selasa (02/05/23) dipicu oleh rontoknya saham-saham perbankan sebagai imbas dari timbulnya krisis sektor keuangan terbaru menyusul kabar dibelinya aset First Republic Bank oleh JPMorgan ; seraya para investor menerka-nerka seberapa besar Federal Reserve segera akan menaikkan suku bunga pada keputusan FOMC Meeting yang bisa disaksikan Kamis dini hari jam 01.00 WIB. The Fed diprediksi akan menaikkan Fed Fund Rate sebesar 25bps, dan para pelaku pasar gelisah menunggu adanya sinyal apakah ini akan merupakan kenaikan terakhir dari bank sentral; ataukah masih ada rencana kenaikan selanjutnya menilai tingkat Inflasi mereka masih jauh dari target 2%. Harga minyak mentah dunia jatuh lebih dari 5% di tengah kekuatiran para pelaku pasar atas kemungkinan gagal bayar utang AS serta perkiraan kenaikan suku bunga AS & Eropa pekan ini. Harga emas global naik tajam membuatnya kembali bertengger di atas level psikologis USD2000 / troy ounce menimpali komentar Menteri Keuangan Janet Yellen yang mengatakan bahwa pemerintah AS bisa tidak beroperasi pada tanggal 1June apabila penambahan batas atas utang tidak segera disetujui oleh parlemen.

Sentimen negatif di pasar AS akhirnya menulari para investor Indonesia terkait krisis perbankan yang tengah melanda AS, seolah menutupi sentimen positif dari dalam negeri yaitu rilis tingkat Inflasi Indonesia (Apr.) yang berhasil kembali melandai ke posisi 4.33% yoy (vs 4.97% bulan Mar.) walaupun di tengah festive season bulan Ramadhan. Inflasi Inti juga sukses menjinak ke level terendah 10bulan yaitu 2.83% yoy (vs 2.94% bulan Mar.) , yang juga sama2 lebih rendah dari forecast. Sementara itu, S&P Global Indonesia Manufacturing PMI (Apr.) kian ekspansif ke level 52.7 (vs 51.9 bulan sebelumnya) , menandakan sudah 20bulan berturut-turut terdeteksi adanya pertumbuhan aktivitas pabrikan . Bank Sentral Korea Selatan dan Indonesia menandatangani perjanjian kerjasama (Memorandum of Understanding) untuk bekerjasama mempromosikan mata uang kedua pihak melalui transaksi bilateral, seperti dalam transaksi neraca berjalan dan investasi langsung. Kerja asama ini diharapkan akan bisa membantu pelaku bisnis dari kedua negara dengan mengurangi biaya transaksi dan meminimalisir eksposure atas resiko volatilitas mata uang. Di benua lain, Reserve Bank of Australia memutuskan untuk menaikkan suku bunga 25bps ke tingkat 3.85% , menghapuskan harapan pelaku pasar akan adanya pengereman laju suku bunga atas kenaikan yang sudah ke 11 kalinya dalam setahun ini.

Corporate News
Rating BBB-, Kupon Obligasi PGEO Capai 5,15% Penerbitan surat utang luar negeri PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) bakal ditawarkan dengan bunga tinggi, pasalnya rating obligasi PGEO dari Fitch Ratings berada diperingkat BBB-. Assistant Vice President Fixed Income RHB Sekuritas Adra Wijasena mengatakan perseroan harus memasang kupon obligasi lebih tinggi akibat peringkat obligasi BBB- dari Fitch Ratings yang merupakan investment grade paling rendah. Seperti diketahui, PGEO berencana menerbitkan surat utang berwawasan hijau alias green bonds di luar wilayah Indonesia sebesar US$400 juta atau sekitar IDR 6 T dengan kupon 5,15 persen per tahun yang jatuh tempo pada tahun 2028. (IDX Channel)

Domestic Issue
Pefindo Catat Mandat Pemeringkatan Surat Utang IDR 60,2 Triliun Meski kenaikan suku bunga sudah cukup melandai, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengantongi mandat pemeringkatan surat utang korporasi senilai IDR 60,22T di kuartal I 2023. Berdasarkan institusi, perusahaan swasta mendominasi mandat yang diterima Pefindo dibandingkan dengan BUMN. Kepala Divisi Pemeringkatan Korporasi Pefindo, Niken Indriarsih menyampaikan bahwa jumlah mandat yang diterima untuk swasta mencapai IDR 32,17T, sedangkan untuk BUMN mencapai IDR 28,05 T. Lebih lanjut, dia mengatakan sektor industri bubur kertas dan tissue (pulp & paper), serta multifinansial cenderung menerbitkan surat utang untuk kebutuhan modal kerja maupun ekspansi. Selain itu, penerbitan surat utang juga dilakukan untuk melakukan refinancing utang yang akan jatuh tempo. (Okezone)

Recommendation
US10YT malah Kembali turun menembus rangkaian Support MA10 & MA20, menjadikan level yield 3.477-3.484% sebagai Resistance terdekat saat ini. US10YT jadi harus berbalik Uji Support trendline minor time-frame di sekitar 3.413%. ADVISE : Buy on Weakness ; Average UP accordingly. TARGET : 3.590% / 3.613-3.644%. Setali tiga uang pada ID10YT yang berpotensi yield menguji Support dari level previous Low sekitar 6.502-6.478%. ADVISE : Buy on Weakness. TARGET : 6.611% / 6.672%.

Download full report HERE.