-GOVERNMENT BONDS-
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), optimisme konsumen dari indikator Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) April 2021 yang sebesar 101,5. Angka ini naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 93,4. Kepercayaan konsumen berangsur membaik setelah dalam 1 tahun terakhir berada dalam zona pesimistis. Yield Surat Utang Negara (SUN) FR0087 berada di level 6,40% berdasarkan data NHKSI Sekuritas Indonesia. Sementara itu, yield UST kembali mengalami kenaikan pada perdagangan akhir pekan lalu atau di tutup di level 1,574%. Pergerakan yield UST dipicu data ketenagakerjaan AS yang mengumumkan terdapat 266.000 tenaga kerja baru pada April dengan angka pengangguran 6,1%.

-CORPORATE BONDS-
Kupon Obligasi Adhi Commuter Properti Hingga 11%. Adhi Commuter Properti (ACP), anak usaha Adhi Karya Tbk (ADHI), akan menerbitkan surat utang, atau Obligasi I Adhi Commuter Properti Tahun 2021 sebanyak-banyaknya IDR 500 miliar. Perseroan mematok kupon obligasi 10,5% – 11%. Adhi Commuter Properti akan mengeluarkan obligasi dalam dua seri. Pertama, Obligasi Seri A dengan jumlah yang ditawarkan IDR 328 miliar dengan kupon 10,5% per tahun yang berjangka waktu 367 hari kalender sejak tanggal emisi. Kedua, Obligasi Seri B dengan jumlah yang ditawarkan IDR 9 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 11% per tahun yang berjangka waktu tiga tahun sejak tanggal emisi. Sementara itu, sisa dari jumlah obligasi yang ditawarkan sebanyak-banyaknya sebesar IDR 163 miliar pada Obligasi Seri A dan Seri B akan dijamin secara kesanggupan terbaik. (Investor Daily)

-MACROECONOMY-
Tarif PPN Akan Naik Tahun Depan. Pemerintah berencana akan meningkatkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) tahun depan. Selain untuk mengejar target penerimaan negara 2022, pemerintah mengkaji penerapan tarif PPN dalam dua skema. Pertama, single tarif PPN. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 tentang PPN dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) tarif PPN berada direntang 5% hingga 15%. Makanya aturan saat ini tarif PPN sebesar 10%. Kedua, multitarif PPN, yaitu tarif PPN berdasarkan barang regular dan barang mewah. Untuk bisa menerapkan mekanisme ini maka pemerintah perlu merevisi UU 46/2009. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Wait and See Jelang Libur Panjang. Investor cenderung bersikap wait and see, seiring hari ini adalah hari terakhir jelang libur panjang Idul Fitri. Pelaku pasar dapat tetap mencermati SUN seri benchmark FR0086, FR0087, FR0088, dan FR0083. Adapun, hari ini tidak terdapat lelang SUN, dan baru akan ada lelang pada tanggal 25 Mei mendatang. Sementara itu, nilai tukar rupiah menguat 0,6% ke level IDR 14.195/USD kemarin. Di awal perdagangan, rupiah sempat terapresiasi 1,12% ke level IDR 14.120/USD, atau level terkuat sejak akhir Februari lalu.