-GOVERNMENT BONDS-
Pasar Surat Utang Negara (SUN) ditutup mixed setelah Joe Biden resmi menjadi Presiden Amerika Serikat (AS). Pergerakan pasar kemarin, juga di tengah keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuannya. Tercatat SUN tenor pendek mengalami kenaikan harga, mengindikasikan sejumlah investor lebih nyaman berinvestasi pada obligasi tenor pendek ketimbang aset jangka menengah dan panjang. Pelaku pasar juga merespon keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan 3,75%, dan juga memberikan outlook di tahun 2021. BI proyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2021 dalam range 4,8%-5,8%; Current Account Deficit (CAD) diperkirakan 1,2% dari PDB pada 2021; perkiraan inflasi 2021 berada pada kisaran 2%-4%; penurunan suku bunga kredit perbankan diproyeksikan berlanjut di 2021; BI masih membeli Surat Berharga Negara (SBN) pemerintah di pasar perdana pada 2021 sebagai bentuk Burden Sharing; dan BI melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif.

-CORPORATE BONDS-
PTPP Merencanakan Penerbitan Obligasi IDR 2 Triliun. PT PP (Persero) Tbk (PTPP) akan menerbitkan obligasi guna mendanai kembali (refinancing) surat utang perseroan yang akan jatuh tempo pada tahun ini. Saat ini perseroan tengah memproses emisi obligasi baru kurang lebih IDR 2 triliun. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia, obligasi PTPP itu akan jatuh tempo pada 6 Juli 2021 yaitu Obligasi Berkelanjutan II PTPP Tahap I Tahun 2018 Seri A senilai IDR 1,04 triliun. Sebagai catatan, PTPP menganggarkan belanja modal senilai IDR 6,2 triliun pada tahun ini dengan 37% akan dipakai untuk proyek pengembangan jalan tol. (Bisnis Indonesia)

-MACROECONOMY-
Bank Indonesia Pertahankan BI 7-DRRR di Level 3,75%. Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7-DRRR) di level 3,75% dalam Rapat Dewan Gubernur BI Januari 2021. Bank sentral juga menahan suku bunga deposit facility di level 3% dan suku bunga lending facility sebesar 4,5%. Keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan dalam rangka upaya bersama untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. BI juga terus memperkokoh pemulihan ekonomi nasional lewat lima langkah kebijakan. Pertama, pembukaan sektor-sektor produktif. Kedua, akselerasi stimulus fiskal oleh pemerintah. Ketiga, penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan maupun penawaran. Keempat, stimulus moneter dan makroprudensial yang telah digulirkan. Kelima, percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya pengembangan UMKM. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Investor Sudah Antisipasi Keputusan BI. Perdagangan akhir pekan ini, pasar SUN berpeluang bergerak bervariasi dengan potensi penguatan nilai tukar rupiah. Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali hingga 8 Februari mendatang, menjadi sentimen domestik akhir pekan. Perpanjangan PPKM ini dapat menghambat laju pemulihan ekonomi Indonesia, memberikan sentimen negatif bagi pasar domestik. Di sisi lain, segera cairnya stimulus fiskal senilai USD 1,9 triliun setelah Partai Demokrat menguasai DPR dan Senat AS memberikan sentimen positif bagi penguatan nilai tukar rupiah.