Today’s Outlook:
MARKET SENTIMENT: Pasar digerakkan oleh sentimen laporan JOLTS JOB OPENING yang menjelaskan lowongan pekerjaan turun lebih dari yang diharapkan pada bulan Juli menjadi 7,67 juta dari 7,91 juta (yang direvisi turun) pada bulan Juni, pun lebih rendah dari 8,09 juta yang diharapkan oleh para ekonom. mendorong rasio lowongan pekerjaan terhadap pengangguran menjadi 1,07 banding 1, di bawah tingkat sebelum pandemi. Laporan ini semakin membuktikan pemikiran bahwa pasar tenaga kerja tidak hanya lebih longgar daripada sebelum pandemi tetapi terus melandai dan sekarang berpotensi pada laju penurunan yang lebih cepat, demikian disimpulkan oleh Citi. Pelaku pasar kian nervous menyambut Nonfarm Payroll AS (Aug) pada hari Jumat mendatang, (di mana diramalkan ekonomi menambah 164 ribu pekerjaan pada bulan Aug) yang diharapkan akan memainkan peran penting dalam keputusan Federal Reserve tentang apakah akan menerapkan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin, atau 50 bps, pada FOMC MEETING tanggal 18 September. Kemungkinan pivot sebesar 50 basis poin (bps) telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir, menurut survey dari kontrak berjangka Fed Fund Rate 30-Hari CME Group. Probabilitas penurunan suku bunga target dari suku bunga saat ini 5,25 – 5,50% menjadi 4,75 – 5,00% sekarang berada pada angka 48%, peningkatan yang signifikan dari probabilitas hari sebelumnya sebesar 42% dan probabilitas minggu lalu yang hanya 36%. Sementara itu, potensi penurunan suku bunga sebesar 25 bps dari suku bunga saat ini telah menurun. Probabilitas saat ini untuk penurunan suku bunga sebesar 25 bps kini berada di angka 52%, menurun dari probabilitas hari sebelumnya sebesar 58% dan probabilitas minggu lalu sebesar 64%. Obligasi pemerintah AS berjangka 2 tahun, yang sensitif terhadap kebijakan Fed, turun lebih dari 12 basis poin menjadi 3,766% setelah lowongan pekerjaan turun lebih dari yang diharapkan. Satu lagi laporan yang juga sama menyiratkan perlambatan ekonomi AS yaitu Beige Book Federal Reserve yang dirilis Rabu kemarin, menyatakan bahwa aktivitas ekonomi melambat di lebih banyak distrik yang tertekan oleh melemahnya belanja konsumen dan aktivitas manufaktur.
MARKET ASIA: Para investor di Asia tengah bersiap menghadapi gelombang rilis data ekonomi papan atas pada hari Kamis, seiring mereka terus mencerna turbulensi pasar minggu ini yang dipicu oleh kekhawatiran bahwa ‘soft landing’ ekonomi AS yang diharapkan dapat berakhir pada sesuatu yang jauh lebih buruk. Angka JOLTS JOB OPENINGS yang jatuh ke titik terendah 3,5 tahun diartikan sebagai sinyal lain bagi investor untuk menjual saham, membeli obligasi, dan memposisikan diri untuk pemotongan suku bunga AS yang lebih besar . BofA Securities menyatakan bahwa klien mereka menjadi penjual bersih saham AS pada minggu terakhir bulan Agustus, di mana tercatat outflow sebesar USD 8,0 miliar di mana penjualan paling banyak terjadi pada sektor Teknologi, menandai eksodus mingguan terbesar sejak akhir tahun 2020 di tengah ketidakpastian ekonomi. Ini adalah minggu kedua berturut-turut penjualan bersih, dengan klien menjual saham tunggal dan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF). Arus keluar ini memengaruhi saham berkapitalisasi besar, menengah, dan kecil, demikian catatan BofA pada hari Rabu kemarin . Totalan pelonggaran kebijakan moneter The Fed diperkirakan bisa sampai sebesar 225 bps pada akhir tahun depan. Itu adalah tingkat pelonggaran kebijakan yang secara historis konsisten dengan resesi. Untuk pasar Asia dan negara berkembang, penurunan imbal hasil AS dan melemahnya Dollar sering kali merupakan sinyal positif. Namun tidak demikian jika hal itu mencerminkan potensi resesi di masa mendatang. Tanda-tanda perlambatan semakin meningkat. Imbal hasil US TREASURY berdurasi 2 tahun mencapai titik terendah sejak Mei tahun lalu, minyak mentah BRENT mencapai titik terendah tahun ini dan turun 8% minggu ini, dan imbal hasil obligasi CHINA berdurasi 10 tahun kembali mendekati rekor terendah terbarunya. Dari sisi mata uang Asia: RINGGIT MALAYSIA dalam beberapa minggu terakhir didapuk sebagai mata uang Asia dengan kinerja terbaik tahun ini. Hal ini membantu mengendalikan inflasi, dan dengan meningkatnya volatilitas global dan The Fed yang akan memangkas suku bunga AS, MYR dapat bertahan naik lebih lama. Keputusan suku bunga bank sentral Malaysia, berbarengan dengan rilis PDB Korea Selatan (Q2, direvisi) akan menyita perhatian para pelaku pasar hari ini. Mata uang Asia lain yang menguat adalah YEN JEPANG, didukung penutupan posisi Yen carry-trade dan mata uang tersebut memenuhi peran tradisionalnya sebagai safe haven bagi investor di masa sulit. Yen naik sekitar 1% terhadap Dollar untuk hari kedua pada hari Rabu, dan dapat memasuki kisaran perdagangan baru yang lebih kuat.
Rupiah : RUPIAH yang masih nyaman di bawah 15500 / USD setia menyediakan buffer positif ke pasar ekuitas. NHKSI RESEARCH mengingatkan para investor / trader bahwa walaupun trading opportunities masih tersedia di market, cermati rotasi sektor dan tetap jangan lengah untuk terus menerapkan Trailing Stop karena gamangnya posisi indeks market regional, terlebih di pekan ini yang mengandung banyak data ekonomi sensitif.
Corporate News
Pefindo Tegaskan Peringkat INPP Stabil, Sebabnya Ini
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA- dengan prospek stabil untuk PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP). Penegasan peringkat ini disampaikan dalam laman Ikhtisar Peringkat Pefindo pada 3 September 2024. Peringkat ini mencerminkan pendapatan berulang INPP yang stabil, posisi pasar yang baik dengan kualitas aset yang solid, serta kekuatan merek jaringan hotel yang dimiliki perusahaan. Pefindo menjelaskan bahwa peringkat ini juga dipengaruhi oleh profil keuangan perusahaan yang moderat, risiko yang terkait dengan proyek-proyek masa depan, dan paparan terhadap gangguan perjalanan yang disebabkan oleh peristiwa tak terduga. (Emiten News)
Domestic Issue
Kemenkeu: Pemda perlu terbitkan obligasi guna percepat pembangunan
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyampaikan pemerintah daerah (pemda) perlu untuk menerbitkan obligasi sebagai salah satu cara mempercepat pembangunan infrastruktur di daerah. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan (Ditjen PK) Kemenkeu Lucky Alfirman menyampaikan bahwa penerbitan obligasi daerah dapat menjadi alternatif pembiayaan yang efektif, terutama di tengah keterbatasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). “Selama ini pembangunan infrastruktur khususnya itu sering kali tergantung atau dibiayai dari sumber pembiayaan sifatnya tradisional. Daerah itu sangat tergantung dukungan dari pemerintah pusat dalam bentuk transfer ke daerah. Jadi itu sumber utamanya yang dipakai untuk membangun daerahnya,” kata Lucky pada kegiatan seminar pembiayaan kreatif infrastruktur daerah di Bandung, Rabu. Lucky mengungkapkan penerbitan obligasi daerah juga dapat mengurangi ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat dalam membangun infrastruktur di daerah melalui APBD. Dengan penerbitan obligasi tersebut, kata dia, sejalan dengan upaya pemerintah daerah untuk mengejar ketimpangan anggaran infrastruktur yang diperkirakan cukup besar. Sementara itu apabila hanya mengandalkan melalui dana APBD maka sulit bagi pemerintah daerah untuk mencapai target anggaran yang dibutuhkan. Lebih lanjut, Lucky mengatakan penerbitan obligasi daerah ini lebih ditujukan bagi daerah yang memiliki keterbatasan fiskal. Sedangkan daerah memiliki fiskal yang tinggi diharapkan untuk membuat dana abadi daerah. (Antara News)
Recommendation
US10YT : dihadapkan pada pertaruhan apakah harus menjebol Support lower channel pada yield 4.20% , ataukah mampu lakukan rebound yang telah diisyaratkan oleh RSI positive divergence. First Resistance : MA10 pada yield 4.312%, disusul MA20 / yield 4.387%. ADVISE : WAIT & SEE ke mana gerakan yield sebelum menentukan tindakan pada harga.
ID10YT : telah mencapai TARGET naik dengan sangat akurat pada yield 7.325%, dan berakhir dengan candle serupa SHOOTING STAR di area Resistance, ditimpali pula oleh RSI negative divergence ; suggesting kemungkinan pullback segera. ADVISE : antisipasi naiknya harga dalam waktu dekat.
Download full report HERE.