Today’s Outlook:
Imbal hasil US Treasury naik karena investor tetap berpegang pada pandangan bahwa Federal Reserve akan mampu menciptakan pendaratan yang lunak bagi ekonomi AS.
MARKET SENTIMENT: Di AS, data pada hari Rabu menunjukkan penjualan rumah baru (New Home Sales) turun pada bulan Agustus, menyusul data pada hari Selasa yang menunjukkan kepercayaan konsumen (Consumer Confidence) AS turun paling banyak dalam 3 tahun terakhir di bulan September , menambah kekhawatiran tentang sulitnya mencari lowongan pekerjaan saat ini (sama seperti kondisi di Sept 2001, di mana ekonomi AS berada pada resesi). Mendekati akhir bulan ini , analis CITI Group memperkirakan hanya akan ada penambahan 70ribu pekerjaan baru di data Payroll bulan ini, turun banyak dari angka sebelumnya. Unemployment Rate juga akan berada di sekitar 4.3%, bahkan tak tertutup kemungkinan menyentuh 4.4%. Dengan demikian, mereka mengharapkan The Fed akan semakin dovish lagi dengan potong suku bunga 50bps juga di bulan November . Secara survey Fed Fund Rate, para trader sekarang memperkirakan peluang 59% untuk pemangkasan 50 basis poin pada FOMC MEETING 7 November, naik dari 37% seminggu yang lalu, dan kemungkinan 41% atas pemotongan 25 basis poin, menurut CME FedWatch. WHAT TO EXPECT: Hari ini para investor akan mengamati angka Durable Goods Orders (Aug), bacaan final US GDP 2Q yang diprediksi berada sekitar 3.0% qoq, serta Initial Jobless Claims mingguan. Indikator ekonomi penting PCE PRICE index akan menyusul dirilis pada hari Jumat esok.
CURRENCY & FIXED INCOME:
– YUAN CHINA menghapus keuntungan sebelumnya sehari setelah bank sentral China menggelar stimulus terbesar sejak pandemi untuk menarik ekonomi keluar dari deflasi dan kembali menuju target pertumbuhan pemerintah. US Dollar terakhir naik 0,33% pada 7,033 Yuan dalam perdagangan luar negeri; setelah sebelumnya sempat mencapai 6,9952, terkuat sejak Mei 2023. US DOLLAR pulih dari posisi terendah 14 bulan terhadap Euro dalam perdagangan yang fluktuatif. EURO terakhir turun 0,41% di USD 1,1134 setelah sebelumnya mencapai USD 1,1214, tertinggi sejak Juli 2023. DOLLAR INDEX (DXY) naik 0,68% menjadi 100,91 setelah sebelumnya turun ke level 100,21, menyamai posisi terendah sejak 18 September, terlemah sejak Juli 2023. Alhasil US DOLLAR menguat 1,03% menjadi 144,68 YEN JEPANG dan mencapai 144,75, tertinggi sejak 3 September.
– Di pasar OBLIGASI, YIELD US TREASURY tenor 10 tahun terakhir diperdagangkan naik 4.9 basis poin menjadi 3.784%. Sejak pemotongan suku bunga pada 18 September, imbal hasil 10 tahun telah naik sekitar 3 basis poin. KOMODITAS: Harga MINYAK turun karena kekhawatiran gangguan pasokan di LIBYA mereda, mengesampingkan kenyataan terjadi penurunan besar pada US Crude Oil Inventories. Jumlah barrel minyak komersial yang disimpan oleh para perusahaan minyak AS lenyap 4.471 juta barrel selama sepekan terakhir, jauh lebih banyak dari perkiraan hilangnya 1.3 juta barrel. Tetap saja harga US WTI turun USD 1,87 menjadi ditutup pada USD 69,69 / barel dan BRENT turun menjadi USD 73,46 / barel, turun USD 1,71 pada hari itu. Di komoditas lain, EMAS naik ke rekor tertinggi karena ekspektasi pemotongan suku bunga besar lanjutan oleh The Fed mendukung reli emas batangan. Harga spot emas naik 0,2% menjadi USD 2.662,00 / ons, setelah sempat mencapai rekor tertinggi USD 2.670,43.
Corporate News
MFIN: BI Rate Turun, Mandala Finance Tak Ada Rencana Rilis Obligasi pada Paruh Kedua
Perusahaan multifinance PT Mandala Multifinance Tbk. atau Mandala Finance (MFIN) tidak ada rencana untuk mengumpulkan dana melalui penerbitan obligasi pada paruh kedua tahun ini. Termasuk ketika suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate turun 25 basis poin (bps) ke level 6%. Di tengah penurunan suku bunga obligasi berpotensi menghasilkan return yang lebih tinggi, sehingga banyak investor yang tertarik dengan instrumen tersebut. “Pada periode kuartal III dan IV pada 2024, Mandala tidak berencana untuk menerbitkan obligasi,” kata Managing Director Mandala Finance Christel Lesmana kepada Bisnis, pada Rabu (25/9/2024). Christel menyebut pihaknya akan secara aktif memonitor efek penurunan bunga selama beberapa bulan ke depan hingga awal 2025. Pihaknya juga akan memantau kondisi pasar dengan cermat untuk melakukan strategi pendanaan yang paling optimal sesuai kebutuhan perusahaan. Hingga saat ini, sumber pendanaan Mandala Finance mayoritas berasal dari perbankan, dana internal kas, serta melalui penerbitan surat berharga. (Bisnis)
Domestic Issue
Investor Asing Berburu SBN Usai The Fed Agresif Pangkas Suku Bunga
Surat Utang Negara (SUN) Indonesia kembali menjadi perburuan usai suku bunga acuan dipangkas. Terlebih, pemotongan suku bunga The Fed yang lebih agresif daripada Bank Indonesia (BI) menjadikan selisih imbal hasil surat utang jadi lebih menarik. Chief Dealer Fixed Income & Derivatives PT Bank Negara Indonesia (BNI) Fudji Rahardjo menilai, dana asing mengalir deras ke pasar surat utang tanah air baru-baru ini didorong oleh keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI). Selain itu, investor asing ramai membeli SUN karena melihat terkendalinya inflasi Indonesia, yang bahkan dalam beberapa bulan terakhir mengalami deflasi. Faktor ini turut mendorong ekspektasi penurunan suku bunga dalam negeri lebih lanjut.Fudji melihat bahwa yield Indonesia masih menjadi salah satu yang tertinggi dibandingkan peers negara Asia lainnya. Sehingga, kombinasi data ekonomi dalam negeri yang solid dan yield masih cukup tinggi di tengah tren penurunan suku bunga, masih berpotensi menarik lebih banyak dana asing masuk. Adapun Bank Indonesia mengungkapkan, selama transaksi 17 – 19 September 2024, nonresiden (asing) tercatat beli neto sebesar Rp25,60 triliun. Secara rinci, investor asing beli neto sebesar Rp4,19 triliun di pasar saham, beli neto Rp 19,76 triliun di pasar SBN, serta Rp1,66 triliun di SRBI. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) turut mencatat adanya lonjakan kepemilikan asing di surat utang domestik usai penurunan suku bunga. Per 24 September 2024, dana asing di SBN maupun SBSN menjadi Rp 873,65 triliun daripada Rp 850,28 triliun pada posisi 17 September 2024. Secara historis, Fudji memaparkan bahwa porsi kepemilikan asing di SBN cenderung akan naik, jika kondisi fiskal dan ekonomi dalam negeri cukup baik dan menawarkan yield tinggi. Sehingga, jika kondisi ini mampu dipertahankan oleh pemerintah, maka kepemilikan asing di SBN kedepan akan berpotensi meningkat. (Kontan)
Recommendation
US10YT breaking out downtrend channel this time for real? Perlu ditunggu tutupnya yield US10YT untuk stay di atas 3.75%, agar memantapkan penembusan ini dan membuka jalan menuju TARGET / next Resistance: MA50 / yield 3.88%, up to level psikologis 4.0% lagi. Perlu memperhatikan perkembangan fundamental terkait kebijakan suku bunga demi mengantisipasi ke mana gerakan yield selanjutnya.
ID10YT muncul candle serupa DOJI di area Support, ditemani oleh RSI positive divergence. ADVISE: antisipasi technical rebound pada yield segera, di mana Resistance terdekat adalah: MA10 / 6.51%, disusul MA20 / yield 6.57%. FYI, dua MA tsb berperan sebagai Resistance penting yang menuntun yield turun sejak awal July, jadi break out mereka berdua supposedly akan merupakan suatu breakthrough.
Download full report HERE.