Today’s Outlook:
MARKET AS: Sejumlah indikator ekonomi terbit di hari Selasa kemarin menunjukkan industri jasa AS melambat di bulan Februari seiring turunnya pasar tenaga kerja di sektor tersebut, namun pesanan baru di sektor jasa naik ke titik tertinggi 6 bulan, mengindikasikan kekuatan di sektor tersebut. Hal ini berbanding terbalik dengan US Factory Orders (Jan.) yang anjlok ke titik terendah sejak Juli 2020. Secara keseluruhan, laporan S&P Global Composite PMI mengkonfirmasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di bulan Februari di mana semakin ekspansif ke level 52.5, lebih tinggi dari ekspektasi & previous period. Nanti malam baru akan diumumkan rangkaian pertama dari data tenaga kerja AS: ADP Nonfarm Employment Change, yang memperkirakan ada penambahan 149 ribu pegawai baru di sektor swasta pada bulan Februari (dari 107 ribu di bulan Januari), serta JOLTs Job Openings yang sepertinya akan keluar di angka 8.8 juta lowongan kerja baru di bulan Januari (agak turun dari 9 juta di bulan sebelumnya).
MARKET EROPA : Jerman masih terlihat kesulitan pada industri jasa dan Composite PMI yang menunjukkan trend menurun di bulan Feb, sementara Eurozone menguat di kedua front tsb bahkan HCOB Eurozone Services PMI berhasil masuki wilayah ekspansif di bulan Feb. Di negara lain, PMI Inggris tampak lesu di bawah perkiraan. Eurozone merilis PPI yang masih terjerumus dalam deflasi walau laju penurunan mulai terlihat stagnan. Nanti siang para pelaku pasar akan memantau surplus Trade Balance Jerman dan yang lebih penting adalah pertumbuhan Ekspor Impor mereka selaku negara ekonomi terbesar di Eropa. Hari ini giliran rangkaian data Construction PMI dari sejumlah negara yang akan jadi fokus perhatian para investor.
MARKET ASIA : Korea Selatan telah mengumumkan tingkat CPI bulan Feb di level 3.1% yoy, lebih tinggi dari ekspektasi dan periode sebelumnya.
KOMODITAS : Harga MINYAK turun hampir 1% pada hari Selasa, terbebani oleh keraguan akan pencapaian target pertumbuhan ekonomi China dan menurunnya minat investor dalam mengambil risiko meskipun ada dukungan dari pelemahan dolar AS. Minyak mentah berjangka Brent ditutup turun 0.9%, pada USD 82.04 per = barel, penurunan keempat beruntun. Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 0.8%, menjadi USD 78.15 per barel. Turut memberikan tekanan pada harga, China, importir minyak terbesar di dunia, menetapkan target pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2024 sekitar 5%. Meskipun target ini mirip dengan target tahun lalu dan sejalan dengan ekspektasi para analis, kurangnya rencana stimulus dalam jumlah besar untuk menopang ekonomi negara yang sedang Berjuang ini ternyata mengecewakan para investor. Sentimen risk-off di pasar keuangan yang lebih luas juga memberikan tekanan pada harga. Harga EMAS mencapai rekor tertinggi pada hari Selasa karena meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga AS pada bulan Juni, sementara Wall Street turun karena pelemahan pada saham-saham besar. Memberikan beberapa dukungan pada harga minyak, dolar AS tergelincir karena melemahnya pertumbuhan di sektor jasa. Dolar AS yang lebih murah biasanya mendukung harga minyak dengan mengangkat permintaan dari para investor yang memegang mata uang lainnya. Laporan pertama dari dua laporan inventory AS minggu ini, dari kelompok industri American Petroleum Institute, menunjukkan stok minyak mentah AS naik 423.00 barel dalam pekan yang berakhir pada 1 Maret, jauh lebih kecil daripada kenaikan 2.1 juta barel yang diperkirakan oleh para analis dalam sebuah jajak pendapat Reuters. Data resmi dari Administrasi Informasi Energi AS (EIA) akan dirilis pada hari Rabu pukul 10:30 pagi WIB (1530 GMT). Jika EIA melaporkan peningkatan penyimpanan minyak mentah, ini akan menjadi minggu keenam berturut-turut kenaikan stok minyak di negara itu.
Corporate News
Pefindo Pertegas Peringkat Obligasi Hijau ARKO idA, Ini Penyebabnya Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA(pg) Obligasi Berwawasan Lingkungan I Tahun 2023 Arkora Hydro (ARKO). Instrumen utang itu, dijamin sebagian Indonesia Infrastructure Finance (IIF). Mencakup nilai pokok obligasi secara prorata sekurang-kurangnya 75 persen, pembayaran kupon secara triwulanan sekurang-kurangnya 200 persen, dan biaya keterlambatan pembayaran kupon obligasi dan/atau biaya penalti sekurang-kurangnya IDR 7 miliar. Peringkat instrumen terutama mencerminkan penjaminan sebagian oleh IIF bersifat tanpa syarat, dan tidak dapat ditarik kembali. Di samping profil kredit Arkora mencerminkan pengelolaan operasi secara baik, fleksibilitas keuangan kuat, keuntungan komitmen pemerintah mengembangkan pasokan energi terbarukan. (Emiten News)
Domestic Issue
Hasil Lelang SBSN Selasa (5/3), Penawaran Masuk IDR 17.05 Triliun Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) telah melaksanakan lelang 7 seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan total penawaran yang masuk IDR 17.05 triliun pada Selasa (5/3/2024). Mengacu data DJPPR Kemenkeu, penawaran yang masuk itu melebihi target maksimal yang ditetapkan sebelumnya sebesar IDR 12 triliun untuk mendanai sebagian dari target pembiayaan APBN 2024. Kendati demikian, nominal lelang yang dimenangkan adalah sebesar IDR 7.38 triliun. Dari ketujuh seri SBSN tersebut, ada 2 seri Surat Perbendaharaan Negara-Syariah (SPN-S) dan 5 Project Based Sukuk (PBS). Secara terperinci, seri SPN-S yang telah dilelang yaitu SPNS 03092024 (new issuance) dan SPNS 02122024 (new issuance). Seri SPN-S tersebut memiliki tingkat kupon diskonto dan alokasi pembelian non-kompetitif maksimal 75% dari seluruh lelang yang dimenangkan. Sementara itu, seri Project Based Sukuk yang akan dilelang ditawarkan dalam 5 seri yakni PBS032 (reopening), PBS030 (reopening), PBS004 (reopening), PBS039 (reopening), dan PBS038 (reopening). Seri PBS032 yang jatuh tempo 15 Juli 2026 dengan tingkat kupon 4.87% mendapatkan penawaran tertinggi dari investor sebesar IDR 6 triliun, sedangkan nominal yang dimenangkan sebesar IDR 3.6 triliun. Penawaran tertinggi kedua jatuh pada PBS038 sebesar IDR 2.43 triliun, tingkat kuponnya 6.87% dan jatuh tempo pada 2049. Diikuti seri PBS030 dengan tingkat kupon 6.61%, penawaran masuk sebesar IDR 1.5 triliun. Sementara itu seri SPNS03092024 dan SPNS02122024 mendapatkan penawaran masuk masing-masing IDR 2.11 triliun dan IDR 3.92 triliun. Keduanya memiliki tingkat kupon diskonto. (Bisnis)
Recommendation
US10YT confirm tengah uji support Neckline pola INVERTED HEAD and SHOULDERS dan support MA50 sekitar yield 4.12%. Perlu perjuangan lebih dan sentimen macroeconomics yang mendukung utk yield bisa kembali tembus Resistance MA10 dan MA20 ke atas 4.25%. ADVISE : WAIT & SEE, Speculative Buy.
Sementara itu, ID10YT malah berjaya mencapai titik previous High pada yield 6.75%, dan belum tertutup kemungkinan masih melaju terus utk tutup GAP pada yield 6.80%. ADVISE : let your profit run, set your Trailing Stop.
Download full report HERE.