Today’s Outlook:

MARKET SENTIMENT : Peringatan tarif terbaru Trump pada hari Rabu adalah besaran 25% yang akan difokuskan pada sektor farmasi, chip semikonduktor, otomotif paling cepat pada tanggal 2 April. Hal itu, bersama dengan ancaman lainnya seperti reciprocal tariffs, telah memperburuk kekhawatiran akan eskalasi perang dagang dan membuat investor gelisah.

INDIKATOR EKONOMI : Initial Jobless Claims menunjukkan kenaikan moderat dalam klaim pengangguran mingguan menjadi 219.000 dari 214.000 yang disesuaikan ke atas minggu lalu menunjukkan pasar tenaga kerja AS tetap pada posisi yang baik. Indeks Manufaktur di wilayah Philadelphia anjlok ke level 18.1 pada bulan Feb, dari tingkat 44.3 di bulan sebelumnya. Hari ini akan dirilis angka perkiraan awal PMI all sectors dari S&P Global (Feb) , bersamaan dengan jumlah Existing Home Sales (Jan), serta pandangan terkait ekspektasi Inflasi & sentimen konsumen dari Universitas Michigan yang terkemuka.

MARKET EROPA: Berbicara mengenai Jerman, munculnya deflasi di tingkat produsen mereka untuk bulan Januari sebesar 0.1% mom, meleset dari ekspektasi kenaikan 0.6%. Ekonomi terbesar Eropa itu juga tengah bersiap menghadapi pemilihan umum dadakan pada akhir pekan, menyusul runtuhnya koalisi tiga arah Kanselir Olaf Scholz, dengan para analis mengantisipasi koalisi dua partai yang dipimpin Konservatif. Kebanyakan negara utama di EROPA hari ini juga menunggu data perkiraan awal PMI untuk bulan Feb, ditambah INGGRIS yang menunggu rilis tingkat Retail Sales mereka untuk bulan Jan.

– Obligasi pemerintah UKRAINA jatuh setelah Trump kembali menggoyang ketenangan dunia hari Rabu dengan mencela Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sebagai “diktator” dan mengatakan bahwa ia perlu bergerak cepat untuk mengamankan perdamaian atau berisiko kehilangan negaranya. Para menteri luar negeri dari negara-negara ekonomi teratas G20 bertemu di Afrika Selatan. Para pejabat tinggi AS telah mengabaikan pertemuan itu dan laporan media pada hari Kamis mengatakan bahwa AS telah menentang seruan agresi Rusia pada pertemuan G7 virtual di hari Senin. Para analis mulai melihat bahwa kemungkinan mulai menipis bahwa Trump akan mendorong kesepakatan damai yang memberi Ukraina keamanan jangka panjang, secara beliau terlihat lebih pro kepada pihak Rusia.

– Sesuai prediksi, CHINA menahan suku bunga mereka tetap di level saat ini, 3.60% untuk jangka panjang (5Y), dan 3.10% untuk jk.pendek. Selain National Core CPI JEPANG (Jan) dan au Jibun Bank Services PMI (Feb) , tidak ada data utama yang akan dirilis pada hari Jumat, bukannya tak mungkin pasar Asia tetap dalam mode Wait & See menyusul longsoran Kamis kemarin yang menyebabkan Nikkei Jepang anjlok 1,2% dan indeks Hang Seng Hong Kong terperosok 1,6% ; sedangkan indeks saham unggulan CSI300 Tiongkok hanya turun tipis 0,3% akibat AI China, DeepSeek.

KOMODITAS : Harga EMAS tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Harganya naik ke rekor tertinggi baru di $2.956,69 per ons. Logam mulia itu kini naik 12% pada tahun 2025 setelah naik 27% tahun lalu, kinerja terbaiknya dalam lebih dari satu dekade. Harga futures emas AS ditutup 0,7% lebih tinggi di $2.956,10.

– Di pasar MINYAK , harga BRENT ditutup naik 0,58% pada $76,48 per barel sementara harga minyak mentah US West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik 0,44% menjadi $72,57, didorong oleh kekhawatiran atas gangguan pasokan di Rusia.

CURRENCY & FIXED INCOME : Dalam mata uang, YEN menguat terhadap DOLLAR AS hingga mencapai puncaknya dalam 11 minggu di 149,40 per USD . EURO naik 0,77% pada $1,0502. DOLLAR INDEX, yang mengukur kekuatan nilai Dollar AS terhadap sekeranjang mata uang termasuk Yen dan Euro, turun 0,77% menjadi 106,35.

– FED MEETING MINUTES untuk bulan Januari (yang dirilis pada hari Rabu kemarin ) menunjukkan bahwa para pejabat bank sentral masih tidak yakin mengenai impact kebijakan Trump terhadap inflasi , ketika mereka menghentikan siklus pelonggaran yang telah berlangsung sejak September. Notulen tersebut juga mengungkapkan bahwa mereka membahas perlambatan atau penghentian sementara program pengetatan kuantitatif (quantitative tightening) , yang mengalihkan sebagian aliran dana ke obligasi negara. Hal itu berlanjut pada hari Kamis dimana YIELD US TREASURY tenor turun 3,2 basis poin menjadi 4,503%, dibantu oleh komentar dari Menteri Keuangan Scott Bessent kepada Bloomberg yang meremehkan peluang untuk segera meningkatkan besaran lelang utang jangka panjang.

Domestic News
Demi Program 3 Juta Rumah, Kemenkeu Akan Terbitkan SBN Perumahan, BI Siap Beli
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan akan menerbitkan surat utang untuk pembiayaan program 3 juta rumah. Bank Indonesia juga berencana membeli SBN tersebut di pasar sekunder. Rencana tersebut disampaikan dalam konferensi pers antara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria, dan Ketua Komisi XI DPR M. Misbhakun di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat pada Kamis (20/2/2025) malam. Sri Mulyani menjelaskan bahwa APBN akan mendukung masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) agar bisa mempunyai rumah pribadi. Untuk memaksimalkan upaya tersebut, sambungnya, Kementerian Keuangan pun berencana menerbitkan surat utang demi target tiga juta rumah bisa tercapai. “Kami hari ini juga berdiskusi untuk meningkatkan kemampuan dalam mendukung MBR ini, dengan penerbitan surat berharga negara [SBN] perumahan,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers. Menurut bendahara negara itu, pembiayaan melalui penerbitan SBN perumahan itu merupakan modifikasi dari skema FLPP atau fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan. Dengan demikian, target penerima manfaat bisa bertambah. Saat ini, pemerintah sudah memberikan dukungan 220.000 rumah bagi masyarakat berpendapatan rendah dalam bentuk FLPP. Hanya saja, Kementerian PKP mempunyai target hingga tiga juta rumah per tahun—bukan cuma 220.000. Sementara itu, Perry Warjiyo mengungkapkan BI juga turut akan menyukseskan pembiayaan program perumahan rakyat pemerintah. Salah satu caranya, sambung Perry, dengan membeli SBN yang akan diterbitkan Kementerian Keuangan di pasar sekunder. (Bisnis)

Corporate News
BBRI: PEFINDO Tegaskan Peringkat idAAA untuk BBRI dan Obligasinya yang Beredar
PEFINDO menegaskan peringkat idAAA untuk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (IDX: BBRI) dan obligasinya yang beredar. PEFINDO juga menegaskan peringkat idAA untuk Obligasi Subordinasi IV Perusahaan yang masih beredar. Obligasi Subordinasi diberikan dua peringkat lebih rendah dari peringkat Perusahaan untuk mengakomodasi risiko surat utang tersebut yang dapat dihapusbukukan jika terjadi kondisi non-viability, sebagaimana tercatat dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 11/POJK.03/2016. Prospek peringkat korporasi adalah stabil. Periode Rating berlaku sejak 18 Februari 2025 – 01 Februari 2026. Melansir rilis PEFINDO, Kamis (20/2) disebutkan, peringkat tersebut terutama didorong oleh dukungan yang sangat kuat dan terbukti dari pemerintah Indonesia. Profil kredit berdiri sendiri (standalone) BBRI didukung oleh posisi bisnis yang superior, permodalan yang sangat kuat, dan profil likuiditas yang sangat kuat, tetapi dibatasi oleh profil kualitas aset yang moderat. “Peringkat dapat diturunkan jika kami melihat terdapat penurunan tingkat dukungan dari pemerintah, yang dapat diindikasikan dari absennya dukungan induk ketika BBRI mengalami pemburukan profil kredit standalone,” sebut pernyataan PEFINDO. (Pasardana)

Recommendation

US10YT terlihat mulai gamang untuk pertahankan structure uptrend ini, seiring sulitnya naik ke atas Resistance Moving Average, atau menembus ke atas yield 4.550% kembali . Dalam situasi Sideways ini, bisa jadi US10YT malah berpotensi jebol ke bawah 4.470% , mengarah ke 4.40% untuk uji Support yang lumayan kritikal. Tunggu perkembangan dari market US terkait kebijakan Tarif Trump untuk menentukan ke mana yield akan bergerak.

ID10YT juga terlihat tengah mencari ground yang solid untuk bottoming yield di kisaran 6.77%. Sebelum yield bisa mantap menembus Resistance terdekat : MA10 pada 6.81%, harga obligasi belum akan bergerak turun. Sepertinya posisi Sideways kali ini sedikit banyak berkiblat kepada kebijakan tarif & bank sentral AS, oleh karena itu posisi Wait & See yang sama juga berlaku sampai ada perkembangan lebih lanjut.

Download full report HERE.