Inflasi inti terjaga, dan kenaikan FFR Juni price in, dorong Wall Street kembali menguat. Survei menunjukkan inflasi inti, atau CPI Ex Food and Energy AS periode Mei masih terjaga, atau sebesar 0,5% MoM (Vs. Apr. 0,6% MoM) dan 5,9% YoY (Vs. Apr. 6,2% YoY). Sementara itu, sentimen kenaikan FFR Juni 50 Bps pada FOMC Meeting pekan depan, telah diantisipasi pasar (price in), seiring probabilitas kenaikan FFR Juni menjadi 1,25% – 1,50% mencapai 98%, berdasarkan data CME FedWatch. Selain sektor energi, penguatan Wall Street ditopang kenaikan saham-saham teknologi, seiring yield UST10Y berhasil ditutup dibawah level 3%.

Penguatan IHSG, kontras dengan tekanan pasar SUN, dan depresiasi rupiah. Teknologi pimpin penguatan sektoral, atau naik hampir 2%, membuat IHSG
terapresiasi 0,6% ke level 7.141. Adapun, foreign transaction catatkan net sell IDR 823 miliar. Di sisi lain, pergerakan IHSG kemarin, ditengah tekanan pasar obligasi, dengan yield SUN benchmark naik dalam rentang 2 bps – 5,5 bps, seiring yield UST10Y yang mencapai 3% akhir pekan. Kemarin, rupiah sempat terdepresiasi ke level IDR 14.473/USD sebelum akhirnya ditutup di level 14.457/USD. Jelang rilis data Cadev, NHKSI Research memproyeksikan IHSG bergerak upward dengan rentang 7.100-7.260.

Download full report HERE.