Kekhawatiran investor pada data Non-Farm Payroll, ditengah spekulasi kenaikan FFR +75Bps empat kali berturut-turut. Wall Street kompak melemah, dengan DJIA turun hampir 350 poin, seiring investor menantikan rilis data Change in Non-Farm Payroll AS Sept. hari Jumat, yang diproyeksikan sebanyak 255K (Vs. Aug. 315K). Pasar tenaga kerja yang tetap solid, memberikan ruang kenaikan FFR +75Bps pada November mendatang, melengkapi Hattrick sebelumnya pada September, Juli dan Juni lalu. Investor juga mencermati risiko inflasi AS tetap tinggi dalam jangka panjang, seiring keputusan OPEC+ memangkas produksi 2Juta Bpd, atau pemangkasan terbesar sejak tahun 2020, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi harga bahan bakar di domestik AS.

Data Cadev tutup pasar akhir pekan. Investor menantikan data Cadev Indonesia, ditengah volatilitas nilai tukar Rupiah yang relatif lebar atau berada dalam rentang IDR15.150/USD – IDR15.300/USD sepekan. Walaupun tidak secara langsung, pelaku pasar juga mengantisipasi dampak pemangkasan produksi negara produsen minyak mentah OPEC+ sebesar 2 Juta Bpd mulai November 2022 mendatang. Pemangkasan produksi mengurangi persediaan minyak mentah global, berdampak pada kenaikan harga bahan bakar yang pada akhirnya kembali menambah beban angka inflasi. Di tengah sejumlah sentimen, NHKSI Research memproyeksikan IHSG hari ini masih konsolidasi atau bergerak sideways, dengan Support: 7.070-7.060 / 7.000 / 6.960 dan Resistance: 7.090 / 7.130- 7.135 / 7.150 / 7.200-7.225.

Download full report HERE.