Today’s Outlook:
• Saham-saham AS ditutup positif pada perdagangan hari Rabu (04/10/23). NASDAQ memimpin penguatan dengan kenaikkan lebih dari 1%, yang ditopang oleh sentimen data ekonomi AS yang menunjukkan permintaan tenaga kerja di bulan September untuk sektor swasta ternyata bertumbuh lebih kecil dari perkiraan. Sektor Konsumer memimpin S&P500 dengan kenaikkan 2%, diikuti oleh sektor Jasa Telekomunikasi dan Teknologi, seiring melunaknya yield US Treasury dari titik tertinggi dalam 16 tahun. Laporan ADP National Employment membawa sedikit kelegaan bagi para investor terkait trend naiknya suku bunga The Fed yang harus ditahan tinggi untuk waktu yang lebih lama, karena ternyata untuk bulan September data keluar di angka 89ribu, jauh dibawah prediksi (153 ribu) dan juga turun tajam dari bulan sebelumnya (180 ribu); ini merupakan level terendah sejak Januari 2021 (32 bulan yang lalu). Berkurangnya perolehan lapangan kerja swasta pada bulan lalu juga diikuti dengan penurunan upah terus-menerus selama 12 bulan terakhir. Data ekonomi lain juga menunjukkan kenaikkan pesanan baru untuk barang yang diproduksi di AS lebih tinggi dari ekspektasi bulan Agustus, menjelang rilis data tenaga kerja Nonfarm Payroll (Sept) yang merupakan kunci dari semua laporan makroekonomi. Sementara itu aktifitas sektor jasa AS sedikit melambat di bulan Sept, tercermin pada US ISM Non-Manufacturing PMI yang dirilis sesuai estimasi pada level 53.6, namun turun dari 54.5 di bulan Aug. Yield US Treasury pun langsung melunak menyusul sentimen ini yang semakin meningkatkan harapan bahwa The Fed akan punya cukup alasan untuk sekali lagi menahan kenaikkan suku bunga di bulan November. Kini hanya 22% dari para investor yang yakin kalau Federal Reserve masih akan perlu menaikkan suku bunga pada FOMC Meeting bulan depan, turun dari 30%, seperti dikutip dari Fed Rate Monitor Tool milik Investing.com. Para pelaku pasar juga mencermati laporan keuangan kuartal 3 para emiten, dan S&P500 memperkirakan laba perusahaan akan bisa meningkat 1.6% yoy.
• KOMODITAS: Sektor Energi dilanda penjualan masif terbesar sejak Sept 2022 seiring melorotnya harga minyak sebanyak hampir 6% setelah data stok bensin AS dipublikasikan melesat tinggi di atas perkiraan sebesar 6.481juta barrel (vs forecast 161ribu barrel, vs previous 1.027juta barrel). Sementara itu, pada pertemuan para menteri OPEC+ pada hari Rabu kemarin ditetapkan keputusan bahwa mereka tidak akan mengubah level produksi, yang berarti mereka akan pertahankan pemangkasan produksi sampai akhir tahun. Pemangkasan produksi ini dirasakan masih perlu untuk mengimbangi permintaan global yang lemah dan demi kepentingan mendukung harga. Kontrak WTI (New York) untuk bulan November kini bertengger di harga USD 84.22 / barrel, jatuh 5.6%, setelah sempat menyentuh Low USD 84.17 / barrel atau anjlok 7% selama pekan ini. Sedangkan itu kontrak Minyak Brent (London) untuk bulan teraktif yaitu Desember juga sama tergerus 5.6% ke level USD 85.91 / barrel, setelah sempat menyentuh Low di USD 85.77. Harga acuan minyak global ini terjun 10% untuk pekan ini.
• MARKET EROPA: sejumlah data PMI dari Jerman, Eurozone, Inggris menunjukkan aktivitas usaha mereka tampaknya mengalami pertumbuhan di bulan September walau kebanyakan dari mereka masih berjuang untuk keluar dari area kontraksi; sektor Jasa di Jerman sedikit dari yang berhasil mengalahkan ekspektasi dengan sukses menyebrang ke wilayah ekspansi. Di sisi lain, Eurozone melaporkan Inflasi di tingkat produsen di bulan August relatif masih deflasi berat pada level -11.5%, tak jauh dari forecast -11.6%; harga di tingkat produsen ini semakin mendingin dari -7.6% di bulan sebelumnya. Retail Sales Eurozone di bulan August juga tampak masih kian melemah dengan pertumbuhan daya beli masyarakat minus 2.1% yoy, bahkan lebih buruk dari estimasi -1.2% dan dari bulan sebelumnya -1.0%. Siang nanti para investor akan memonitor angka Trade Balance Jerman (Aug), Germany, Eurozone , and UK Construction PMI (Sept)
• MARKET ASIA: Korea Selatan pagi ini telah mengumumkan Inflasi di bulan September naik ke level 3.7% yoy (vs forecast & previous at 3.4%). China libur penuh sepekan “Godlen Week” ini untuk memperingati National Day.
• IHSG rontok 54 poin/-0.78% menjebol support level psikologis 6900 pada 6886.58 setelah sempat menyentuh Low 6841.33, walau demikian asing terdata net buy sekitar IDR 281 milyar. Nilai tukar Rupiah yang jeblok merupakan sentimen pemberat market ; Rupiah bahkan sempat menyentuh Low IDR 15.800/USD, di level yang tak pernah terlihat sejak Maret – April 2020 lalu sebelum akhirnya ditutup pada IDR 15636. Posisi IHSG yang rebound di Support minor belum sepenuhnya bebas dari resiko menuju 6750, oleh karena itu NHKSI RESEARCH menyarankan para investor/trader untuk memantau ketat level Resistance 6930-6960 untuk mengetahui apakah benar ada kekuatan bullish yang solid untuk kembali ke atas Resistance. Jika hal itu tak terjadi, maka sebaiknya gunakan setiap penguatan untuk kurangi posisi (jual) di harga yang lebih baik.
Company News
• AKRA : Dirikan Anak Usaha di Bidang Pelabuhan Laut
• INTP : Ungkap Kesiapannya Mendukung Proyek IKN
• MEDC : Laba Merosot 60,58% pada 1H23
Domestic & Global News
• RI Ancang-Ancang Impor Beras Tambahan 1.5 Juta Ton Akhir 2023
• Kongres AS Chaos! Rusia Diuntungkan, Ukraina di Ujung Tanduk
Download full report HERE.