Technical Rebound buka Wall Street 4Q22, ditengah manufaktur AS yang menuju ke arah kontraksi. Wall Street menguat lebih dari 2% kemarin, pasca catatkan Bearish selama perdagangan 9M22. Data manufaktur AS, ISM Manufacturing Sept. mengarah pada kontraksi, atau berada di level 50,9 (Vs. Aug. 52,8); karena pesanan baru ISM New Orders Sept. yang terlebih dahulu telah terkontraksi ke level 47,1 (Vs. Aug. 51,3). Kebijakan moneter ketat menghambat aktivitas manufaktur, menekan ke level terendah sejak Pra-Pandemi 2020 lalu, dapat memaksa the Fed menahan laju kenaikan FFR. Adapun, kontraksi manufaktur dapat membawa ekonomi AS pada risiko resesi, membuat penguatan pada instrumen Safe Haven UST, namun dengan spread inversi yield UST2Y (4,11%) Vs. UST10Y (3,64%) semakin melebar mendekati 50Bps.
Inflasi tinggi menahan laju IHSG awal 4Q22. Manufaktur Indonesia yang kembali berekspansi, dengan S&P Global Indonesia PMI Manufacturing Sept. di level 53,7 (Vs. Aug. 51,7); seharusnya menjadi katalis positif IHSG dalam perdagangan kemarin. Namun, investor mencermati dampak inflasi tinggi atau inflasi Headline Sept. yang mendekati 6% YoY, pada kinerja sejumlah sektor saham, membuat IHSG melemah 31 poin. Di sisi lain, inflasi tinggi 6%, membuat investor minati SUN yang mampu memberikan yield lebih dari 7%. Yield SUN Benchmark 5Y FR91 dan Benchmark 10Y FR92 masing-masing turun ke level 7,31% dan 7,34% kemarin. Ditengah sejumlah sentimen, NHKSI Research memproyeksikan IHSG hari ini berpeluang Bullish, atau Technical Rebound dengan kisaran Support: 7.000 / 6.945-6.930 dan Resistance: 7.050-7.060 / 7.120-7.140 / 7.180 / 7.200-7.225.
Download full report HERE.