Supply Bottlenecks mereda, industri jasa kembali ekspansif seiring Factory Orders meningkat solid. ISM Services Index AS Juli ekspansif ke level 56,7 (Surv. 53,5);
mengakhiri penurunan selama 2Q22. Industri yang menyumbang lebih dari 2/3 kegiatan ekonomi AS ini kembali ekspansif, didukung Factory Orders AS Juni tumbuh solid 2,0% (Vs. Mei 1,8%), mendukung sejumlah pandangan bahwa ekonomi AS tidak sedang dalam resesi. Sementara itu, proyeksi Earning Results yang kuat PYPL dan CVS, mengangkat penguatan Wall Street dan mendorong Nasdaq ke level tertinggi sejak awal Mei. Laporan kinerja yang melampaui ekspektasi membantu Wall Street rebound dari kerugian, akibat kekhawatiran tentang inflasi tinggi, kenaikan FFR dan menyusutnya output ekonomi 1H22.
Indeks menguat, rupiah melemah. IHSG ditutup menguat 58 poin melampaui level psikologis 7.000. Adapun, teknologi pimpin penguatan sektoral dengan menguat lebih dari 3%, seiring kenaikan dua saham teknologi berkapitalisasi besar. Penguatan signifikan sektor teknologi didukung oleh potensi masih adanya ruang BI mempertahankan BI 7DRRR tetap rendah 3,50%, seiring Core Inflation yang terjaga di bawah 3% atau masih dalam target BI 2%-4%. Di sisi lain, rupiah kembali terdepresiasi atau diperdagangkan di atas level IDR14.900/USD, dipicu oleh Risk On investor pada Safe Haven Greenback. DXY bergerak naik ke atas level psikologis 106, meningkat dari awal pekan yang berada di sekitar level 105. NHKSI Research memproyeksikan IHSG bergerak Bullish, dengan Support: 7.000/6.970-6.940 dan Resistance: 7.145-7.175.
Download full report HERE.