Ketiga indeks utama di AS ditutup melemah dengan Nasdaq berada di titik terendah selama tahun 2022, seiring munculnya data ekonomi Pending Home Sales (MoM) (Nov) yang turun 4%, lebih besar dari perkiraan di minus 0.8%. Meningkatnya kasus Covid di China dan tensi geopolitik Russia-Ukraina turut menambah sentiment negative di pasar saham. Sektor energi membukukan penurunan paling besar yaitu 2.2% atas kekhawatiran munculnya gangguan pada demand China akibat tingkat penyebaran Covid yang tinggi dan cepat. S&P500 turun 20% YTD, merupakan pelemahan terbesar sejak krisis keuangan tahun 2008. Pasar melihat 69% kemungkinan FFR naik 25bps pada FOMC Meeting Februari mendatang & FFR bertengger di angka 4.94% pada semester pertama tahun depan.

IHSG pullback setelah mencapai Resistance 6950-6960, namun masih tergolong konsolidasi wajar asal Uji Support MA20 & MA10 ini tidak berakhir dengan Closing di bawah 6825-6815. Asing kembali membukukan Net Sell (all market) sebesar IDR461.32 milyar, dengan seminggu terakhir mengurangi posisi di saham-saham bluechips semacam BBCA, TLKM, GOTO, BBNI, BMRI, ASII, BBRI. Walau bullish jangka pendek masih punya peluang menuju TARGET 7000-7100 sampai akhir tahun, NHKSI RESEARCH tetap menyarankan para trader/investor untuk lebih baik melakukan strategi beli bertahap dan tidak lupa memperhatikan money management.

Download full report HERE.