Today’s Outlook:

 

PASAR AS : Tiga indeks utama Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi pada Senin, untuk sesi kedua berturut-turut. Dow Jones naik 0,7%, S&P 500 menguat 1,2%, dan Nasdaq melonjak 1,9%, dipimpin oleh reli saham teknologi raksasa yang termasuk dalam kelompok “Magnificent 7.” Kenaikan ini didorong oleh optimisme terhadap hasil kinerja perusahaan yang dipicu oleh investasi pada kecerdasan buatan (AI) dan cloud computing.

Sentimen pasar juga menguat berkat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan dua harinya yang dimulai Selasa, menurunkan suku bunga ke kisaran 3,75%–4,00%. Keyakinan pasar meningkat setelah data inflasi AS bulan September menunjukkan kenaikan yang lebih rendah dari perkiraan

Selain itu, tanda-tanda meredanya ketegangan dagang antara AS dan China turut memperkuat optimisme investor. Pejabat dari kedua negara dilaporkan mencapai kemajuan dalam pembicaraan di Kuala Lumpur, membahas kerangka kesepakatan yang dapat menunda kenaikan tarif baru AS serta pembatasan ekspor rare earths dari China. Presiden Donald Trump dan Xi Jinping dijadwalkan bertemu Kamis ini untuk memutuskan kerangka final kesepakatan tersebut.

 

 

PASAR EROPA : Bursa Eropa dibuka stabil pada awal pekan, dengan investor menantikan sejumlah pertemuan bank sentral termasuk The Fed, serta kelanjutan negosiasi dagang AS–China. Indeks DAX Jerman naik 0,3%, CAC 40 Prancis menguat 0,2%, dan FTSE 100 Inggris naik 0,1%.

Investor juga menanti rilis data Ifo Business Climate Jerman untuk mengukur tingkat optimisme bisnis di ekonomi terbesar zona euro. Sementara itu, European Central Bank (ECB) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan karena inflasi masih berada di sekitar target 2% dan pertumbuhan ekonomi relatif stabil.

 

 

PASAR ASIA : Saham Asia melonjak tajam pada Senin, terdorong ekspektasi pemangkasan suku bunga AS dan mencairnya ketegangan perdagangan AS– China. Di Jepang, Nikkei 225 melesat lebih dari 2%, menembus rekor baru di atas 50.000 poin untuk pertama kalinya, sementara TOPIX naik 1,7% ke level tertinggi sepanjang masa. Optimisme meningkat setelah Perdana Menteri baru Sanae Takaichi, yang dikenal berpandangan dovish, dikabarkan akan meluncurkan stimulus besar untuk menopang pemulihan ekonomi Jepang.

Di China, CSI 300 naik 0,7%, Shanghai Composite menguat 0,8%, dan Hang Seng Hong Kong naik 1% dengan sub-indeks teknologi naik 1,2%

 

KOMODITAS : : Harga minyak dunia ditutup sedikit melemah pada Senin karena rencana OPEC+ untuk kembali menaikkan produksi menekan sentimen positif dari kabar kesepakatan dagang AS–China. Minyak Brent turun 0,5% ke USD 65,62 per barel, sementara WTI turun 0,3% ke USD 61,31 per barel. Delapan negara anggota OPEC+ dilaporkan tengah mempertimbangkan kenaikan produksi moderat untuk Desember, dengan Arab Saudi berupaya merebut kembali pangsa pasar global.

 

INDONESIA: IHSG ditutup turun dalam -1.87% ke zona merah di level 8117.15, dimana sempat meretest area support 7900-8000 lownya. Koreksi dalam tersebut terjadi dikarenakan perubahan definisi aturan terbaru mengenai free float yang menggunakan data KSEI sebagai acuan serta mengklasifikasikan saham yang kepemilikannya menggunakan jenis lembaga korporat termasuk ke dalam Non-Free Float shares. Oleh karena itu, beberapa saham konglomerasi dan beberapa konstituen MSCI lain non-conglo stock mengalami koreksi cukup dalam akibat adanya peluang outflow yang akan terjadi, walaupun peraturan tersebut akan berlaku mulai Mei 2026. Hal ini menjawab beberapa big caps yang mengalami penurunan cukup dalam

Catatan Saham Konglomerasi: Jika anda masih menggemari saham konglomerasi, lebih baik lakukan fast / scalping trade saja dikarenakan risk – reward yang kurang atraktif serta volatilitas yang timbul akibat kepemilikan float yang banyak menggunakan tipe akun korporasi.

Rotasi ke Old-Dividend Player: Dalam seminggu terakhir, rotasi inflow pasar menuju ke saham dividend berfundamental solid cukup menarik dikarenakan yield dividend yang lebih atraktif dari yield obligasi di kondisi saat ini terlepas beberapa sektor seperti perbankan memiliki tantangan kinerja (Kekhawatiran penyaluran kredit – kualitas aset) dan saham berbasis konsumer yang mengalami pelemahan daya beli. Jika terdapat koreksi dari saham – saham bluechip tersebut, cukup atraktif untuk dilakukan buy on weakness. Saham defensif seperti consumer sector, pharmacy dan rokok cukup menarik untuk dilirik.

 

Download Full Report HERE.