Setelah kenaikan 50bps pada Mei, investor memproyeksikan Fed Funds Rate (FFR) Juni naik hingga 75Bps. Spekulasi tersebut menekan Nasdaq turun hingga 3,95%, level terendah sejak Desember 2020. FedWatch milik CME Group menyatakan terdapat probabilitas sebesar 75% bahwa FFR Juni naik menjadi 1,50%-1,75%. Kebijakan moneter ketat the Fed ini, memunculkan risiko perlambatan ekonomi, di tengah inflasi tinggi AS. Risiko stagflasi membuat investor mulai mencermati
instrumen safe have obligasi. Laju kenaikan yield US Treasury tertahan, dengan yield UST10Y turun 18Bps dan UST30Y turun 12Bps, dibanding akhir pekan.
Investor asing catatkan net buy IDR 19,4 triliun, di tengah IHSG yang sempat terkoreksi ke level 7.161 kemarin. IHSG akhirnya ditutup menguat 0,2% ke level 7.232, di tengah penegasan pemerintah bahwa Crude Palm Oil tidak termasuk ke dalam produk sawit yang dilarang ekspor. Lebih detail, pelarangan ekspor hanya diperuntukkan untuk produk Refined, Bleached, Deodorized (RBD) palm olein. NHKSI Research memproyeksikan IHSG hari ini bergerak upward ke level 7.200-7.300.
Download full report HERE.