Ekspansi manufaktur AS melambat, Wall Street mixed jelang pertemuan the Fed dalam Jackson Hole Symposium pada 25-27 Agustus. Data S&P Global US Aug. menunjukkan aktivitas sektor swasta melambat, dengan Manufacturing PMI catatkan perlambatan ekspansi ke level 51,3 poin (Vs. Jul. 52,2 poin), menghadapi tekanan permintaan akibat inflasi dan kondisi keuangan perusahaan yang lebih ketat. Sementara, kontraksi terjadi pada sektor jasa, dengan Services PMI terkontraksi lebih dalam ke level 44,1 poin (Vs. Jul. 47,3 poin). Hal ini membuat Composite PMI terkontraksi ke level 45,0 poin (Vs. Jul. 47,7 poin) atau level terendah sejak Februari 2021. Di sisi lain, spekulasi Front Loading lanjutan kenaikan FFR 75Bps September kembali muncul, membuat Dow Jones melemah lebih dari 100 poin.

Hawkish BI sebagai mitigasi risiko, kebijakan BBM bersubsidi pemerintah berpeluang berdampak Second Round Effect siginifikan. Baik pembatasan suplai maupun kenaikan harga BBM subsidi jenis Pertalite maupun Solar, memberikan Domino Effect kenaikan tarif transportasi, ongkos produksi hingga distribusi sejumlah sektor, di antaranya Konsumer. Sektor yang resilient inflasi ini dominan menggunakan BBM Solar dalam proses distribusinya. Di sisi lain, kenaikan BI 7DRRR 25Bps Agustus memberikan kepastian pada pasar, dan IHSG sempat menguat 1% sebelum akhirnya ditutup naik ke level 7.163 poin. NHKSI Research memproyeksikan IHSG bergerak Limited Upside, dengan Support: 7.125-7.106 / 7.070-7.065 / 7.020- 7.000 dan Resistance: 7.183 / 7.200-7.230.

Download full report HERE.