Bursa Wall Street akhir pekan ditutup mixed, pasca mengalami tekanan terkait kekhawatiran mengenai inflasi. Indeks S&P 500 dan Dow Jones ditutup menguat tipis +0,01% dan +0,03%; dengan Nasdaq terkoreksi -0,30%. Bursa mengalami situasi berat, seiring inflasi mulai mengikis daya beli konsumen, dan membebani kinerja perusahaan. Sejumlah investor menantikan hasil FOMC Meeting Minutes Kamis dini hari (waktu Indonesia); dan mulai memproyeksikan kenaikan FFR sebesar 50 bps menjadi 1,25% hingga 1,50%, pada pertemuan FOMC Rate Decision pertengahan Juni mendatang.

Tren surplus transaksi berjalan Indonesia, dan pelonggaran moneter China, menjadi sentimen positif akhir pekan. IHSG menguat 95 poin ke level 6.918. Tingginya harga ekspor komoditas global batu bara dan CPO, menopang neraca dagang (nonmigas). Pada akhirnya berimbas positif bagi neraca transaksi berjalan 1Q22, catatkan surplus +USD 0,2 miliar (Vs. 4Q21 surplus +USD 1,5 miliar; 1Q21 defisit -USD 1,1 miliar). PBoC mempertahankan 1Y Loan Prime Rate di level 3,70%; dan memangkas 15 bps 5Y Loan Prime Rate menjadi 4,45%; ditengah tren kenaikan suku bunga global. NHKSI Research memproyeksikan IHSG bergerak downward dengan kisaran 6.800-7.000.

Download full report HERE.