Inflasi April AS 8,3% YoY (Vs. Cons. 8,1% YoY) masih tinggi, namun lebih rendah dari bulan Maret yang mencapai 8,5% YoY. Data inflasi ini tidak berhasil meredam kekhawatiran investor atas wacana kenaikan FFR 50 bps Juni mendatang. Semua bursa saham Wall Street ditutup melemah, indeks Nasdaq turun 3,18%. Laju inflasi yang moderat membuat investor menilai inflasi AS telah mencapai puncaknya pada Maret 2022 lalu. Hal ini terlihat dari inflasi AS April secara bulanan 0,3% MoM, atau jauh dibawah periode Maret 1,2% MoM.

IHSG sempat menyentuh level tinggi 6.900, sebelum akhirnya ditutup melemah tipis 3,5 poin ke level 6.816. Selain tingkat konsumsi yang mulai meningkat, investor kembali minati saham-saham consumer non-cyclical, yang relatif resilince pada tingkat inflasi tinggi. Kemarin, sektor consumer non-cyclical menguat lebih dari 3%, melampaui basic material dan consumer cyclical yang masing-masing naik sekitar 1,3%. Di sisi lain, nilai tukar rupiah masih terdepresiasi ke level IDR 14.558/USD, seiring masih tertekannya pasar SBN Indonesia. NHKSI Research memproyekskan IHSG bergerak downward dengan kisaran 6.700-6.900.

Download full report HERE.