Penguatan Lanjutan Pasar SUN. Semua SUN Benchmark catatkan penurunan yield awal pekan. Aksi beli selektif ini, ditengah minimnya sentimen dalam negeri. Di sisi lain, investor mulai mencermati negative real interest rate yang terbentuk di Juli. Dengan inflasi Juni yang diasumsikan tembus 4% YoY dan BI 7DRRR masih 3,50%, maka terbentuk negative real interest rate. Sama seperti halnya inflasi AS hingga 8,6% YoY, namun dengan FFR yang hanya 1,50%-1,75%.

Corporate Bonds
Bussan Auto Finance Terbitkan Obligasi IDR 100 Miliar. PT Bussan Auto Finance (BAF) bakal menerbitkan obligasi berkelanjutan II tahap I tahun 2022 dengan senilai IDR 100 miliar untuk menambah modal kerja. Obligasi tersebut merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi berkelanjutan II yang ditargetkan bisa menghimpun dana sebanyak IDR 3 triliun. Perusahaan bakal menerbitkan obligasi ini dalam dua seri. Pertama, seri A memiliki jumlah pokok sebesar Rp 88,5 miliar, tingkat bunga tetap sebesar 4,10% dengan tenor 370-hari. Selanjutnya, seri B memiliki jumlah pokok sebesar IDR 11,5 miliar dengan memiliki tingkat bunga tetap sebesar 7% dan tenor 3-tahun. (Kontan)

Domestic Issue
Rasio Utang RI Bisa Melebar ke 42%. Pemerintah dan Badan Anggaran DPR RI menyepakati rasio utang tahun depan bisa melebar hingga 42,35% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Adapun rasio utang tersebut lebih besar dibandingkan proyeksi tahun ini yang diperbolehkan hingga 42%. Apalagi jika dibandingkan dengan realisasi yang sebesar 38,88% terhadap PDB hingga akhir Mei 2022. (CNN Indonesia)

Recommendation
Investor Cermati Data Eksternal. Selain cenderung bersikap wait and see jelang rilis data inflasi Juni yang diproyeksikan tembus 4% YoY pada Jumat mendatang, investor mencermati data manufaktur AS. Data periode Mei menunjukkan kenaikan pada Core Cap. Good Orders 0,5% (Vs. Surv. 0,2%); Core Cap. Good Shipments 0,8% (Vs. Surv. 0,2%); dan Durable Goods Orders 0,7% (Vs. Surv. 0,1%). Kinerja jauh melampaui ekspektasi pasar ini, pasca kenaikan FFR 150 bps selama 1H22, mengindikasikan sektor manufaktur cukup kuat untuk kembali menahan suku bunga lebih tinggi di periode 3Q22.

Download full report HERE.