Today’s Outlook:
MARKET SENTIMENT: CPI Inggris bulan November, CPI Uni Eropa bulan November, Crude Oil Inventories AS, Fed Interest Rate Decision bulan Desember, BoJ Interest Rate Decision bulan Desember.
PASAR ASIA: Pasar Asia-Pasifik bergerak variatif pada hari Selasa, mengikuti kenaikan yang bervariasi di Wall Street karena para investor menantikan keputusan Federal Reserve AS. Nikkei 225 dan Topix Jepang turun 0,24% dan 0,37% masing-masing menjadi 39.364,68 dan 2.728,2. Kospi Korea Selatan tergelincir 1,29% ditutup pada 2.456,81, sementara Kosdaq turun 0,58% mengakhiri perdagangan pada 694,47. Para pemimpin China telah memutuskan untuk meningkatkan defisit anggaran negara menjadi 4% dari PDB pada tahun 2025 dalam usaha untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di sekitar 5% tahun depan, Reuters melaporkan hari Selasa. Indeks CSI 300 China diperdagangkan 0,26% lebih rendah dan ditutup pada 3.922,03, sementara indeks Hang Seng Hong Kong diperdagangkan 0,16% lebih rendah. Kenaikan defisit anggaran belanja utama China merupakan cerminan bahwa pemerintah bersedia untuk meningkatkan kebijakan fiskal, namun pasar tetap tidak yakin akan besarannya, kata Gary Ng, ekonom senior di Natixis.
CURRENCY & FIXED INCOME: Dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada hari Selasa menyusul data penjualan ritel yang lebih baik dari perkiraan, dimana data tersebut menunjukkan momentum ekonomi yang kuat dan pasar bersiap untuk pergerakan suku bunga dari Federal Reserve dan bank-bank sentral lainnya. Indeks dolar AS – sebagai tolak ukur mata uang terhadap enam mata uang lainnya – naik 0,1% menjadi 106,98, setelah diperdagangkan setinggi 107,08 pada sesi sebelumnya. Data Departemen Perdagangan pada hari Selasa menunjukkan bahwa penjualan ritel AS melampaui ekspektasi dengan melonjak 0,7% di bulan November, didukung oleh peningkatan pembelian kendaraan bermotor dan online. Pasar masih mengantisipasi bahwa The Fed akan memberikan penurunan suku bunga sebesar 25 bps pada akhir pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu, dengan perkiraan 95% kemungkinan penurunan suku bunga, menurut FedWatch Tool CME. Imbal hasil Treasury AS sedikit berubah pada hari Selasa karena investor menguraikan data ekonomi yang akan dirilis menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve berikutnya. Imbal hasil Treasury 10 tahun turun kurang dari 1 bps di 4,397%. Imbal hasil Treasury bertenor 2 tahun juga turun kurang dari 1 bps menjadi 4,245%. Imbal hasil dan harga bergerak berlawanan arah. Satu bps sama dengan 0,01%.
– Yen menguat terhadap dolar, karena pasar telah mengurangi kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan minggu ini dan memilih untuk bergerak di bulan Januari. Yen naik 0,38% terhadap dolar menjadi 153,56 per dolar.
– Euro, yang sedang menuju penurunan hampir 5% terhadap dolar tahun ini, turun 0,2% pada IDR1,0488.
KOMODITAS: Harga Minyak turun pada hari Selasa karena data ekonomi China memperbaharui kekhawatiran permintaan, sementara para investor tetap berhati-hati menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve AS. Brent crude futures turun 72 sen, atau 0,97%, menjadi IDR73,19 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS turun 63 sen, atau 0,89%, menjadi ditutup pada IDR70,08 per barel. Harga “terbebani oleh aksi ambil untung setelah rally 6% minggu lalu dan sejumlah data ekonomi China yang mengecewakan kemarin,” kata analis pasar IG, Tony Sycamore. Pada hari Senin, harga turun dari level tertinggi dalam beberapa minggu karena pelemahan tak terduga dalam data belanja konsumen dari China, meskipun ada penguatan dalam produksi industri, dan karena investor beralih ke pola bertahan menjelang pertemuan Fed.
– Emas tergelincir pada hari Selasa di bawah tekanan dari penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil Treasury karena investor fokus pada pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve tahun ini dengan meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga secara bertahap pada tahun 2025. Emas spot turun 0,3% pada IDR 2.644,84 per ons. Emas futures AS turun 0,3% menjadi IDR2,661.00.
Corporate News
BAF: Bussan Auto Finance Telah Lunasi Obligasi Jatuh Tempo Senilai IDR 500 Miliar
PT Bussan Auto Finance (BAF) telah melakukan pelunasan pokok dan bunga terakhir Obligasi Berkelanjutan I Tahap IV Tahun 2021 yang jatuh tempo pada 15 Desember 2024. Melansir keterbukaan informasi, Selasa (17/12), Direktur Bussan Auto Finance Sigit Sembodo menjelaskan bahwa perusahaan telah melakukan pelunasan melalui sistem C-BEST ke sub-sub rekening dari pemegang saham Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). “Adapun kode obligasi tersebut yaitu BAFI02ACN1 dengan jumlah pokok obligasi IDR 500 miliar,” kata Sigit dalam keterbukaan informasi, Senin (17/12). Adapun Obligasi tersebut telah diterbitkan pada 15 Desember 2021 lalu. Sigit menjelaskan bahwa jumlah bunga ke empat yang dilunasi perusahaan senilai IDR 7,18 miliar dengan tingkat bunga sebesar 5,75% yang memiliki jangka waktu tiga tahun. “Dengan demikian sejak 16 Desember 2024, maka efek tersebut tidak dapat diperdagangkan lagi melalui Bursa Efek Indonesia,” lanjutnya. (Kontan)
Recommendation
US10YT membentuk doji pada resistance trendline 4.422-4.435%, dan NHKSI menilai hal ini akan membalikkan tren naik saat ini dan diproyeksikan mencapai kisaran support 4.13-4.116%.
ID10YT terkoreksi setelah membentuk hammer candle. Harga tidak kembali masuk ke dalam support pola rising wedge di 6,925- 7,080%. Namun, kami mengantisipasi harga akan melanjutkan koreksi ke bawah ke support yang ditargetkan di 6,519%.
Download full report HERE.