Today’s Outlook:

MARKET AS & GLOBAL: Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, mencatat lonjakan intraday tertinggi sebelum mengakhiri hari di 38.57 poin untuk penutupan tertinggi sejak Oktober 2020.

Sebelum pasar saham AS dibuka, indeks NIKKEI JEPANG ditutup rontok 12.40% yang merupakan penurunan harian terbesar sejak Oktober 1987 karena melonjaknya Yen setelah bank sentral kembali naikkan suku bunga ke tingkat yang belum pernah terlihat dalam 15 tahun. Yen menguat tajam terhadap US Dollar pada hari Senin karena pelepasan agresif dari apa yang disebut carry-trade, di mana para investor meminjam uang dari negara-negara bersuku bunga rendah seperti Jepang untuk mendanai investasi di aset-aset berimbal hasil lebih tinggi di tempat lain. Namun saat ini Yen Jepang berbalik menguat dan US Dollar justru melemah, juga memaksa para investor take-profit pada saham-saham perusahaan Teknologi besar yang telah membukukan keuntungan tinggi. Laporan US Nonfarm Payrolls (Jul) yang lebih lemah dari perkiraan telah memulai sell-off di Wall Street pada hari Jumat ketika para investor memperhitungkan peluang terjadinya rate cut sebesar 50bps. Data tenaga kerja tsb dirilis menyusul laporan keuangan yang mengecewakan dari beberapa perusahaan Teknologi besar AS sehingga semakin menambah sentimen negatif di pasar. Goldman Sachs mendesak pemangkasan suku bunga yang lebih cepat, dan ramai beredar wacana tentang emergency meeting The Fed untuk segera mewujudkan rate cut bahkan sebelum FOMC Meeting September.

INDIKATOR EKONOMI: Institute for Supply Management (ISM) mengatakan bahwa aktivitas sektor jasa di AS pulih dari level terendah 4tahun di bulan Juli dengan meningkatnya pesanan dan lapangan kerja, sedikit meredakan kekhawatiran akan resesi. PMI Non-Manufaktur naik menjadi 51.4 dari 48.8 di bulan Juni, melebihi ekspektasi ekonom untuk 51.0. Angka PMI di atas 50 mengindikasikan pertumbuhan ekspansif di sektor jasa, yang menyumbang lebih dari dua pertiga ekonomi AS.

CURRENCY & FIXED INCOME: US DOLLAR jatuh terhadap YEN ke tingkat terendah 7bulan di kala para investor gelisah mencari tanda-tanda resesi di Amerika Serikat. DOLLAR INDEX (DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, turun 0.46% menjadi 102.68. Di satu sisi, YIELD US TREASURY kembali menguat setelah laporan aktivitas sektor jasa AS yang solid meredakan kekhawatiran resesi, setelah di awal sesi sempat jatuh ke level terendah dalam lebih dari setahun. Presiden Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee pun turut mendorong sentimen ketika ia mengatakan laporan tenaga kerja Juli yang lemah pada hari Jumat tidak serta-merta menandakan resesi. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun 1.1 basis poin menjadi 3.785%, dari 3.796% pada hari Jumat, sementara imbal hasil obligasi bertenor 30 tahun turun 3.5 basis poin menjadi 4.0763%. Imbal hasil obligasi bertenor 2 tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, naik 3 basis poin menjadi 3.9017%, dari 3.872% di akhir hari Jumat. Keengganan pasar untuk mengambil risiko juga terlihat pada spread yang lebih ketat pada swap suku bunga AS, kontrak berjangka pada Secured Overnight Financing Rate (SOFR) dan suku bunga dana Federal seiring dengan melonjaknya spread obligasi AS.

KOMODITAS: Dari sudut komoditas, harga Minyak masih ditutup lebih rendah pada hari Senin, karena ketakutan akan resesi menyebabkan timbulnya kekhawatiran akan demand secara keseluruhan, tetapi penurunan ini tertahan oleh potensi eskalasi konflik Timur Tengah dapat mengganggu supply minyak mentah. US WTI ditutup turun 0.79% pada USD 72.94 / barel dan BRENT ditutup pada USD 76.30 / barel, atau melemah 0.66% kemarin. Pada logam mulia, lucunya EMAS seperti tampak kehilangan daya tariknya sebagai aset safe haven. Harga spot Emas turun 1.52% menjadi USD 2,406.16 / ons. Futures Emas AS juga tergelincir turun 0.74% menjadi USD 2,407.70 / ons.

MARKET ASIA & EROPA: Sederet data PMI bermunculan kemarin, dimulai dari JEPANG & CHINA mencatat pertumbuhan sektor Jasa masih bertahan di wilayah ekspansif untuk bulan Juli; dan kebanyakan negara Eropa seperti JERMAN, EUROZONE, dan INGGRIS pun menunjukkan pertumbuhan positif pada keseluruhan PMI maupun sektor Non-manufaktur. Pagi ini Jepang telah mengeluarkan data ekonomi terbaru yaitu Belanja Rumahtangga yang tampaknya drop lebih besar dari estimasi, walau di satu sisi pertumbuhan Upah pegawai di bulan June naik lebih dari 2x lipat bulan sebelumnya. INDONESIA: Melaporkan GDP Q2 berada pada level 5.05% yoy, berhasil melampaui ekspektasi 5.0%, walau sedikit turun dari 5.11% di kuartal sebelumnya. Secara quartalan, ekonomi tumbuh 3.79%, better than expectation 3.71% yang juga naik tinggi dari kuartal sebelumnya yang minus 0.83%; didorong oleh ramainya mobilitas dan konsumsi masyarakat pada perayaan keagamaan, peningkatan aktivitas publik, serta PEMILU yang lancar.

Corporate News
ADHI: Ada Jatuh Tempo Obligasi IDR 473.5M Bulan Ini, ADHI Bilang Begini
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) telah mengumumkan persiapan dana sebesar IDR 473.5 miliar untuk pembayaran Obligasi Berkelanjutan III Adhi Karya Tahap II Tahun 2021 Seri B. Obligasi tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 24 Agustus 2024. Bani Iqbal, Direktur Keuangan ADHI, dalam keterangan tertulisnya pada hari Senin (5/8) menyatakan bahwa dana pembayaran Obligasi ini akan berasal dari hasil penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV Tahun 2024 serta kas internal perusahaan. “Persiapan dana ini menunjukkan komitmen kami untuk memenuhi kewajiban keuangan secara tepat waktu dan memastikan kelangsungan operasional perusahaan yang sehat,” ujar Bani. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi ADHI dalam mengelola keuangan perusahaan secara efisien, serta untuk menjaga kepercayaan para investor dan pemegang obligasi. (Emiten News)

Domestic Issue
Asing Serbu Saham dan SBN RI per Juli 2024, OJK Beberkan Faktanya
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pasar saham dan surat berharga negara (SBN) ramai diburu asing pada awal paruh kedua tahun ini atau per Juli 2024. Anggota Dewan Komisioner OJK pengawas pasar modal Inarno Djajadi mengatakan pasar SBN pun ramai diburu asing. “Pasar SBN catatkan net buy IDR 4.9 triliun secara mtd, dan ytd masih net sell IDR 29.05 triliun,” jelasnya. Sementara, di pasar obligasi, OJK mencatat indeks acuan obligasi Indonesia atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) mencatatkan penguatan 1.09% mtd dan naik 2.66% ytd ke level 384.57 per 31 Juli 2024. Obligasi korporasi sendiri mencatatkan net sell dari investor non residen sebesar IDR 0.58 triliun mtd. Adapun, net sell secara ytd mencapai IDR 2.2 triliun. Pada institusi pengelolaan investasi, tercatat nilai dana kelolaan atau asset under management (AUM) di pasar mencapai IDR 830.25 triliun, tumbuh 0.51% mtd dan 0.67% ytd. Tercatat, net subscription IDR 2.75 triliun secara mtd, meskipun masih ada net redemption IDR 12.53 triliun. (Bisnis)

Recommendation
US10YT menunjukkan gejala technical rebound ketika telah menyentuh area Support dari level previous Low sekitar yield 3.81% – 3.72%. Candle berbentuk long-leg Hammer di kala RSI telah matang di wilayah Oversold. ADVISE : antisipasi technical rebound ke Resistance terdekat : level psikologis 4.0%.

ID10YT masih bertahan within Support jk.menengah dan jk.panjang , finally tidak ditutup lebih rendah dari yield 6.80%. Malah tampaknya ada usaha perlawanan untuk menembus Resistance 3 layer Moving Average ke atas yield 6.923% – 6.982%. ADVISE : antisipasi limited upside potential pada harga dan siap-siap harga konsolidasi lagi jika yield malah berbalik menguat.

Download full report HERE.