Today’s Outlook:
MARKET AS: Data ekonomi yang optimis terus muncul menjelang meeting tahunan Federal Reserve Jackson Hole. Data survei dari UNIVERSITY OF MICHIGAN yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan bahwa sentimen konsumen pulih pada bulan Agustus untuk pertama kalinya sejak May, didorong oleh perkembangan dalam pemilihan presiden AS, yang semakin meredakan kekhawatiran tentang ekonomi. Ekspektasi konsumen tentang inflasi selama 1 tahun dan 5 hingga 10 tahun ke depan juga tidak berubah, masing-masing pada 2,9% dan 3%, memperkuat ekspektasi bahwa kebijakan The Fed bekerja, tepat ketika fokus beralih ke pidato Ketua The Fed Jerome Powell minggu depan di JACKSON HOLE, Wyoming. Ekonom UBS memperkirakan Fed Chairman Jerome Powell akan menguraikan alasan untuk pelonggaran kebijakan moneter dengan lebih jelas dalam pidato di Jackson Hole pada hari Jumat 23 Agustus, yang dimaksud di sini adalah penegasan pemotongan suku bunga 25 basis poin, daripada 50 basis poin. Para manajer investasi juga cukup confident AS tidak akan mengalami resesi, namun pasar kemungkinan akan lebih volatil hingga akhir tahun ini, terutama seputar pemilihan presiden AS pada bulan November. Imbal hasil obligasi 10 tahun AS turun 4 basis poin menjadi 3.883%.
PETA POLITIK AS: Kandidat Presiden AS KAMALA HARRIS pada hari Jumat menguraikan agenda ekonominya yang berfokus pada pemotongan pajak, perumahan yang terjangkau, dan harga makanan yang lebih rendah, yang diyakini kandidat presiden dari Partai Demokrat akan menciptakan peluang bagi kelas menengah. Pidato ini datang menjelang Konvensi Nasional Demokrat pada 19-21 Agustus, ketika Harris memiliki kesempatan untuk membangun momentumnya dengan memperkenalkan dirinya dan memperluas kebijakannya untuk memenangkan pemilih yang belum berkomitmen. Harris kini memiliki keunggulan 2.8 poin atas Trump dalam rata-rata terbaru jajak pendapat nasional yang dikompilasi oleh FiveThirtyEight.
MARKET ASIA & EROPA: Dollar jatuh terhadap Yen pada hari Jumat, dan melemah terhadap mata uang utama lainnya setelah rilis angka perumahan AS yang mengecewakan. Pembangunan rumah keluarga tunggal AS turun pada bulan Juli di level terendah dalam 1,5 tahun karena suku bunga hipotek yang lebih tinggi dan harga rumah menyurutkan minat para pembeli, menunjukkan pasar property tetap tertekan pada awal kuartal ketiga. Adapun Euro naik 0,47% terhadap Dollar. Kondisi Penjualan Retail yang sumringah juga terjadi di INGGRIS di mana Retail Sales (Jul) mereka naik sesuai ekspektasi.
KOMODITAS: Harga MINYAK turun hampir 2%, dengan patokan global BRENT crude, berada di bawah USD 80 / barel, tetapi tidak banyak berubah dalam seminggu ini karena para investor mengurangi ekspektasi pertumbuhan permintaan dari importir minyak terbesar, China. Brent turun 1.7%, untuk menetap di USD 79.68 / barel dan minyak mentah US WTI turun 1.9%, menjadi USD 76.65. Harga spot EMAS melonjak ke level tertinggi sepanjang masa, naik lebih dari 2% pada posisi USD 2507.28 / ounce saat ini.
Corporate News
APLN: Moody’s Kerek Rating, Ini Respons Manajemen APLN
Agung Podomoro Land (APLN) sukses melunasi seluruh pinjaman dalam mata uang dolar Amerika Serikat (USD). Kondisi itu, langsung mendapat respons positif dari Moody’s Rating. Lembaga pemeringkat surat utang global itu, menaikkan peringkat Corporate Family Rating (CFR) APLN sebanyak 2 notch dari Caa3 menjadi Caa1. Selanjutnya, Moodys merevisi prospek menjadi stabil dari sebelumnya negatif. Lompatan peringkat dari Moody’s itu, mencerminkan risiko pembiayaan kembali bagi APLN menurun. “Kami menyambut positif keputusan Moody’s Rating menaikkan peringkat utang APLN. Kenaikan peringkat ini menunjukkan pelunasan utang USD, dan strategi pengelolaan pinjaman dilakukan secara prudent, disiplin, dan terukur telah memberikan dampak positif terhadap proyeksi kinerja APLN ke depan,” jelas Justini Omas, Corporate Secretary APLN. Pada semester I-2024 APLN telah melunasi seluruh pinjaman Senior Notes milik anak usaha di Singapura, APL Realty Holdings Pte.Ltd., senilai USD300 juta. Pada 3 Juni 2024, APLN membayar sisa pinjaman sebesar USD131.96 juta. (Emiten News)
Domestic Issue
Asing Berkemungkinan Akan Menyerbu SUN
Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed yang semakin kuat diproyeksikan akan menjadi katalis positif bagi asing untuk meningkatkan investasi mereka ke Surat Utang Negara (SUN). Analis Pendapatan Tetap PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Ahmad Nasrudin menilai, investor asing berpotensi meningkatkan arus masuk modal (inflow) ke pasar obligasi sejalan dengan kondisi makroekonomi yang mendukung.”Potensi inflow asing cukup besar, terutama didorong oleh pemangkasan suku bunga dan imbal hasil (yield) SUN yang masih menarik, serta peringkat sovereign Indonesia yang stabil,” jelasnya kepada Investor Daily, Minggu (18/8/2024). Selain itu, lanjutnya, investor juga tertarik dengan pilihan investasi asing yang kini semakin beragam dengan kehadiran Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang menawarkan yield lebih tinggi daripada SUN. “Dengan yield yang lebih menarik, SRBI dapat menjadi pilihan bagi investor asing yang mencari peluang keuntungan lebih besar,” ucapnya. Lebih lanjut, Ahmad mengatakan, mengenai prospek harga SUN di pekan depan bakal bergerak sideways dengan pergerakan terbatas. Itu karena harga sudah terdiskon cukup besar selama Agustus ini, sehingga ruang penurunan lebih lanjut menjadi terbatas. “Namun, yield masih berpotensi turun karena ekspektasi pemangkasan suku bunga dan arus modal asing yang kuat,” ujarnya. Sejak Juli, yield obligasi pemerintah telah mengalami penurunan dari sekitar 7% menjadi 6,721%. Penurunan ini dipicu oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed yang melemahkan dolar AS dan meningkatkan daya tarik aset emerging market seperti Indonesia. (Investor Daily)
Recommendation
US10YT mencoba rebound dari Support yield range 3.82% – 3.78% , langkah pertama sudah melalui Resistance pertama : MA10 pada yield 3.88% yang kini tengah diuji kekuatannya. Jika berhasil, maka yield akan lanjut menguat ke Target berikut : MA20 pada yield 4.016% saat ini. ADVISE : expect pelemahan harga dalam waktu dekat karena yield masih ada percobaan penguatan.
ID10YT masih konsisten menuruni channel downtrend-nya. Belum ada tanda2 akan adanya technical rebound, walau indikator RSI telah berdiam di wilayah Oversold utk beberapa waktu lamanya. Strong downtrend ini baru akan diakhiri jika yield setidaknya mampu break out Resistance pertama MA10 / yield 6.77% saat ini. Meanwhile, expect penguatan harga masih intact.
Download full report HERE.