Today’s Outlook:
MARKET AS: Trump menerapkan tarif tambahan 10% untuk barang-barang China. China membalas dengan tarif tambahan hingga 15% untuk beberapa produk AS, sementara Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengatakan bahwa negara tetangga AS di bagian selatan itu akan merespons dengan tarif yang akan diumumkan akhir pekan ini. Setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan bahwa negaranya juga akan mengenakan pungutan 25% terhadap barang-barang AS, Trump merespon dengan mengatakan bahwa dia akan menambahkan tarif yang lebih tinggi lagi terhadap negara tersebut.
SENTIMEN PASAR: Untuk hari Rabu, ada sejumlah publikasi data penting di AS: (1) ADP Nonfarm Employment Change bulan Februari; (2) S&P Global Services PMI bulan Februari; (3) ISM Non-Manufacturing PMI bulan Februari; (4) ISM Non-Manufacturing Prices bulan Februari; dan (5) Crude Oil Inventories.
FIXED INCOME: Imbal hasil Treasury 10 tahun naik tipis pada hari Selasa karena tarif Presiden AS Donald Trump terhadap Kanada, Meksiko, dan China mulai berlaku, meningkatkan kekhawatiran akan perang dagang global. Imbal hasil Treasury 10-tahun naik hampir 2 bps menjadi 4,199%, berbalik arah setelah turun pada hari sebelumnya. Imbal hasil Treasury 2 tahun turun sekitar 4 bps menjadi 3,937%. Satu basis poin setara dengan 0,01%, dan imbal hasil dan harga bergerak berlawanan arah. Indeks dolar AS turun 0,8% dari level akhir Senin pada pertengahan perdagangan pagi di AS di 105,93, mencapai level terendah sejak 6 Desember. Dolar jatuh ke level terendah tiga bulan pada hari Selasa karena kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan dan dampak dari tarif terhadap ekonomi AS lebih besar daripada potensi peningkatan dari pungutan baru di Kanada, China dan Meksiko.
EROPA: Imbal hasil obligasi pemerintah zona euro telah meningkat relatif terhadap Amerika Serikat karena mundurnya Trump dari dukungan terhadap Ukraina telah memicu ekspektasi pinjaman dan pengeluaran yang lebih tinggi untuk pertahanan. Imbal hasil bergerak berbanding terbalik dengan harga. Para investor juga menantikan pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis, dengan para trader memper kirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps.
CURRENCY: Dolar melemah 0,4% menjadi 148,92 yen. Dolar mencapai titik terendah di 148,07, terendah sejak 8 Oktober. Yuan China menguat menjadi 7,265 per dolar, dibantu oleh bank sentral yang melanjutkan bias penguatan dalam panduan resmi hariannya.
KOMODITAS : Harga minyak turun ke posisi terendah beberapa bulan pada hari Selasa setelah laporan rencana OPEC+ untuk melanjutkan peningkatan produksi pada bulan April sementara tekanan harga lebih lanjut diberikan oleh tarif AS terhadap Kanada, Meksiko dan China serta tarif pembalasan Beijing. Kontrak berjangka Brent turun 75 sen, atau 1%, pada $70,87 per barel. Level terendah sesi ini adalah $69,75 per barel, terendah sejak September. Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 28 sen per barel, atau 0,4%, pada $68,09. Patokan ini sebelumnya turun menjadi $66,77 per barel, terendah sejak November. OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, memutuskan pada hari Senin untuk melanjutkan rencana peningkatan produksi minyak bulan April sebesar 138.000 barel per hari, yang pertama sejak tahun 2022. EMAS naik 0,7% pada $ 2.914 per ons. Emas batangan telah naik lebih dari 11% sepanjang tahun ini dan mencapai rekor tertinggi $2.956,15 pada 24 Februari. Harga emas naik pada hari Selasa, didorong oleh melemahnya dolar dan meningkatnya permintaan safe haven di tengah meningkatnya konflik perdagangan setelah pengenaan tarif baru oleh Presiden AS Donald Trump.
GlobalNews
Pembeli Batu Bara dari China Keberatan RI Pakai HBA untuk Acuan Ekspor
Indonesian Mining Association (IMA) mengungkapkan pasar keberatan terkait dengan kewajiban menggunakan harga batu bara acuan (HBA) sebagai acuan transaksi penjualan emas hitam di pasar global. Adapun, kebijakan tersebut diberlakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai 1 Maret 2025. Direktur Eksekutif IMA Hendra Sinadia mengaku pihaknya mendengar keberatan dari buyer batu bara RI. Ini khususnya buyer dari China. Mereka keberatan lantaran HBA lebih tinggi dibandingkan indeks harga batu bara lainnya. “Ya, kami mendengar keberatan dari pihak buyer terkait dengan rencana penerapan HBA. Saya kebetulan 27 Februari lalu hadir di acara 2nd China Coal Import International Summit di kota Guangzhou dan banyak pertanyaan dari pihak buyer terkait hal itu,” kata Hendra kepada Bisnis, Selasa (4/3/2025). Selama ini, kebanyakan pembeli batu bara dari Indonesia mengacu pada Indonesia Coal Index (ICI). Indeks harga ini merupakan acuan harga mingguan batu bara Indonesia di pasar domestik dan internasional yang disusun oleh PT Coalindo Energy dan Argus Media, lembaga pricing dari Inggris. Sementara itu, HBA ditetapkan oleh Kementerian ESDM setiap bulannya (kini akan ditetapkan 2 kali sebulan) dan digunakan sebagai tolok ukur untuk menentukan tarif royalti dan harga jual batu bara. Hendra pun menyebut para eksportir kini tengah bernegosiasi dengan para buyer terkait kontrak existing. Sebab, kontrak yang sudah terjalin belum mengacu pada HBA. “Tentu para eksportir sedang menegosiasikan dengan para buyer karena selama ini mereka sudah ada kontrak yang merujuk kepada indeks tertentu,” jelas Hendra. (Bisnis)
Corporate News
Ekspansi, PTRO Jajakan Surat Utang Rp1,5 Triliun
Petrosea (PTRO) akan menerbitkan obligasi Rp1 triliun. Surat utang itu, bagian dari penerbitan obligasi berkelanjutan dengan proyeksi Rp2 triliun. Dan, perseroan telah menjajakan obligasi berkelanjutan I tahap I senilai Rp1 triliun. Nah, surat utang kali ini, akan menyapa investor dalam tiga seri. Yaitu, seri A sebesar Rp39,20 miliar dibekali tingkat bunga tetap 7,75 persen per tahun berdurasi 3 tahun. Kemudian, seri B sejumlah Rp476,20 miliar dengan tingkat bunga tetap 8,75 persen per tahun berjangka 5 tahun. Dan, seri C sebesar Rp484,60 miliar dengan tingkat bunga tetap 9,30 persen per tahun berjangka 7 tahun. Rinciannya sebagai berikut. Sekitar 67 persen untuk pembelian material, dan jasa pembelian material yang bersifat beli putus sesuai kebutuhan perseroan, dan ketersediaan material dari pihak yang tidak terafiliasi dengan perseroan, termasuk untuk biaya operasi alat berat, dan peralatan. Sekitar 25 persen untuk biaya-biaya tenaga kerja. Lalu, sisanya untuk beban usaha lainnya. (Emiten News)
Recommendation
US10YT melonjak sebesar 2.09% menjadi 4.246%, berada di bawah support dinamis MA200 @ 4.245%. Yield obligasi acuan Amerika berbalik dari tren naik sebelumnya menjadi tren turun karena DOGE melakukan pemangkasan yang lebih signifikan terhadap birokrasi Pemerintah AS, membuat gelombang kepercayaan dari para investor, menunggu perkembangan dari pasar AS terkait kebijakan Tarif Trump untuk menentukan kemana imbal hasil akan bergerak.
ID10YT mengalami koreksi tipis sebesar 0.33% ke level 6.902% setelah menyentuh resistance dinamis MA50 @ 7.003% minggu lalu. Harga telah menembus di atas resisten 6,898%, dan resisten berikutnya yang akan diuji adalah 7,022%. Diyakini bahwa sebagian besar investor khawatir akan implikasi dari peluncuran Sovereign Wealth Fund Danantara.
Download full report HERE.