Summary:
Last Week Review
• LAPORAN PEKERJAAN AS (Sept) CONFIRM MENUNJUKKAN EKONOMI AS MASIH JAUH DARI RESESI. Setelah US GDP 2Q yang bercokol di angka 3.0%, penguatan double dari kuartal sebelumnya, laporan PAYROLL AS memperkuat asumsi bahwa ekonomi AS tengah berjalan dalam skenario soft-landing ketimbang menuju resesi. Dimulai dari JOLTS JOB OPENINGS yang menyatakan terdapat 8.04 juta lowongan pekerjaan baru di bulan Aug, kemudian disusul oleh ADP NONFARM EMPLOYMENT CHANGE dan NONFARM PAYROLLS yang keduanya sama-sama menunjukkan angka aktual September yang lebih besar dari perkiraan dan juga dari bulan sebelumnya . Dengan demikian disimpulkan UNEMPLOYMENT RATE (Sept) turun 0.1% ke level 4.1%. Walau pasar tenaga kerja cukup longgar, namun Pertumbuhan Upah Rata-rata per Jam (AVERAGE HOURLY EARNINGS ) di bulan Sept juga masih bisa lebih tinggi dari ekspektasi.
• Tak hanya dari laporan tenaga kerja saja, ISM SERVICES PMI menyatakan sektor ini masih setia menopang roda ekonomi AS di wilayah ekspansif, ketika MANUFACTURING PMI masih terseok-seok di area bawah 50 (kontraksi) pada bulan Sept.
• MARKET EROPA & ASIA : CHINESE PMI juga menunjukkan gejala yang sama, sektor Jasa menopang Composite PMI masih bertahan di teritori ekspansif walau Manufaktur masih berjuang untuk keluar dari situasi kontraksi. Kondisi pelemahan ekonomi pun terasa di benua EROPA mulai dari kuartal kedua, ketika UK GDP 2Q jatuh 0.2% ke level 0.5% qoq dibanding kuartal pertama. GERMAN CPI diperkirakan alami deflasi secara tahunan pada bulan Sept , perkiraan awal mengatakan bahwa Inflasi berada di posisi 1.6% yoy yang berarti lebih rendah dari ekspektasi 1.7% dan bulan sebelumnya 1.9%. Sama halnya dengan CPI EUROZONE (Sept) yang juga deflasi di bulan Sept ke level 1.8% , bahkan lebih rendah dari Target ECB 2%. Kondisi Manufacturing PMI Eropa juga tak lebih bagus di mana kebanyakan wilayah masih berjuang untuk keluar dari angka kontraksi, selain Inggris.
• Yang menarik diperhatikan adalah kinerja bursa saham HONGKONG HANG SENG & SHANGHAI Composite yang menguat hebat selama sepekan terakhir, terbantu stimulus pemerintah CHINA di mana di antara sekian paket stimulus yang digelontorkan terdapat dana pinjaman / funding untuk membeli saham. Otomatis hal tsb melejitkan HSI 7.6% dan SSEC 16.5% di pekan lalu! Adapun mereka juga yang jadi “biang keladi” pengalihan arus dana asing keluar dari market Indonesia, yang mana menciutkan posisi beli bersih YTD mereka jadi hanya tersisa IDR 216 milyar saja. RUPIAH pun tergembosi ke posisi terendah pertengahan Aug lalu, apalagi setelah data tenaga kerja AS yang kuat akan semakin meminimkan harapan pemotongan suku bunga dalam varian yang lebih agresif di bulan Nov, menguatkan posisi USD & YIELD US TREASURY saat ini.
• COMMODITY : Berita semakin memanasnya KONFLIK TIMUR TENGAH semakin mewarnai pasar komoditi energi . Pada hari Jumat, Pemimpin Tertinggi IRAN Ayatollah Ali Khamenei muncul di depan publik untuk pertama kalinya sejak negaranya meluncurkan serangan rudal. Ia menyerukan lebih banyak perjuangan anti Israel. Iran akan menargetkan instalasi energi dan gas Israel jika Israel menyerangnya, demikian dikutip kantor berita semi-resmi Iran SNN atas pernyataan wakil komandan Garda Revolusi Ali Fadavi. Analis komoditas JP MORGAN menilai, bagi ISRAEL sendiri, serangan terhadap fasilitas energi Iran bukanlah tindakan favorit yang akan dipiih Israel. Namun, rendahnya tingkat persediaan minyak global menunjukkan bahwa harga akan naik hingga konflik tersebut terselesaikan, imbuh mereka. Mengutip data dari layanan pelacakan kapal Kpler, mereka mengatakan bahwa supply berada di bawah level tahun lalu ketika BRENT diperdagangkan pada harga USD 92 dan pada 4,4 miliar barel merupakan yang terendah yang pernah tercatat.
• Perusahaan pialang komoditi StoneX memperkirakan harga MINYAK dapat melonjak antara USD 3 dan USD 5 per barel jika infrastruktur minyak Iran menjadi sasaran. Iran adalah anggota OPEC+ dengan produksi sekitar 3,2 juta barel per hari atau 3% dari produksi global. Kapasitas produksi cadangan kelompok tersebut seharusnya memungkinkan anggota lain untuk meningkatkan produksi jika pasokan Iran terganggu, sehingga membatasi kenaikan harga minyak, kata analis Rystad pada hari Kamis. Kekhawatiran pasokan juga telah mereda di LIBYA. Pemerintah yang berbasis di timur negara itu dan National Oil Corp yang berbasis di Tripoli pada hari Kamis mengatakan semua ladang minyak dan terminal ekspor dibuka kembali setelah perselisihan mengenai kepemimpinan bank sentral diselesaikan.
• INDONESIA catatkan tingkat Inflasi di bulan September adalah sebesar 1.84% yoy (menurun dari 2.12% di bulan Aug), yang mana ini merupakan deflasi bulan kelima berturut-turut sejak May. Dalam perspektif yang lebih luas, deflasi ini memperlihatkan dengan jelas masyarakat kelas pekerja sudah tidak punya uang lagi untuk berbelanja. Para ekonom melihat ini akan jadi ganjalan bagi PDB INDONESIA pertahankan level 5% jika hanya bergantung pada belanja masyarakat. Untuk mengatasi persoalan ini, presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, diminta melakukan langkah cepat ketika sudah dilantik nanti. Antara lain, dengan memberikan insentif hingga operasi pasar agar produk-produk UMKM tetap dilirik masyarakat sampai mengevaluasi ulang kebijakan hilirisasi sektor padat modal yang dianggap tak berdampak pada lapangan kerja.
This Week’s Outlook
Berikut adalah gambaran tentang apa yang terjadi di pasar untuk minggu mendatang:
• Data INFLASI AS untuk bulan September akan sangat dinantikan pekan ini setelah laporan tenaga kerja yang lebih kuat dari perkiraan pada hari Jumat menenangkan para investor yang khawatir bahwa ekonomi AS tengah menuju resesi. FEDERAL RESERVE akan menerbitkan risalah rapatnya bulan September, MUSIM LAPORAN KEUANGAN sedang berlangsung, dan harga MINYAK tampaknya akan tetap bergejolak di tengah meningkatnya KONFLIK TIMUR TENGAH. US DOLLAR beserta YIELD US TREASURY semuanya melonjak lebih tinggi pada hari Jumat, mencerminkan suara kepercayaan investor yang luas terhadap ekonomi AS. Apa saja yang akan dinanti para investor setelah DOLLAR INDEX (DXY) naik lebih dari 2% dalam seminggu, minggu terbaiknya dalam lebih dari dua tahun; Futures MINYAK MENTAH BRENT melesat 9% dalam seminggu untuk minggu terbaiknya sejak Januari 2023; dan DJIA berakhir pada rekor penutupan tertinggi ?
• US CPI : Data INFLASI AS untuk bulan September yang sedianya dirilis hari Kamis diperkirakan akan menunjukkan bahwa tekanan harga terus mereda pada akhir kuartal ketiga. Data tersebut, yang muncul setelah laporan pekerjaan yang kuat pada hari Jumat kemungkinan akan membentuk ekspektasi seputar ukuran dan laju pemotongan Fed Fund Rate dalam beberapa bulan mendatang. Hari Jumat disusul US PPI yang juga diharapkan menunjukkan inflasi yang lebih jinak. Data tersebut kemungkinan akan meyakinkan The Fed bahwa inflasi berada pada jalur yang berkelanjutan untuk kembali ke target 2%. Perlu diingat bahwa dalam “dot plot” yang dirilis setelah FOMC MEETING September, hampir setengah dari peserta berpendapat bahwa pemangkasan total sebesar 50-75 bps pada akhir tahun akan tepat, yang berarti hanya tersisa pemangkasan sebesar 0-25 bps tahun ini.
• FED MEETING MINUTES : The Fed akan menerbitkan risalah pertemuannya bulan September pada hari Rabu dengan investor mencari indikasi tentang bagaimana pandangan para pejabat tentang laju pelonggaran ke depannya. Wawasan tambahan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan para pembuat kebijakan mencapai konsensus seputar pemangkasan 50bps juga perlu diperhatikan. Investor juga akan mendapatkan kesempatan untuk mendengar statement dari beberapa pejabat bank sentral AS selama minggu ini , termasuk Neel Kashkari, Raphael Bostic, Adriana Kugler, dan Lorie Logan. Tak lupa , Initial Jobless Claims mingguan senantiasa dinantikan setiap hari Kamis.
• MUSIM LAPORAN KEUANGAN kuartal 3 akan segera dimulai, yang akan menjadi ujian bagi pasar saham yang bergelantungan di rekor tertinggi dan diperdagangkan pada valuasi yang tinggi. Perusahaan keuangan besar termasuk JPMorgan Chase, Wells Fargo, dan BlackRock semuanya akan melaporkan pada hari Jumat. Kinerja bank memberikan pandangan penting mengenai ekonomi, termasuk kekuatan permintaan kredit / pinjaman. Investor juga akan mencari tanda-tanda apakah pemangkasan suku bunga besar-besaran oleh The Fed bulan lalu sudah mempengaruhi perekonomian melalui peningkatan penjualan mobil atau pembelian barang-barang mahal lainnya. Perusahaan lain yang melaporkan hasil selama minggu ini termasuk PepsiCo dan Delta Air Lines. Investor yang optimis berharap kinerja para perusahaan tsb akan menjustifikasi valuasi yang semakin tinggi di pasar saham. S&P 500 naik 20% sepanjang tahun ini dan diperdagangkan mendekati rekor tertinggi meskipun volatilitas baru-baru ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
• HARGA MINYAK : naik pada hari Jumat dan ditutup dengan kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari setahun karena meningkatnya ancaman perang di seluruh kawasan di Timur Tengah, meskipun kenaikannya terbatas karena Presiden AS Joe Biden mencegah Israel menargetkan fasilitas minyak Iran. Israel bersumpah akan menyerang Iran karena meluncurkan rentetan rudal ke Israel Selasa lalu setelah Israel membunuh pemimpin Hizbullah yang didukung Iran. Peristiwa tersebut membuat analis minyak memperingatkan klien tentang potensi eskalasi perang yang lebih luas di Timur Tengah. Secara mingguan, minyak mentah BRENT naik lebih dari 8%, tertinggi dalam seminggu sejak Januari 2023. US WTI naik 9,1% selama sepekan terakhir , tertinggi sejak Maret 2023. IRAN adalah anggota OPEC+ dengan produksi sekitar 3,2 juta barel per hari atau 3% dari produksi global. Kapasitas produksi cadangan kelompok tersebut seharusnya memungkinkan anggota lain untuk meningkatkan produksi jika pasokan Iran terganggu, sehingga membatasi kenaikan harga minyak.
• MARKET ASIA : Selain berita Household Spending dari Jepang yang akan dirilis hari Selasa esok, kalender ekonomi Asia tidak terlalu banyak menghiasi pekan ini. Lebih lanjut, Cadangan Devisa CHINA , KOREA SELATAN , & JEPANG (September) juga turut dipantau para pelaku pasar, berbarengan dengan INDONESIA yang sedianya diumumkan hari ini. Mungkin lebih banyak data dari Indonesia yang dijadwalkan : Consumer Confidence (Sept), Retail Sales (Aug), Motorbike & Car Sales (Sept).
Download full report HERE.