Today’s Outlook:
MARKET AS: Laporan NONFARM PAYROLL yang lebih kuat dari perkiraan meyakinkan para investor yang khawatir bahwa ekonomi AS masih jauh dari resesi.
MARKET SENTIMENT :
– US NONFARM PAYROLL menyatakan bahwa penciptaan lapangan kerja di AS untuk sektor publik meningkat 254ribu pada bulan September adalah jumlah tertinggi dalam 6 bulan (jauh tinggi dari prediksi 147 ribu), dan Tingkat Pengangguran pun turun menjadi 4,1%. Walau ini adalah kejutan yang bagus, namun di satu sisi dapat memperlambat laju pemotongan suku bunga The Fed. Menanggapi data tsb, Morgan Stanley mengeluarkan statement bahwa mereka mengharapkan pemotongan suku bunga sebesar 25bps masing-masing pada pertemuan FOMC bulan November dan Desember. Wells Fargo juga meyakini perekonomian AS akan menjalani skenario soft-landing ketimbang resesi . Presiden Chicago Fed sendiri Austan Goolsee mengapresiasi laporan NONFARM PAYROLL dan mengatakan masih tepat bagi The Fed untuk menurunkan banyak suku bunga selama 12 hingga 18 bulan ke depan. Dengan demikian, para pelaku pasar mengurangi taruhan atas pengurangan 50 basis poin pada rapat Federal Reserve tanggal 6-7 November. Para investor sekarang memperkirakan peluang hanya 8% dari pemotongan suku bunga 50 bps, merosot jauh dari sekitar 31% sebelumnya pada hari Jumat, menurut CME FedWatch Tool. Adapun The Fed telah memulai siklus pelonggaran moneter bulan lalu dengan pemangkasan Fed Fund Rate sebesar 50 basis poin.
– KONFLIK TIMUR TENGAH : Indeks Energi S&P naik 1,1% pada hari Jumat seiring naiknya harga Minyak. Dengan Konflik Timur Tengah, indeks tsb melonjak 7% selama seminggu dalam persentase kenaikan mingguan terbesar sejak Oktober 2022. Hal tsb dipicu oleh komentar Presiden AS Joe Biden yang mengatakan bahwa jika dia berada di posisi Israel, dia akan memikirkan alternatif untuk menyerang ladang minyak Iran, seraya menambahkan pemikirannya pikir bahwa Israel belum menyimpulkan bagaimana menanggapi rentetan rudal Iran di minggu lalu.
– PEMOGOKAN PEKERJA PELABUHAN AS tampaknya akan berakhir setelah serikat pekerja mereka dan kelompok yang mewakili perusahaan pelayaran laut besar mencapai kesepakatan, yang mana diharapkan akan menghasilkan kenaikan upah sekitar 62% selama 6 tahun. KOMODITAS : Harga MINYAK MENTAH menguat pada hari Jumat dan ditutup dengan kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari setahun dipicu meningkatnya ancaman PERANG di seluruh KAWASAN TIMUR TENGAH, meskipun kenaikan tersebut terbatas karena Presiden AS Joe Biden mencegah Israel menargetkan fasilitas minyak Iran. Harga minyak sempat melonjak 2% namun ditutup lebih rendah; di mana minyak mentah BRENT naik 43 sen, atau 0,6%, menjadi USD 78,05 / barel, sementara US WTI terangkat 67 sen, atau 0,9%, ke level USD 74,38 / barel. ISRAEL telah bersumpah untuk menyerang IRAN karena meluncurkan rentetan rudal ke Israel pada hari Selasa , setelah Israel membunuh pemimpin Hizbullah yang didukung Iran seminggu yang lalu. Peristiwa tersebut membuat analis minyak memperingatkan tentang potensi eskalasi perang yang lebih luas di Timur Tengah. Pada hari Kamis, harga acuan minyak melonjak lebih dari 5% setelah Biden mengonfirmasi bahwa AS sedang berunding dengan Israel mengenai apakah negara itu akan mendukung serangan terhadap infrastruktur energi Iran. Secara mingguan, minyak mentah Brent melonjak lebih dari 8%, tertinggi dalam seminggu sejak Januari 2023. US WTI panas mendidih 9,1% sepekan terakhir , tertinggi sejak Maret 2023.
– Sementara itu dari sudut komoditas lain, harga EMAS dunia tergelincir 0.3% pada penutupan perdagangan Jumat, ke level USD 2647.52 / ounce , akibat data pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan, mendongkrak US DOLLAR sehingga memupus harapan pemotongan suku bunga yang lebih agresif dari The Fed bulan depan. Padahal pekan lalu harga Emas sempat menyentuh rekor tertinggi di USD 2685.42. Alasan penguatan USD yang sama juga membuat harga Minyak kembali menciut karena tingginya US DOLLAR bisa menyurutkan minat beli negara non-AS.
Corporate News
INKP: Stabil, Pefindo Patenkan Peringkat Obligasi INKP idA+
Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idA+ untuk Obligasi Berkelanjutan V Tahun 2024 Indah Kiat Pulp and Paper (INKP) maksimum IDR 14 triliun. Peringkat itu, juga berlaku untuk obligasi berkelanjutan USD II Tahun 2024 sejumlah maksimum USD100 juta. Selain itu, Pefindo juga menetapkan peringkat idA+(sy) untuk Sukuk Mudharabah Berkelanjutan IV Tahun 2024 Indah Kiat sejumlah maksimum IDR 6 triliun. Perusahaan berencana menggunakan dana hasil penerbitan obligasi dan sukuk Rupiah untuk membiayai modal kerja dan refinancing. Sedang dana hasil penerbitan obligasi USD akan digunakan untuk membiayai belanja modal. Pefindo juga menegaskan peringkat idA+ untuk obligasi, dan idA+ (sy) untuk sukuk perusahaan masih beredar. (Emiten News)
Domestic Issue
Utang Pemerintah IDR 8.461 T per Agustus, Turun IDR 40,76 T Jelang Jokowi Lengser
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, posisi utang pemerintah tercatat sebesar IDR 8.461,93 triliun per Agustus 2024 atau menjelang akhir jabatan Presiden Joko Widodo. Angka ini turun IDR 40,76 triliun atau turun 0,47 persen dibandingkan posisi utang pada akhir Juli 2024 yang sebesar IDR 8.502,69 triliun. “Jumlah utang pemerintah per akhir Agustus 2024 tercatat ID 8.461,93 triliun,” kata Sri Mulyani dalam Buku APBN KiTa edisi September, dikutip Sabtu (5/10). Sri Mulyani menjelaskan, turunnya jumlah utang pemerintah membuat rasio utang turun dari 38,68 persen menjadi 38,49 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Juni 2024. Angka itu masih di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara. “Pemerintah mengelola utang secara cermat dan terukur untuk mencapai portofolio utang yang optimal dan mendukung pengembangan pasar keuangan domestik,” ungkap Menkeu. Secara rinci, utang pemerintah didominasi oleh instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yang kontribusinya sebesar 88,07 persen. Hingga akhir Agustus 2024, penerbitan SBN tercatat sebesar IDR 7.452,56 triliun. Penerbitan ini juga terbagi menjadi SBN domestik dan SBN valuta asing (valas). SBN Domestik tercatat sebanyak IDR 6.063,41 triliun yang terbagi menjadi Surat Utang Negara (SUN) sebesar IDR 4.845,68 triliun serta Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar IDR 1.217,73 triliun. Sementara itu, SBN Valas yang tercatat adalah sebesar IDR 1.389,14 triliun dengan rincian, SUN sebesar IDR 1.025,14 triliun dan SBSN senilai IDR 364 triliun. (Kumparan)
Recommendation
US10YT sedikit lagi mencapai level krusial 4.0% (= angka bulat juga berperan jadi Resistance psikologis). ADVISE : WAIT & SEE apakah Resistance ini bisa ditembus atau tidak , secara pattern sejatinya menyimpan potensi TARGET di bilangan yield 4.30%.
ID10YT dalam perjalanan mencapai Target di angka yield 6.68% ; up to 6.70% , saat ini keburu terhalang oleh Resistance MA50 pada yield 6.65%. ADVISE : WAIT & SEE apakah Resistance krusia ini bisa terlewati atau tidak.
Download full report HERE.