-GOVERNMENT BONDS-
Tenor Panjang di Tengah Trens Suku Bunga Rendah. Hasil lelang sukuk mencatatkan penawaran masuk PBS025 dan PBS028 menjadi yang tertinggi. Masih adanya ruang pemangkasan BI 7-DRRR, membuat obligasi tenor panjang menjadi pilihan investasi untuk mendapatkan capital gain. Berdasarkan data DJPPR, PBS025 mencatatkan penawaran masuk IDR 7,31 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 7,12% dan imbalan 8,37%. Sementara, PBS028 mendapatkan total penawaran masuk IDR 5,92 triliun dengan yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,53% dan yield 7,75%. Total penawaran yang masuk tercatat sebesar IDR 20,79 triliun, lebih rendah dari lelang sebelumnya IDR 38,32 triliun. Penawaran yang masuk dalam lelang sukuk negara kali ini menjadi yang terendah sejak Mei 2020.
-CORPORATE BONDS-
Aneka Gas Industri Emisi Obligasi dan Sukuk IDR 305 Miliar. Aneka Gas Industri Tbk (AGII) menawarkan obligasi dan sukuk ijarah senilai total Rp 305 miliar. Perseroan akan menggunakan dana emisi surat utang ini untuk melunasi sejumlah tiga surat utang yang jatuh tempo pada 5 Desember 2020. Perseroan menerbitkan obligasi berkelanjutan II tahap II senilai Rp 100 miliar dengan tingkat bunga 9,25% per tahun dan berjangka waktu 370 hari. Bunga obligasi pertama akan dibayarkan pada 2 Januari 2021, dan disetor setiap tiga bulan. Sementara sukuk ijarah berkelanjutan II tahap II ditawarkan sebanyak Rp 205 miliar. Cicilan imbalan ijarah sebanyak Rp 18,96 miliar per tahun. Jatuh tempo sukuk ini juga 370 hari, atau 12 Oktober 2021. Dalam rangka penerbitan obligasi dan sukuk ijarah ini, perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan dari Fitch Ratings Indonesia yakni A-. Adapun, masa penawaran umum surat utang akan berlangsung 25, 28, dan 29 September, penjatahan 30 September, dan distribusi serta jadwal pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) masing-masing pada 2 dan 5 Oktober. Dari emisi obligasi, Aneka Gas Industri bersiap membayar obligasi berkelanjutan I tahap II tahun 2017 seri A senilai IDR 98,78 miliar. Lalu, obligasi berkelanjutan I tahap II tahun 2017 seri B senilai IDR 95,51 miliar. Kedua seri ini sama-sama memiliki tingkat bunga 9,5%. Sedangkan emisi sukuk terbaru akan digunakan untuk melunasi sukuk ijarah berkelanjutan I tahap II tahun 2017 seri A senilai IDR 107 miliar. Cicilan imbalan sukuk ini sebesar IDR 95 miliar per tahun. (Investor Daily)
-MACROECONOMY-
Neraca Dagang Surplus USD 2,33 Miliar. Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca dagang Indonesia Agustus 2020 surplus USD 2,33 miliar. Surplus ini jauh lebih besar bila dibandingkan dengan surplus pada Agustus 2019 yang sebesar USD 92,6 juta. Suhariyanto menambahkan, surplus neraca dagang pada bulan lalu didorong oleh nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impor. Nilai ekspor pada Agustus 2020 tercatat sebesar USD 13,07 miliar. Sedang nilai impor sebesar USD 10,74 miliar. Terperinci, nilai ekspor pada Agustus 2020 tersebut turun 4,62% MoM. Penurunan nilai ekspor tersebut didorong oleh penurunan nilai ekspor baik ekspor komoditas minyak dan gas (migas) sebesar 9,94% MoM maupun non migas yang turun 4,35% MoM. Yang membuat ekspor non migas turun karena ada penurunan dari beberapa komoditas seperti logam mulia, perhiasan dan permata, lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, besi dan baja, juga alas kaki. Dari sisi impor, nilai impor meski lebih kecil dibandingkan ekspor, ini mencatat peningkatan 2,65% MoM. Peningkatan impor ini didorong oleh peningkatan impor non migas sebesar 3,01% MoM meski impor migas tercatat turun. Namun, meski nilai impor secara bulanan naik, nilai impor ini masih lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai impor pada Agustus 2019 lalu. (Kontan)
-RECOMMENDATION-
Sentimen Positif Neraca Dagang Agustus. Neraca perdagangan Indonesia Agustus 2020 kembali mencatat surplus, yaitu sebesar USD 2,33 miliar, membawa sentimen positif bagi ketahanan eksternal Indonesia. Ke depannya neraca perdagangan Indonesia masih berpotensi surplus, seiring nilai impor yang akan lebih kecil daripada nilai ekspor. Sementara itu, kinerja perdagangan ke depan juga akan mendapat dampak dari PSBB Jakarta, walaupun efeknya tidak akan sebesar pada PSBB periode pertama lalu. Dalam jangka pendek, investor dapat memanfaatkan momentum pergerakan FR0086 dan FR0087.
DISCLAIMER ON