-GOVERNMENT BONDS-
Sentimen positif Neraca Dagang, topang pasar akhir pekan. Hal ini menjadi sentimen lanjutan pada perdagangan hari Jumat (16/10), ditengah ketidakjelasan pemberian stimulus AS. Investor minati sebagian besar Surat Berharga Negara (SBN) di akhir pekan, dengan yield tenor 10-tahun turun hampir 6 bps ke level 6,76%. Penurunan yield paling dalam terjadi pada tenor 10-tahun, dan penurunan yield paling kecil terjadi pada tenor panjang 30-tahun yang turun 1,1 bps ke 7,43%. Sementara itu, pelaku pasar juga merespon sentimen eksternal, melihat data ketenagakerjaan terbaru di Amerika Serikat (AS). Klaim tunjangan pengangguran AS sepekan tercatat naik menjadi 898.000, dibandingkan pekan sebelumnya yaitu 845.000. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah pasien positif corona di Eropa per 15 Oktober naik 1,81%, dibandingkan posisi sehari sebelumnya menjadi 7.406.193 orang. Penambahan pasien positif dalam sehari ini, adalah rekor tertinggi di Eropa sejak virus yang bermula dari Kota Wuhan. Sedangkan pertumbuhan 1,81% ini, menjadi yang tercepat sejak 10 Oktober.

-CORPORATE BONDS-
Tiga Emiten Siap Lunasi Obligasi IDR 2,03 Triliun. Ketiga emiten tersebut adalah Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA). Tunas Baru Lampung mempercepat pelunasan surat utang jangka pendek (medium term notes/MTN) III senilai IDR 239 miliar. Surat utang ini dilunasi pada 15 Oktober 2020 ditambah bonus dan bunga berjalan sebesar 1% dari nilai pokok MTN. Kemudian, Bussan Auto Finance (BAF) menyatakan kesiapannya untuk membayar dua obligasi. Obligasi pertama adalah Obligasi III Seri A Tahun 2019 senilai IDR 300 miliar. Selain itu, perseroan memiliki obligasi jatuh tempo yang lain, yakni Obligasi I Seri B Tahun 2017 senilai IDR 350 milar. Emiten terakhir adalah Waskita Karya Tbk (WSKT). Perseroan memiliki obligasi jatuh tempo, yakni Obligasi Seri B Tahun 2015 senilai IDR 1,15 triliun. Obligasi ini jatuh tempo pada 16 Oktober 2020. Obligasi ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan I Waskita Karya Tahap II Tahun 2015 senilai IDR 1,5 triliun. Adapun obligasi ini diterbitkan dalam dua seri, yakni Seri A senilai IDR 350 miliar dan Seri B senilai IDR 1,15 triliun. Obligasi berkelanjutan ini adalah bagian dari Obligasi Berkelanjutan I Waskita Karya dengan nilai total IDR 2 triliun. Sebelumnya, pada 2014, perseroan sudah menerbitkan tahap 1 dari obligasi ini senilai Rp 500 miliar. Direktur of Finance Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma mengatakan, perseroan telah mengajukan relaksasi atas fasilitas supply chain financing (SCF) dengan tenor perpanjangan selama 3 hingga 6 bulan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. (Investor Daily)

-MACROECONOMY-
Harga emas Tekan cadangan bank Sentral. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2020 turun menjadi USD 135,2 miliar. Penurunan cadangan devisa ini juga dipengaruhi oleh beberapa komponen cadangan devisa, salah satunya adalah emas moneter atau monetary gold. Menurut data yang ditampilkan Special Data Dissemination Standard (SDDS) Bank Indonesia (BI), komponen emas moneter di Cadangan Devisa pada September 2020 tercatat sebesar USD 4,79 miliar atau turun 3,81% dari posisi sebelumnya yang sebesar USD 4,98 miliar. Penurunan komponen monetary gold lebih disebabkan oleh penurunan harga emas yang terjadi di sepanjang bulan laporan. Seperti yang kita ketahui, harga emas pada bulan September tercatat turun sebesar 2,37% MoM, walau masih lebih tinggi 27,23% YoY dari September 2019. Akan tetapi, penurunan komponen ini tidak terlalu berpengaruh. Pasalnya cadangan emas di bank sentral sejauh ini tidak banyak atau bahkan tidak pernah dimanfaatkan sebagai instrumen moneter. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Pelaku pasar mulai mencermati sentimen domestik, yaitu perkembangan omnibus law, setelah terjadi aksi penolakan pekan lalu. Nilai tukar rupiah ditutup melemah tipis 0,05% ke level IDR 14.698/USD di pasar spot. Hal serupa juga terjadi pada kurs tengah BI, melemah 0,04% ke level IDR 14.766/USD. Sementara sentimen eksternal, berasal dari ketidakpastian kondisi politik AS jelang pemilihan presiden. Pergerakan nilai tukar dolar AS masih dipengaruhi oleh pembicaraan stimulus AS. Sebagai catatan, partai Republik tengah menunggu jawaban dari partai Demokrat atas proposal terbaru stimulus AS. Investor dapat kembali mencermati FR0086, FR0087, FR0080, FR0083, dan FR0076, yaitu seri-seri yang akan ditawarkan pada lelang SUN Selasa besok.