Today’s Outlook:
MARKET AS: Indeks Manufaktur ISM untuk bulan Juli dirilis pada angka 46.8, di bawah perkiraan 48.2; merupakan level terendah dalam 8 bulan dan terjerumus ke wilayah kontraksi. Dua laporan ini menambah kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi bahkan ketika Federal Reserve diperkirakan akan menurunkan suku bunga bulan depan. Ketika dulu market menilai The Fed terlambat untuk menaikkan suku bunga, sekarang malah para analis kuatir The Fed mempertahankan kebijakan moneter ketat terlalu lama dan terlambat menurunkan suku bunga, mengakibatkan potensi soft landing terancam buyar. Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun sudah turun di bawah 4% untuk pertama kalinya sejak Februari karena kegelisahan tentang hard landing muncul kembali. Hari ini akan ada data tenaga kerja krusial yang ditunggu-tunggu para pelaku pasar yaitu US Nonfarm Payroll, plus Unemployment Rate & Pertumbuhan Upah Rata-rata Per Jam bulan Juli, di mana ini adalah salah satu faktor penting untuk semakin menegaskan komentar Fed Chairman Jerome Powell akan isyarat pemangkasan suku bunga di bulan Sept.
MARKET ASIA & EROPA: Tergelincirnya Manufacturing PMI juga terjadi di CHINA serta JERMAN, namun EUROZONE secara keseluruhan beserta INGGRIS masih bisa pertahankan laju ekspansif sektor manufaktur mereka di bulan Juli. BANK OF ENGLAND finally memutuskan interest rate turun 25bps sesuai ekspektasi ke level 5.0% ; ini adalah tindakan pemangkasan suku bunga pertama kalinya yang mereka lakukan sejak kenaikan suku bunga di bulan Desember 2021 dari bottom rate 0.1%. Pagi ini KOREA SELATAN telah merilis angka Inflasi untuk bulan Juli 2.6% yoy, tumbuh 0.1% di atas perkiraan 2.5% dan juga masih memanas dari bulan sebelumnya 2.4%. Bicara mengenai Inflasi, tak lupa INDONESIA telah mengumumkan angka Inflasi terkendali di level 2.13% yoy, sukses melandai di bawah ekspektasi, malah secara bulanan terdata deflasi 0.18% mom menyusul penurunan harga barang & jasa yang telah terjadi di bulan sebelumnya sebesar -0.08%.
KOMODITAS: Harga MINYAK melemah lebih dari 1% pada perdagangan Kamis, seiring supply global tampak belum terpengaruh oleh meluasnya KONFLIK TIMUR TENGAH setelah peristiwa terbunuhnya pemimpin Hamas di Iran yang sempat melonjakkan harga Crude Oil sekitar 4%, sementara para trader juga kembali fokus kepada lesunya demand global apalagi ketika data resmi pemerintah China menunjukkan aktifitas manufacturing China drop ke titik terendah 5bulan. Harga minyak acuan BRENT ditutup turun 1.6% pada USD 79.52 / barrel, sementara US WTI terjungkal 2.1% lebih rendah ke harga USD 76.31.
Corporate News
ADMF: Adira Finance Telah Terbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai IDR 2 Triliun di 2024
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) telah terbitkan obligasi dan sukuk dengan nilai total mencapai IDR 2 triliun sepanjang tahun berjalan 2024. Chief of Financial Officer Adira Finance Sylvanus Gani mengatakan, penerbitan surat utang itu sesuai dengan keterbukaan informasi yang telah disampaikan oleh perusahaan. Di mana, Adira Finance telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI Tahap III Tahun 2024 dengan jumlah pokok IDR 1,6 triliun. “Selain itu, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan V Tahap III Tahun 2024 dengan jumlah dana sebesar IDR 400 miliar,” ujarnya kepada Kontan, Rabu kemarin (31/7). Terkait rencana penerbitan obligasi dan sukuk selanjutnya, Gani menyebut perusahaan akan terus mengamati kondisi bisnis terkini dan kebutuhan pendanaan ke depannya sebelum mengambil keputusan. Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengatakan, nilai penerbitan surat utang oleh industri multifinance mencapai IDR 13,24 triliun selama semester I-2024. (Kontan)
Domestic Issue
Segera Ditawarkan, Penjualan SR021 Diproyeksi Tembus IDR 24 Triliun
Sukuk Ritel (SR) seri SR021 diyakini dapat meraup penjualan hingga IDR 24 triliun. Rencananya, SR021 akan diterbitkan pada 23 Agustus – 18 September 2024 (tentative). Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede meyakini bahwa penawaran SR021 masih akan menjadi pilihan investor. Optimisme itu seiring kondisi pasar surat utang yang dipandang kian lebih baik. Josua mencontohkan, kondisi pasar obligasi saat ini lebih positif, bila dibandingkan dengan kondisi pasar obligasi pada saat penerbitan seri sukuk ritel sebelumnya yakni SR020 di bulan Maret lalu. Sentimen dinilai cenderung akan membaik di pasar obligasi, terutama akibat ekspektasi penurunan suku bunga the Fed yang lebih cepat. Selain itu, yield dari SBN konvensional 10 tahun, sudah berada pada kisaran 6.8-6.9%. “Dengan meningkatnya appetite dari investor obligasi, kami perkirakan SR021 akan terjual di kisaran IDR 20 triliun – IDR 24 triliun pada penjualan Agustus mendatang,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (1/8). Terkait potensi imbal hasil atau kupon dari SR021, Josua mencermati bahwa kupon SBN Ritel Syariah tersebut masih akan di atas level 6%. Hal itu berkaca dari kupon SR020 sebesar 6.3% untuk tenor 3 tahun dan 6.5% untuk tenor 5 tahun, dengan kondisi suku bunga BI masih berada di level 6.0% pada saat itu. Sejalan dengan kenaikan suku bunga BI menjadi 6.25% saat ini, maka kupon SR021 yang akan ditawarkan juga akan meningkat menjadi di kisaran 6.2%-6.5% untuk tenor 3 tahun, dan 6.4%-6.7% untuk tenor 5 tahun. “Tingkat kupon yang berada pada kisaran 6% diperkirakan masih akan menarik bagi para investor. Apalagi, dengan potensi pemotongan suku bunga the Fed di paruh kedua 2024 ini, ekspektasi capital gain juga meningkat,” tandas Josua. (Kontan)
Recommendation
US10YT hampir mencapai Target bottom pada yield 3.92% (Current : 3.97%) berkat proyeksi pemotongan suku bunga The Fed yang semakin feasible. RSI pun saat ini telah Oversold. ADVISE : antisipasi limited downside potential pada yield, Data ekonomi AS yang lemah pun harusnya turut mendukung pemotongan suku bunga ; pantau data penting US Nonfarm Payroll hari ini untuk panduan arah US Treasury lebih lanjut.
Setali tiga uang, ID10YT juga sudah memasuki wilayah Support trendline jk. menengah untuk imbal hasil, yang terletak pada 6.80%. ADVISE : antisipasi limited downside potential pada yield. RSI mendekati wilayah Oversold.
Download full report HERE.