-GOVERNMENT BONDS-
Rupiah Menguji Level Psikologis IDR 14.000/USD, membuat yield FR0082 mendekati level 6%. Surat Utang Negara (SUN) seri benchmark ditutup mixed kemarin, seiring penantian hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada siang ini. Mayoritas pasar ekspektasikan BI Seven Days Reverse Repo Rate (7-DRRR) bulan November tetap di level 4%. Di sisi lain, pasar lebih mencermati mengenai outlook ekonomi di sisa tahun 2020, dan tahun 2021 mendatang. Selain itu, pergerakan obligasi kemarin karena pelaku pasar masih merespons positif terkait kabar baik dari vaksin Moderna yang sukses dalam uji klinis tahap akhir. Sebelumnya, awal pekan ini Moderna merilis hasil uji coba tahap ketiga yang menunjukkan bahwa vaksin besutannya memiliki tingkat efikasi atau persentase sukarelawan penerima vaksin yang sukses membentuk antibodi hingga 94,5%.
-CORPORATE BONDS-
Tantangan NPL Indonesia Eximbank. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank memproyeksikan non-performing loan (NPL) tahun ini sebesar 23,3% atau dengan nilai IDR 21,70 triliun. Jumlah ini turun dari NPL hingga akhir Oktober 2020 yang sebesar IDR 22,72 triliun. Perseroan menargetkan rasio NPL bisa terus ditekan hingga mencapai 7,3% pada 2024 mendatang. NPL merupakan fokus LPEI buat rencana ke depan, dengan diproyeksikan di 2020 turun IDR 1,1 triliun jadi IDR 21,7 triliun. Dan di tahun berikutnya turun IDR 3 triliun sehingga pada 2024 LPEI berharap NPL netto 5% atau 4,4%. Perbaikan NPL ini akan diikuti dengan peningkatan rasio pencadangan perusahaan yang di akhir tahun ini diperkirakan baru akan mencapai 49%. Sedangkan dalam 4 tahun ke depan diharapkan coverage ratio bisa lebih dari 200%. (CNBC Indonesia)
-MACROECONOMY-
Pemerintah Belum Umumkan Kenaikan Tarif Cukai. Hingga pertengahan November, pemerintah belum menentukan kenaikan tarif cukai rokok di tahun 2021. Biasanya, aturan mengenai kenaikan cukai harga tembakau (CHT) yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terbit pada awal bulan Oktober. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah akan menentukan besaran kenaikan tarif cukai yang paling ideal, memformulasikan kebijakan cukai rokok dengan mempertimbangkan lima dimensi. Kelima dimensi tersebut adalah kesehatan masyarakat, tenaga kerja industri rokok, petani dan pemasok industri rokok, peredaran rokok illegal, dan penerimaan negara. (Investor Daily)
-RECOMMENDATION-
Investor Menantikan Data BI 7-DRRR Siang Ini. Pelaku pasar mencermati keputusan BI atas arah suku bunga yang akan menjadi penentu pergerakan pasar obligasi hari ini. Keputusan BI ini, juga akan mempengaruhi capital inflow domestik. Berdasarkan survei Bloomberg, suku bunga acuan BI 7-DRRR bulan November diproyeksikan tetap berada di level 4%. Hal ini menjadi sentimen positif bagi rupiah, yang saat ini tengah menguji level psikologis IDR 14.000/USD. Berdasarkan pasar spot, rupiah melemah 0,11% ke level IDR 14.070/USD kemarin. Sementara kurs tengah BI, rupiah melemah 0,32% ke level IDR 14.118/USD.
-REVIEW (Nov. 18, 2020)-
-PRICE OF BENCHMARK SERIES-
FR0081 (5yr): +0.4 Bps to 105.43 (5.14%)
FR0082 (10yr): +0.2 Bps to 106.31 (6.13%)
FR0080 (15yr): -2.2 Bps to 107.77 (6.65%)
FR0083 (20yr): -2.4 Bps to 104.49 (7.07%)
FR0086 (6yr): -0.1 Bps to 101.43 (5.19%)
FR0087 (11yr): -0.4 Bps to 102.50 (6.16%)
-YIELD OF GLOBAL BONDS-
UST 2yr: +0.170 point to 0.17%
UST 5yr: +0.016 point to 0.39%
UST 10yr: +0.012 point to 0.87%
UST 30yr: -0.006 point to 1.60%
German Bund 10yr: +0.008 point to -0.55%
UK Gilt 10yr: +0.012 point to 0.33%
-CDS OF INDONESIA BONDS-
CDS 2yr: +3.47% to 28.63
CDS 5yr: +0.26% to 75.92
CDS 10yr: -0.36% to 138.85
-CRUDE OIL PRICES-
WTI: +0.94% to USD41.82/Barrel
BRENT: +1.34% to USD44.34/Barrel
Source: Bloomberg