Today’s Outlook:

MARKET AS: Selain laporan laba data ekonomi utama termasuk Retail Sales and Industrial Production. Mengenai prospek pemotongan FED FUND RATE, pada Selasa sore, Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan bahwa bahkan setelah pemotongan suku bunga pada bulan September, para pembuat kebijakan masih berupaya untuk menurunkan inflasi. Para pelaku pasar memperkirakan peluang sekitar 98% bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November, menurut CME FedWatch.

MARKET ASIA & EROPA : Angka UK CPI akan jadi sorotan hari ini di mana diperkirakan Inflasi INGGRIS (Sept) bisa masih terus ditekan ke bawah 2% yang merupakan angka Target ECB. Di benua ASIA, angka Unemployment Rate SOUTH KOREA (Sept) secara tak terduga naik 0.1% ke level 2.5%. Data tsb muncul menjelang pengumuman Trade Balance dan Impor – Ekspor mereka (Sept). Sementara di negara tetangga Negeri Sakura, JEPANG laporkan Core Machinery Orders yang lemah di bulan Aug, secara mengejutkan terkontraksi -3.4% yoy, dari posisi 8.7% di bulan sebelumnya , dan tak mampu penuhi ekspektasi adanya pertumbuhan  positif walau mengecil ke 3.6%. Sementara itu, para investor terus mencerna informasi terkini dari CHINA mengenai langkah-langkah stimulusnya, di mana pemerintah di sana mengumumkan akan diadakan konferensi pers pada hari Kamis untuk membahas promosi pengembangan sektor properti yang “stabil dan sehat”.

KOMODITAS : Harga MINYAK anjlok lebih dari 4% ke level terendah 2 minggu ini pada hari Selasa karena prospek demand global yang melemah dan juga setelah laporan media mengatakan ISRAEL tidak akan menyerang situs nuklir dan minyak IRAN, meredakan kekhawatiran akan gangguan supply. Minyak mentah BRENT tergelincir 4.14%, ke harga USD 74.25 / barel, sementara US WTI ditutup meleleh 4.4%, pada USD 70.58 / barel. Kedua harga acuan tsb sempat mencapai level  terendah sejak awal Oktober, setelah ditutup terkontraksi sekitar 2% pada hari Senin. Brent dan US WTI turun sekitar USD 5 sejauh minggu ini, hampir menghapus keuntungan kumulatif yang dibuat setelah para trader khawatir Israel akan menyerang fasilitas minyak Iran sebagai balasan atas serangan rudal Teheran pada 1 Oktober. Sementara itu baik OPEC+ maupun International Energy Agency (US IEA) minggu ini memangkas proyeksi mereka untuk pertumbuhan demand minyak global pada tahun 2024, dengan China sebagai penyumbang terbesar penurunan tersebut.

INDONESIA :

– TRADE BALANCE (Sept) kembali catatkan surplus walau kali ini menyempit menjadi USD 3.26 miliar dari USD 3.40 miliar di bulan sebelumnya, karena pertumbuhan Ekspor melambat menjadi 6.44%, sementara Impor meningkat sebesar 8.55%, meskipun perkiraan pasar lebih rendah dari yang diharapkan dan rencana pemerintah untuk mengenakan bea masuk. Dalam sembilan bulan pertama tahun 2024, Neraca Perdagangan mencatat surplus sebesar USD 27.72 miliar, dengan Ekspor dan Impor masing-masing meningkat sebesar 0.32% dan 3.86%. Di lain pihak, Penanaman Modal Asing Langsung (FOREIGN DIRECT INVESTMENT) ke Indonesia meningkat sebesar 18.55% yoy pada kuartal ketiga, mencapai IDR 232.65 triliun (USD 14.94 miliar), demikian menurut Kementerian Investasi. Ini menandai percepatan dari pertumbuhan tahunan 16.6% yang tercatat pada kuartal kedua, walau data tersebut belum termasuk investasi di sektor Keuangan dan Minyak & Gas.

– Hari ini RAPAT DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA diperkirakan akan membiarkan suku bunga tidak berubah di level 6.0% meskipun Inflasi turun ke level terendah sejak 2021, dengan pertimbangan menjaga stabilitas nilai tukar RUPIAH. Inflasi turun menjadi 1.84% dan telah berada dalam target BI sebesar 1.5% hingga 3.5% sepanjang tahun, namun Rupiah telah jatuh lebih dari 3% dari puncaknya di bulan September.

Corporate News
BBKP: Rencanakan Penerbitan Surat Utang Senilai USD300 Juta
KB Bank Tbk. (BBKP) berencana menerbitkan Surat Utang Senior Unsecured Notes dengan nilai maksimal USD300 juta. Penerbitan surat utang ini tidak akan melalui penawaran umum dan tidak ditawarkan kepada investor di Indonesia. Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis oleh KB Bank pada Senin (14/10/2024), bank yang berada di bawah kendali Kookmin Bank Co Ltd ini mengumumkan rencana roadshow terkait surat utang berdenominasi dolar AS tersebut. Roadshow dijadwalkan berlangsung pada 16-18 Oktober 2024 atau pada waktu lain yang akan ditentukan kemudian. Meskipun demikian, ketentuan pasti terkait jumlah pokok, tingkat bunga, serta syarat-syarat lainnya baru akan ditetapkan setelah periode roadshow selesai. Pembentukan harga surat utang dijadwalkan pada 21 Oktober 2024, bergantung pada kondisi pasar. Surat utang ini akan diterbitkan sesuai Regulation S berdasarkan The US Securities Act of 1993 dan akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST). “Penerbitan surat utang ini dilakukan tanpa melalui penawaran umum di luar wilayah Indonesia dan tidak ditawarkan kepada investor Indonesia, baik individu maupun badan hukum,” jelas manajemen KB Bank. (Emiten News)

Domestic Issue
Prabowo Minta 3 Wamenkeu, Badan Penerimaan Negara Batal Dibentuk?
Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana menambah jumlah wakil menteri keuangan dari sebelumnya dua orang menjadi tiga orang. Setelah pada pertengahan Juli lalu terdapat tambahan menjadi dua orang oleh sang Keponakan, Thomas Djiwandono, kini muncul Anggito Abimanyu sebagai wamenkeu tambahan. Jauh hari sebelumnya, Prabowo berniat untuk memisahkan Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dari Kementerian Keuangan dan menjadi Badan Penerimaan Negara (BPN). Nama Anggito Abimanyu, yang melengkapi tiga wakil menteri keuangan setelah Suahasil Nazara dan Thomas Djiwandono, sebelumnya digadang-gadang bakal menjadi kepala dari badan penerimaan tersebut. Meski demikian, dengan keberadaan tiga wamenkeu tersebut justru menimbulkan pertanyaan kelanjutan pembentukan BPN. Padahal, Prabowo-Gibran sudah menggaungkan pembentukan BPN sejak kampanye Pilpres 2024. Menanggapi pertanyaan tersebut, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa secara struktur sudah jelas bahwa wakil menteri keuangan ada tiga orang. (Bisnis)

Recommendation
Support MA10 / yield 4.037% akan jadi ujian bagi US10YT ; apakah harga obligasi akan terus melaju naik seiring turunnya yield, ataukah rebound di titik ini akan segera terjadi? Support yield berikutnya terletak pada MA20 / 4.02% saat ini up to angka bulat 4.0% sebagai level psikologis.

As predicted, ID10YT bisa kembali lanjutkan swing naik yield kembali menuju ke level 6.80% – 6.83% , bahkan jika level ini tertembus maka next TARGET : 6.93% up to 7.0% level psikologis. Sementara itu, MA10 akan jadi support terdekat yield di sekitar 6.66%. ADVISE : anticipate pelemahan harga obligasi selama yield menguat.

Download full report HERE.