-GOVERNMENT BONDS-
Penguatan Pasar Obligasi ditengah Depresiasi Rupiah. Kemarin, ICBI menyentuh level 294,3 atau menguat 7,46% YtD. Penguatan pasar obligasi saat ini juga didorong oleh masuknya BI dalam rangka kebijakan burden sharing. Di sisi lain, depresiasi rupiah menahan pergarakan pasar obligasi domestik. Kemarin, nilai tukar rupiah bergerak melemah sejalan dengan kembali tingginya permintaan terhadap dolar AS. Penguatan dolar AS mendapat sentimen positif dari data ketenagakerjaan AS. Sementara, sentimen domestik berasal dari program pemberian bantuan Menteri Keuangan bagi pelaku usaha khususnya UMKM. Program ini memberikan bantuan subsidi bunga mulai dari sebesar 3% hingga 6%.

-CORPORATE BONDS-
Indonesia Infrastructure Finance Galang Dana IDR 2 Triliun. Indonesia Infrastructure Finance (IIF) berencana mencari dana dari pasar obligasi rupiah atau global bond pada 4Q20. Dana yang diincar perusahaan pembiayaan ini sekitar IDR 1,5 triliun hingga IDR 2 triliun. Presiden Direktur IIF Reynaldi Hermansjah mengatakan, perseroan masih berdikusi dengan para sekuritas terkait opsi pendanaan, yang tergantung dari kondisi ke depan. Perseroan berusaha mencari cost funding yang paling optimal. IIF tercatat masih memiliki program Penawaran Umum Berkelanjutan I (PUB) yang menyisakan plafon IDR 1,5 triliun. Perseroan sebelumya menggelar penawaran tahap I senilai IDR 1,5 triliun pada Desember 2019. Ketika itu obligasi ditawarkan dalam tiga seri dengan kupon berkisar 6,75%-7,9%. Hasil emisi obligasi digunakan untuk kebutuhan penyaluran pembiayaan infrastruktur. Saat ini terdapat sejumlah proyek infrastruktur yang rencananya akan didanai perseroan. Proyek tersebut antara lain sistem penyediaan air minum (SPAM), mini hyrdro power plant, dan infrastruktur di sektor minyak dan gas yang digarap oleh perusahaan swasta nasional. (Investor Daily)

-MACROECONOMY-
CAD 2Q20 Menyempit ke 1%. BI memproyeksikan CAD periode 2Q20 dapat menyempit dibawah 1,5% terhadap PDB. Bahkan BI juga optimis CAD sepanjang tahun 2020 akan berada dalam kisaran 1,4% hingga 1,6% terhadap PDB. Proyeksi BI ini dipengaruhi oleh membaiknya neraca perdagangan, sejalan dengan penurunan impor akibat rendahnya permintaan domestik. BPS mencatatkan, neraca perdagangan Indonesia periode 2Q20 senilai USD 2,88 miliar. Angka ini lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang senilai USD 2,62 miliar. Sehingga, neraca perdagangan Indonesia sepanjang periode 1H20 mencapai nilai USD 5,5 miliar. Di sisi lain, kondisi CAD Indonesia masih bergantung pada faktor eksternal, seperti masih ada atau tidaknya pandemi Covid-19 di periode 4Q20 mendatang. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Penguatan indeks dolar AS, masih menjadi sentimen negatif pasar obligasi domestik. Sentimen eksternal ini menguat seiring tingginya minat investor pada yield surat utang AS. Indeks dolar AS bergerak dalam tren meningkat dengan konsolidasi berada dalam kisaran 92,45 hingga 93,96. Sentimen eksternal lainnya, yaitu penantian keputusan AS terkait stimulus lanjutan atas efek pandemi Covid-19, hingga kekhawatiran hubungan dagang antara AS dan China, sehingga membuat investor beralih ke instrumen investasi yang lebih aman. Kemarin, nilai tukar rupiah melemah 0,6% ke level IDR 14.760/USD di pasar spot. Sementara, kurs tengah BI melemah 0,3% ke level IDR 14.777/USD. Investor dapat mencermati kembali mencermati FR0081 dan FR0082, yang memiliki suplai terbatas di pasar sekunder.