-GOVERNMENT BONDS-
Pemulihan Panjang Ekonomi Domestik, investor minati safe haven. Semua SUN seri benchmark ditutup menguat akhir pekan, catatkan penurunan yield 1,8 bps hingga 3,2 bps. Sejumlah pelaku pasar melakukan selective buy SBN semua tenor. Investor pesimistis pemulihan ekonomi domestik Indonesia kian panjang, seiring BI yang mempertahankan suku bunga acuannya di level 4%. Selain faktor inflasi hingga sistem keuangan domestik dan global, keputusan BI tersebut karena suku bunga deposito dan bunga kredit juga mulai turun. Sebelumnya, BI mempertahankan BI 7-DRRR bulan September di level 4% dengan Deposit Facility dan Lending Facility Rate masing-masing di level 3,25% dan 4,75%.
-CORPORATE BONDS-
Convertible Bond Waskita Toll Road IDR 2,5 Triliun. Waskita Toll Road mengusulkan rencana penerbitan convertible bond maksimal IDR 2,5 triliun. Dana hasil emisi surat utang tersebut akan digunakan untuk membayar pinjaman kepada induk usaha perseroan, Waskita Karya Tbk (WSKT). Pefindo menetapkan peringkat BBB atas rencana ini. Pefindo turut menyematkan peringkat BBB untuk Waskita Toll Road beserta medium term notes (MTN) II Tahun 2019. Sementara itu, outlook untuk peringkat Waskita Karya dipertahankan negatif. Di sisi lain, Pefindo menilai Waskita Toll Road punya ketergantungan yang tinggi pada divestasi aset untuk mendukung ekspansi bisnis. Perseroan turut memiliki risiko bisnis terkait dengan pembangunan jalan tol baru. Peringkat Waskita Toll Road bisa diturunkan jika divestasi gagal terealisasi, lalu diikuti dengan beban utang yang lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini bisa melemahkan struktur permodalan dan arus kas. (Investor Daily)
-MACROECONOMY-
Ekonomi melemah, Penerimaan Pajak Rawan Shortfall. Penerimaan pajak tahun 2020 belum mengindikasikan pemulihan, sejalan dengan dampak pandemi. Kondisi ini, semakin mengancam penerimaan pajak tidak bisa mencapai target akhir tahun, alias shortfall. Sebelumnya, pemerintah sudah dua kali merevisi target penerimaan pajak 2020 dari target senilai IDR 1.198,82 triliun. Outlook penerimaan pajak itu sebagaimana dalam Perpres 72 Tahun 2020. Beleid ini, merupakan perubahan kedua atas postur APBN 2020. Adapun sampai dengan akhir Juli 2020, realisasi penerimaan pajak sejumlah IDR 601,91 triliun atau tumbuh negatif 14,67% YoY. Kontraksi tersebut semakin jauh dari proyeksi pemerintah yang hanya koreksi 10% terhadap realisasi tahun 2019. Pencapaian penerimaan pajak dalam tujuh bulan pertama di tahun ini pun setara 50,21% dari total target akhir tahun. Sehingga, dalam waktu lima bulan pemerintah perlu mengejar sisa penerimaan pajak senilai IDR 596,91 triliun. (Kontan)
-RECOMMENDATION-
Suku bunga acuan tiga negara, menjadi sentimen pergerakan pasar obligasi pekan ini. Selain BI 7-DRRR, investor mencermati the Fed yang mempertahankan suku bunga di level rendah 0%-0,25%, dengan nilai stimulus quantitative easing tidak akan ditingkatkan. The Fed optimis terhadap pemulihan ekonomi AS, merevisi PDB, inflasi serta unemployment rate AS. Sementara itu, Monetary Policy Committee (MPC) Bank of England (BoE) sepakat mempertahankan suku bunga acuan di level 0,1%. MPC juga sepakat mempertahankan kebijakan quantitative easing senilai GBP 745 miliar. Sepekan terakhir, nilai tukar rupiah menguat 1,04% ke level IDR 14.735/USD di pasar spot. Dalam jangka pendek, investor dapat mencermati FR0086 dan FR0087 yang kembali menuju level par.
-REVIEW (Sept. 18, 2020)-
-PRICE OF BENCHMARK SERIES-
FR0081 (5yr): -2.8 Bps to 104.01 (5.52%)
FR0082 (10yr): -3.1 Bps to 100.93 (6.86%)
FR0080 (15yr): -1.8 Bps to 100.89 (7.39%)
FR0083 (20yr): -3.2 Bps to 100.91 (7.41%)
FR0086 (6yr): -1.3 Bps to 99.89 (5.52%)
FR0087 (11yr): -4.2 Bps to 98.01 (6.76%)
-YIELD OF GLOBAL BONDS-
UST 2yr: +0.003 point to 0.14%
UST 5yr: +0.005 point to 0.28%
UST 10yr: +0.005 point to 0.69%
UST 30yr: +0.014 point to 1.45%
German Bund 10yr: +0.005 point to -0.48%
UK Gilt 10yr: -0.002 point to 0.18%
-CDS OF INDONESIA BONDS-
CDS 2yr: -1.13% to 34.45
CDS 5yr: +2.27% to 92.71
CDS 10yr: -0.86% to 159.23
-CRUDE OIL PRICES-
WTI: +0.34% to USD41.11/Barrel
BRENT: -0.34% to USD43.15/Barrel
Source: Bloomberg