-GOVERNMENT BONDS-
Kesepakatan Stimulus AS Dorong Harga SBN. Harga Surat Berharga Negara (SBN) mayoritas ditutup menguat. Sejumlah pelaku pasar merespon positif sentimen stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS). Yield SBN 10-tahun dan 30-tahun masing-masing turun 3,9 bps. Adapun, penurunan yield paling dalam dicatatkan oleh SBN 15-tahun yang turun 8,4 bps. Sentimen positif berasal dari kesepakatan stimulus AS yang yang hampir final. Negosiasi yang berlangsung ini, sebagai usaha memulihkan ekonomi AS yang kemudian berdampak positif bagi ekonomi global. Di sisi lain, SBN tenor pendek 1-tahun relatif dilepas oleh investor. Yield SBN 1-tahun mencatatkan kenaikan 1,1 basis poin ke level 4,14%.

-CORPORATE BONDS-
Fitch Pangkas Peringkat WIKA Menjadi A-. Fitch Ratings Indonesia menurunkan peringkat nasional jangka panjang Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menjadi A- dari A. Pada saat yang sama, Fitch Ratings telah menegaskan peringkat Default Penerbit Mata Uang Asing dan Mata Uang Lokal (IDR) Jangka Panjang di BB-. Fitch menghapus semua peringkat utang Wijaya Karya dari Rating Watch Negative, yang disematkan pada 10 September 2020 dengan Outlook negatif. Penegasan tersebut menyusul review Fitch tentang keterkaitan perusahaan dengan pemerintah. Penguatan nilai tukar rupiah terus membuat Profil Kredit Mandiri Internasional (SCP) WIKA naik menjadi di ‘b-‘. Namun, Fitch merevisi peringkat SCP nasional naik tiga tingkat menjadi ‘bbb- (idn)’, dari sebelumnya empat, yang mengakibatkan penurunan peringkat Nasional Jangka Panjang. Fitch merevisi catatan dukungan dan faktor ekspektasi menjadi lemah dari kuat, alasannya adanya dukungan pemerintah, meskipun sedang berlangsung, tidak dapat mempertahankan profil kredit WIKA dalam menghadapi pandemi, sebagaimana tercermin dari melemahnya SCP-nya. (CNBC Indonesia)

-MACROECONOMY-
Cukai rokok naik, pemerintah kendalikan impor tembakau. Pemerintah perlu mengendalikan impor tembakau, sebagai solusi mengatasi protes petani atas rencana kenaikan rata-rata tarif cukai hasil tembakau (CHT) di tahun depan. Melalui instrumen fiskalnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bisa menaikkan tarif bea masuk impor tembakau hingga 15%. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, impor tembakau pada tahun 2019 mencapai 110,92 ton per tahun. Sehingga, dengan diberlakukannya bea masuk impor tembakau yang lebih tinggi maka diharapkan pemerintah dapat memaksimalkan hasil tembakau lokal. Sebagai catatan, Presiden Joko Widodo sudah memberikan arahan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk mematok tarif cukai rokok 2021 berada di kisaran 13%-20%. Lantas, Menkeu mengajukan jalan tengah, dengan besaran tarif 17%. Sementara Harga Jual Eceran (HJE) tahun depan masih tetap 85%. Hal ini akan membuat: Pertama, perokok rentan terpapar corona virus disease 2019 (Covid-19). Lantas, dengan cukai yang dinaikkan, harga rokok makin mahal, sehingga konsumsi rokok bisa lebih dikendalikan. Kedua, tahun ini resesi ekonomi sudah pasti akan terjadi dan dampak lebih lanjutnya akan dirasakan oleh masyarakat di tahun depan. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Menantikan Kesepakatan Stimulus AS antara Demokrat dan Republik. Rencana pemberian stimulus AS masih akan menopang pergerakan pasar obligasi hari ini. Tarik ulur stimulus AS banyak mendapatkan perhatian pasar keuangan global. Banyak pelaku pasar mengekspektasikan hasil kesepakatan antara partai Demokrat dan partai Republik terkait stimulus pekan ini. Pemberian stimulus AS akan membuat tekanan pada nilai tukar dolar AS, dan sebaliknya baik bagi rupiah. Hal ini terlihat dari yield SBN Indonesia yang terus mencatatkan penurunan. Kemarin, nilai tukar rupiah menguat sebesar 0,17% ke level IDR 14.632/USD di pasar spot. Sementara kurs tengah BI, menguat 0,48% ke level IDR 14.658/USD. Pekan depan, pemerintah tawarkan lima seri pada lelang Sukuk Selasa (27/10), yaitu: SPNS14042021, PBS027, PBS026, PBS025, dan PBS028.