Today’s Outlook:
MARKET AS: Volatilitas market terjadi berturut-turut yang disebabkan oleh gejolak kebijakan perdagangan, kekhawatiran resesi, dan penurunan saham-saham teknologi besar. Presiden Donald Trump mengatakan akan ada “fleksibilitas” dengan tarif.
FIXED INCOME AND CURRENCY: Imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun naik lebih dari 1 bps menjadi 4,25%, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah 2 tahun turun kurang dari 1 bps menjadi 3,95%. Satu basis poin sama dengan 0,01%. Imbal hasil dan harga memiliki hubungan terbalik. Investor mempertimbangkan prospek masa depan ekonomi AS di tengah pengenaan dan pembatalan tarif AS, dengan Federal Reserve mempertahankan suku bunga pada awal pekan ini, mengingat ketidakpastian yang sedang berlangsung. Dolar naik tipis terhadap euro pada hari Jumat, menuju kenaikan mingguan pertama bulan ini, karena investor membukukan keuntungan dari kenaikan euro baru-baru ini menjelang tenggat waktu 2 April untuk tarif balasan AS. Euro 0,3% lebih rendah pada $ 1,08223, berada di jalur untuk mengakhiri minggu ini dengan penurunan 0,6%, penurunan mingguan pertama sejak 28 Februari. Dolar naik 0,3% menjadi 149,21 yen. Pada hari Rabu, Bank of Japan menahan diri untuk tidak menaikkan suku bunga dan memperingatkan meningkatnya ketidakpastian ekonomi setelah kenaikan tarif AS pada mitra dagang. Sterling turun 0,3% pada $ 1,293, sehari setelah BoE memperingatkan bahwa investor tidak boleh berasumsi bahwa pemangkasan lebih lanjut pasti terjadi, mengingat ketidakpastian yang menyelimuti ekonomi global dan Inggris.
EROPA: Para investor Eropa mencerna pembaruan kebijakan moneter yang datang dari beberapa bank sentral di wilayah tersebut, serta Federal Reserve AS, minggu ini. Bank of Russia mempertahankan suku bunga acuannya pada 21% pada hari Jumat, dengan alasan tekanan inflasi yang tinggi. Pada hari Kamis, Swiss National Bank memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, sementara Bank of England mempertahankan suku bunga di Inggris dan Riksbank Swedia juga memilih untuk tidak mengubah suku bunga.
– Euro turun 0,3% pada $1,08223, dan akan mengakhiri minggu ini dengan penurunan 0,6%, penurunan mingguan pertama sejak 28 Februari. Dolar naik tipis terhadap euro pada hari Jumat, menuju kenaikan mingguan pertama bulan ini, karena investor membukukan keuntungan dari kenaikan euro baru-baru ini menjelang tenggat waktu 2 April untuk tarif balasan AS.
– Dolar naik 0,3% menjadi 149,21 yen. Pada hari Rabu, Bank of Japan menahan diri untuk tidak menaikkan suku bunga dan memperingatkan meningkatnya ketidakpastian ekonomi setelah kenaikan tarif AS terhadap mitra dagang.
KOMODITAS: Emas turun lebih dari 1% pada hari Jumat karena dolar yang lebih kuat dan aksi ambil untung, meskipun ketidakpastian geopolitik dan ekonomi yang masih ada, dan prospek penurunan suku bunga Federal Reserve AS membuat emas tetap berada di jalur kenaikan mingg uan ketiga berturut-turut. Emas spot turun 1% pada $ 3.014,36 per ons. Emas berjangka AS turun 0,7% menjadi $3,021.80. Emas batangan telah naik 0,7% sepanjang minggu ini. Namun, Israel mengumumkan eskalasi serangan udara, darat, dan laut terhadap Hamas di Gaza untuk menekan pembebasan para sandera yang tersisa, yang secara efektif mengabaikan gencatan senjata selama dua bulan dan meluncurkan kampanye udara dan darat habis-habisan melawan kelompok militan Palestina yang dominan. Minyak mentah berjangka Brent naik 16 sen, atau 0,22%, dan ditutup pada $72,16 per barel. Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 21 sen, atau 0,31%, menjadi menetap di $68,28 per barel. Secara mingguan, Brent naik 2,24% dan WTI naik 1,64%. Harga minyak naik pada hari Jumat, membukukan kenaikan mingguan kedua berturut-turut, setelah sanksi baru AS terhadap Iran dan rencana baru OPEC+ bagi tujuh anggota untuk memangkas produksi meningkatkan spekulasi pengetatan pasokan.
Domestic News
KEK Batang Teken MoU dengan China, Potensi Investasi Tembus Rp60 triliun
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang resmi menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan China State Construction Engineering Corporation (CSCEC). Kemitraan itu merupakan bagian dari implementasi Two Countries Twin Park (TCTP), program strategis antara Indonesia dan China yang telah dimulai sejak 2021. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pada tahap awal, proyek TCTP akan mengembangkan 500 hektare lahan industri dengan potensi nilai investasi mencapai Rp60 triliun. Untuk diketahui, selain di KEK Batang, proyek itu turut dikembangkan di Kawasan Industri Wijayakusuma, Semarang dan Kawasan Industri Bintan, Kepulauan Riau. “Potensinya bisa sampai Rp60 triliun, hanya di Batang saja,” ujar Airlangga saat ditemui awak media di KEK Industropolis Batang, Jawa Tengah, Kamis (20/3/2025). Airlangga juga menyatakan bahwa kerja sama tersebut tidak hanya berorientasi pada investasi, tetapi juga menjadi bagian dari transformasi ekonomi Indonesia menuju industri berbasis hilirisasi dan teknologi tinggi. Sementara itu, proyek tersebut diperkirakan dapat menciptakan 50 hingga 60 lapangan kerja, sehingga secara keseluruhan berpotensi membuka lebih dari 10.000 peluang kerja baru bagi tenaga kerja Indonesia. Direktur Utama Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Ngurah Wirawan, menyampaikan kemitraan dengan CSCEC akan memberikan dampak signifikan bagi pengembangan KEK Industropolis Batang.”Dengan infrastruktur yang lebih baik, ekosistem industri yang matang, serta skema investasi yang menarik, kami optimis kawasan ini akan menjadi destinasi utama bagi investor global,” tutur Wirawan. (Bisnis)
Corporate News
LTLS: Pefindo Pertahankan Peringkat Obligasi Lautan Luas
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA dengan prospek stabil untuk PT Lautan Luas Tbk (LTLS). Pefindo juga menegaskan peringkat idA untuk Obligasi Berkelanjutan III Tahun 2020- 2021 dan Obligasi Berkelanjutan IV Tahun 2024. “Peringkat mencerminkan posisi pasar Lautan Luas yang kuat, operasi bisnis yang terintegrasi dan jaringan distribusi yang baik, serta manajemen operasional yang baik,” tulis Pefindo dalam keterangan resminya, Jumat (21/3). Peringkat dibatasi oleh kebutuhan belanja modal yang besar dan sensitivitas terhadap perubahan kondisi makro ekonomi. Adapun peringkat dapat dinaikkan jika Lautan Luas dapat terus melakukan penurunan tingkat utang, yang diikuti dengan meningkatkan capaian pendapatan dan EBITDA secara berkelanjutan. Sehingga menghasilkan leverage keuangan konservatif yang berkelanjutan dengan rasio maksimum utang terhadap EBITDA dan utang terhadap ekuitas, masing-masing, sebesar dari 2 kali dan 0,8 kali. Selain itu, dapat menjaga rasio perlindungan arus kas secara berkelanjutan dengan rasio FFO terhadap utang dan EBITDA terhadap IFCCI masing-masing setidaknya 27% dan 3,9 kali. LTLS mencatatkan total pendapatan tahun 2024 sebesar Rp 7,72 triliun, tumbuh 5,53% secara tahunan (year on year/yoy). Adapun laba bersih melesat 36% menjadi Rp 220,36 miliar. Untuk tahun 2025, LTLS telah menyiapkan berbagai strategi bisnis. Misalnya, pada segmen bisnis manufacturing, anak usaha perseroan yang bergerak di bidang food ingredients akan fokus mengembangkan produk untuk customer HoReCa (hotel, restoran, dan kafe), serta meningkatkan efisiensi rantai pasok guna memenuhi permintaan yang terus berkembang. (Kontan)
Recommendation
US10YT naik ke level menjadi 4,276%. Imbal hasil obligasi acuan Amerika saat ini sudah mulai relatif sideways dikarenakan adanya peluang Trump melakukan relaksasi dan fleksibilitas terhadap kebijakan tarrif dan perang dagangnya terhadap negara-negara besar dunia meskipun para ekonom menunjukkan kemungkinan besar negara tersebut akan memasuki resesi di akhir tahun 2025.
ID10YT breakout uptrend channel, menguji resistance 7.2%. Sebagian besar investor khawatir akan implikasi dari peluncuran Sovereign Wealth Fund Danantara dan adanya kondisi sosial politik yang cukup bergejolak.
Download full report HERE.