Today’s Outlook:
MARKET SENTIMENT:
MARKET AS: Data Penjualan Ritel bulanan yang lebih kuat dari perkiraan menunjukkan konsumen AS masih punya daya beli yang sehat.
MARKET SENTIMENT :
– Penjualan Ritel AS meningkat 0.4% pada bulan September, sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan 0.3%, sementara klaim pengangguran mingguan turun secara tak terduga ke angka 241 ribu , dari 260 ribu pada pekan sebelumnya. Walau Industrial & Manufacturing Production (Sept) jeblok lebih rendah dari perkiraan, data di atas terbilang masih mengkonfirmasi pertumbuhan yang sehat dalam ekonomi terbesar di dunia, sementara publik tetap mempertahankan 89.4% taruhan atas penurunan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Federal Reserve berikutnya, menurut CME FedWatch.
– WHAT TO EXPECT TODAY : Building Permits & Housing Starts (Sept), serta beberapa comments dari pejabat The Fed seperti Bostic, Kashkari, & Waller.
FIXED INCOME & CURRENCY : YIELD US TREASURY merangkak naik, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun bertambah 7.5 basis poin menjadi 4.091%. US DOLLAR berada pada posisi terkuatnya dalam 2.5 bulan dan mendaki naik 12 hari selama 14 hari perdagangan terakhir.
MARKET ASIA : Para investor bersiap untuk serangkaian data ekonomi papan atas hari Jumat ini yang mencakup : INFLASI JEPANG dan highlight utama adalah GDP CHINA. Indikator ekonomi China lainnya – Retail Sales bulan September, harga rumah, Industrial Production, pengangguran, dan investasi – juga akan dirilis. Namun semua mata akan tertuju pada pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga dan seberapa dekatnya dengan angka 5.0% yang merupakan target Beijing untuk tahun 2024, tetapi sebagian besar analis mengatakan angka tersebut belum mampu dicapai saat ini. Gelombang stimulus fiskal yang diumumkan baru-baru ini datang terlambat untuk mendorong pertumbuhan tahun ini tetapi telah mendorong beberapa ekonom untuk menaikkan perkiraan mereka untuk tahun 2025. Secara keseluruhan, analis tetap cukup pesimis, konsensus mereka dalam polling Reuters menyebutkan bahwa PDB hanya tumbuh 4.5% pada kuartal ketiga secara tahunan, melambat dari 4.7% pada kuartal sebelumnya. Untuk tahun 2024 secara keseluruhan, mereka memperkirakan ekonomi tumbuh sebesar 4.8%, di bawah target pemerintah, dan memperkirakan perlambatan lebih lanjut tahun depan menjadi 4.5%. Adapun para investor telah menyadari bahwa dukungan fiskal, moneter, dan likuiditas dari pemerintah China, betapa pun berhasilnya, akan membutuhkan waktu untuk membuahkan hasil. Hal ini mungkin telah tercermin dalam penurunan ketiga berturut-turut pada saham China di hari Kamis – indeks saham unggulan Shanghai turun 15% dari puncaknya pada 8 Oktober, meskipun masih naik sekitar 18% sejak langkah stimulus pertama diluncurkan bulan lalu.
– JEPANG pagi ini telah merilis angka inflasi September, dengan National Core CPI keluar di angka 2.4% yoy ; walau lebih tinggi 0.1% dari perkiraan 2.3%, namun benar perkiraan para ekonom bahwa mereka memprediksi perlambatan yang nyata dari 2,8% pada bulan Agustus. Itu akan menjadi penurunan bulanan terbesar sejak Februari tahun lalu. Hal ini juga akan mendukung pemikiran BANK OF JAPAN yang lebih menyukai pendekatan yang berhati-hati untuk memperketat kebijakan moneter. BOJ diperkirakan akan menunda kenaikan suku bunga lagi tahun ini, menurut sebagian kecil ekonom dalam jajak pendapat Reuters yang dipublikasikan minggu ini, meskipun hampir 90% masih memperkirakan suku bunga akan naik pada akhir Maret. Keputusan itu juga mungkin didasari oleh kenyataan pertumbuhan Ekspor – Impor Jepang bulan Sept anjlok di bawah perkiraan, membuktikan ekonomi butuh lebih banyak insentif ketimbang pengetatan.
MARKET EROPA : Bicara tentang Inflasi, EUROZONE CPI (Sept) keluar di angka 1.7% yoy, 0.1% lebih rendah dari konsensus 1.8%, dan berhasil melandai dari bulan sebelumnya 2.2%. Data ini menjustifikasi langkah ECB segera turunkan suku bunga di hari yang sama kemarin Kamis, dari 3.65% menjadi 3.40%.
Corporate News
PPRO: Pefindo Downgrade Peringkat PP Properti (PPRO), Telisik Penyebabnya
PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menurunkan peringkat atas PT PP Properti Tbk (PPRO) menjadi idSD dan Obligasi Berkelanjutan II Tahap IV menjadi idD dari idBB-. Penurunan peringkat tersebut mengikuti putusan pengadilan yang menetapkan status PPRO berada di dalam masa Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sementara untuk jangka waktu 45 hari sampai dengan 21 November 2024. Pefindo dalam rilisnya Rabu (17/10) memaparkan dengan berstatus PKPU sementara, PPRO dalam keadaan debt standstill dan tidak diperkenankan melakukan pembayaran kepada semua pemberi pinjaman, termasuk pembayaran kupon Obligasi Berkelanjutan II Tahap IV yang jatuh tempo pada tanggal 14 Oktober 2024. PEFINDO juga menurunkan peringkat Obligasi Berkelanjutan II Tahap I dan Tahap III Perusahaan menjadi idCCC dari idBB-, yang mencerminkan tingkat kemungkinan yang sangat tinggi bahwa PPRO tidak akan memenuhi kewajiban pembayaran kupon obligasi tersebut saat jatuh tempo terkait status PKPU Perusahaan. (Emiten News)
Domestic Issue
Ekonom Soal Rencana Prabowo Pasang 3 Wamen Dampingi Sri Mulyani: Win-win Solution
Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana menempatkan tiga wakil mendampingi calon menteri keuangan, Sri Mulyani Indrawati. Ketiganya adalah petahana Suahasil Nazara dan Thomas Djiwandono, serta Anggito Abimanyu. Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, menyebut jumlah tersebut terlalu banyak. Ia menduga ini sebagai salah satu pilihan alternatif dari rencana pembentukan badan penerimaan negara. “Mungkin ini win-win solution, karena saya mendengar Pak Anggito Abimanyu calon kepala badan penerimaan negara,” ujarnya kepada Tempo Kamis, 17 Oktober 2024. Penambahan wakil menteri juga dinilai belum tentu efektif. Dulu, ia berujar, hanya ada satu menteri keuangan tapi ekonomi RI bisa tumbuh 7 persen. Sekarang ada wakil menkeu, ekonomi Indonesia masih stagnan di 5 persen. Hal senada dipaparkan oleh Peneliti Paramadina Public Policy Institute, Septa Dinata. Ia menyebut ada kemungkinan fungsi terkait penerimaan negara akan menjadi domain dari salah satu wakil menteri keuangan (wamenkeu). Hal ini menurutnya bisa menjadi jalan tengah setelah masa depan Badan Penerimaan Negara ataupun Kementerian Penerimaan Negara yang menemui jalan buntu. “Mungkin jalan tengahnya ada wamenkeu yang memang khusus berbicara tentang atau fokus soal pendapatan negara ini,” ujarnya dalam sebuah diskusi. (Tempo)
Recommendation
US10YT rebound di support MA10 / yield 4.03% sesuai perkiraan, mempertahankan swing naik jk.pendek ini. POTENTIAL : segera setelah US10YT tembus Resistance dari level previous High 4.12% maka yield akan segera menuju TARGET 4.30%. Antisipasi pelemahan harga obligasi seiring penguatan yield.
Sebaliknya, ID10YT justru jebol Support pertamanya yaitu MA10, dan yield tergelincir turun ke bawah 6.693% yang kini berubah peran menjadi Resistance terdekat yang harus ditaklukkan kembali jika ID10YT ingin pertahankan uptrend yield nya. Support berikutnya ada pada MA50 / yield 6.62% kemudian MA20 pada yield 6.58% saat ini.
Download full report HERE.