Today’s Outlook:

PASAR AS: Indeks utama Wall Street terkoreksi dari rekor tertingginya di tengah kekhawatiran valuasi yang sudah terlalu tinggi serta ketidakpastian langkah The Federal Reserve berikutnya. Indeks S&P 500 melemah pada Kamis untuk hari ketiga berturut-turut setelah data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan menekan harapan pemangkasan suku bunga Fed yang lebih dalam, mendorong imbal hasil Treasury lebih tinggi dan menahan laju saham teknologi. Pada penutupan perdagangan, Dow Jones Industrial Average turun 173 poin atau 0,4%, S&P 500 terkoreksi 0,5%, dan NASDAQ Composite juga melemah 0,5%.

Presiden AS Donald Trump pada Kamis malam mengumumkan serangkaian tarif dagang baru, terutama bea masuk 100% untuk produk farmasi impor. Tarif juga mencakup bea 25% untuk impor truk berat, 50% untuk perlengkapan dapur dan kamar mandi, serta 30% untuk furnitur berlapis. Trump mengatakan tarif ini akan berlaku mulai 1 Oktober.

Sentimen pasar juga terbebani oleh pernyataan Ketua Fed Jerome Powell awal pekan ini yang menegaskan bahwa tidak ada “jalur tanpa risiko” bagi bank sentral dalam menyeimbangkan risiko inflasi dan pendinginan pasar tenaga kerja. Komentar hati-hati terkait arah suku bunga setelah pemangkasan 25 basis poin pekan lalu menciptakan ketidakpastian terkait seberapa banyak pemotongan yang akan dilakukan Fed tahun ini. Dengan kondisi ini, investor mencermati data klaim pengangguran mingguan terbaru serta estimasi final PDB kuartal II AS yang dirilis sebelumnya. Klaim pengangguran awal untuk pekan yang berakhir 20 September tercatat 218.000, turun 14.000 dari pekan sebelumnya.

Sementara itu, produk domestik bruto (PDB) AS, indikator utama pertumbuhan ekonomi terbesar dunia, tumbuh 3,8% pada periode April–Juni, menurut estimasi ketiga dan final dari Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan. Estimasi sebelumnya memperkirakan pertumbuhan 3,3% di kuartal II, setelah kontraksi 0,5% pada kuartal I 2025. Estimasi awal menunjukkan pertumbuhan 3,0%.

PASAR EROPA: Indeks DAX Jerman turun 0,6%, CAC 40 Prancis melemah 0,4%, dan FTSE 100 Inggris terkoreksi 0,4%. Saham Eropa turun pada Kamis, diperdagangkan dengan pergerakan terbatas karena investor menilai rilis data ekonomi penting yang dapat memengaruhi prospek kebijakan moneter Fed.

Investor juga mencermati laporan kepercayaan konsumen Prancis dan Jerman, serta pembaruan kebijakan moneter terbaru dari Swiss National Bank (SNB). SNB mempertahankan suku bunga acuannya di 0%, ketika bank sentral berusaha menavigasi perekonomian Swiss di tengah dampak tarif 39% yang dikenakan AS terhadap barang Swiss pada musim panas lalu.

PASAR ASIA: Saham Asia bergerak lesu pada Kamis mengikuti pelemahan Wall Street, karena investor tetap berhati-hati menjelang rilis serangkaian data ekonomi AS yang dapat membentuk arah kebijakan Fed. Pelemahan Wall Street memberi bayangan pada pasar Asia yang bergerak fluktuatif. Nikkei 225 Jepang naik tipis 0,3% dan indeks TOPIX menguat 0,4%. Indeks blue-chip Shanghai Shenzhen CSI 300 menguat 0,8%, sementara Shanghai Composite naik tipis. Indeks Hang Seng Hong Kong melemah tipis -0,01%

KOMODITAS: Harga minyak bergerak stabil pada Kamis setelah mencapai level tertinggi tujuh minggu di sesi sebelumnya, menyusul langkah Rusia membatasi ekspor bahan bakar hingga akhir tahun. Namun, penguatan tertahan oleh data ekonomi AS terbaru yang meredam optimisme terkait pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Minyak Brent ditutup naik 11 sen atau 0,16% menjadi USD 69,42 per barel, sementara minyak WTI AS melemah 1 sen atau 0,02% ke USD 64,98 per barel. Minyak mendapat tambahan dukungan setelah Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan negaranya akan memberlakukan larangan parsial ekspor diesel hingga akhir tahun dan memperpanjang larangan ekspor bensin yang sudah berlaku, menyusul serangan drone Ukraina terhadap kilang minyak Rusia.

INDONESIA: IHSG ditutup turun -1.06% ke zona merah ke level 8040.7. Perhatikan saham – saham perbankan yang jika mulai berada di area jenuh supportnya, dimana valuasi saat ini cukup atraktif untuk melakukan pembelian. Jika ingin lebih agresif, perhatikan momentum dan rotasi serta saham – saham konglomerasi serta saham yang memiliki naratif yang prospektif. Jika ada pullback pada saham berbasis komoditas emas, boleh dijadikan pilihan untuk trading ketika menunjukkan tanda pelemahan.

 

Unduh Laporan Lengkap DISINI.