Today’s Outlook:
• PASAR AS : Bursa AS ditutup melemah pada Rabu, dengan S&P 500 turun 0,5%, Dow Jones 0,7%, dan Nasdaq 0,9%, dipicu oleh pelemahan saham teknologi besar.
Tesla membukukan pendapatan rekor USD 28,1 miliar, sedikit di atas perkiraan, namun laba bersih anjlok 37% karena biaya riset dan tarif yang meningkat. Lonjakan penjualan terjadi menjelang berakhirnya insentif pajak kendaraan listrik senilai USD 7.500. Saham Tesla turun 1% di perdagangan reguler dan 4% lagi setelah jam bursa. Apple juga melemah 1,7% usai laporan bahwa produksi iPhone Air dipangkas tajam.
Menurut Reuters, pemerintahan Trump tengah mempertimbangkan pembatasan besar ekspor barang ke China yang mengandung perangkat lunak AS, sebagai balasan atas larangan ekspor logam tanah jarang oleh Beijing. Kabar ini meningkatkan kekhawatiran perang dagang menjelang pertemuan Trump–Xi Jinping.
Fokus pasar kini beralih ke data inflasi AS yang akan dirilis Jumat, menjelang rapat The Fed pekan depan. Penutupan sebagian pemerintahan AS yang sudah berlangsung empat minggu berpotensi menghambatrilis data ekonomi penting.
• PASAR EROPA : Saham Eropa sebagian besar turun karena sentimen negatif terkait konflik Ukraina. DAX Jerman melemah 0,7%, CAC 40 Prancis 0,6%, sementara FTSE 100 Inggris naik 0,9%.
Inflasi Inggris tetap di 3,8% pada September, di bawah perkiraan kenaikan ke 4%. Bank of England mempertahankan suku bunga acuan di 4%, level terendah dalam dua tahun terakhir.
• PASAR ASIA : Saham-saham Asia melanjutkan penguatan pada Selasa, didorong oleh meredanya ketegangan dagang AS–China dan kenaikan kuat di Wall Street, sementara saham Jepang tetap di level rekor setelah Sanae Takaichi, yang dikenal berpandangan fiskal longgar, memenangkan pemilihan perdana menteri di majelis rendah.
Bursa Asia melemah setelah dua hari kenaikan, dipicu penurunan saham teknologi dan kehati-hatian terhadap data ekonomi Jepang serta pemerintahan baru PM Sanae Takaichi.
Ekspor Jepang naik untuk pertama kalinya dalam lima bulan, namun di bawah ekspektasi, sementara impor melonjak sehingga mencatat defisit perdagangan 234,6 miliar yen (USD 1,54 miliar). Takaichi berjanji melanjutkan kebijakan Abenomics, namun investor masih waspada terhadap tingginya utang publik Jepang.
Indeks CSI 300 China turun 0,2%, Shanghai Composite melemah tipis, dan Hang Seng Hong Kong turun 0,84% dengan subindeks teknologi minus 0,8%.
• KOMODITAS :Harga minyak naik tajam setelah AS menjatuhkan sanksi terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia, Lukoil dan Rosneft, terkait perang Ukraina. Brent naik 4,9% ke USD 64,35 per barel, sementara WTI naik 2,4% ke USD 59,92. Kenaikan juga didorong oleh meningkatnya permintaan energi di AS.
• INDONESIA: IHSG ditutup terkoreksi -1.04% ke zona merah di level 8152.55. IHSG berpeluang untuk uji level support di area 8000 dikarenakan menutup gap yang terjadi akibat gap up rally.
Penurunan koreksi IHSG terjadi selaras dengan keputusan BI yang tetap mempertahankan suku bunga acuan / BI7DRR di 4.75%, dimana konsensus ekspektasi pasar adalah penurunan sebesar 25 Bps. Pasca BI Rate di hold, respon yang terjadi adalah koreksi Big 4 Banks yang mengiringi penurunan indeks.
Catatan Saham Konglomerasi: Jika anda masih menggemari saham konglomerasi, lebih baik lakukan fast / scalping trade saja dikarenakan risk – reward yang kurang atraktif. Masih ada peluang rebound menyambut katalis indexing MSCI walaupun secara risiko sudah jauh lebih besar di kondisi saat ini dan kembali lagi tetap pantau ketatsupport dan resistancenya.
Disarankan untuk melakukan tactical play seperti memperhatikan rotasi sektor ke saham-saham fundamental – klasik, seperti perbankan dikarenakan dividend yield perbankan yang lebih atraktif dari yield obligasi di kondisi saat ini (Div Yield Perbankan > Yield Bonds), walaupun perbankan memiliki tantangan kinerja (Kekhawatiran penyaluran kredit – kualitas aset) dan saham berbasis konsumer dan kesehatan sebagai hedging defensif (UNVR, KLBF etc.).
Unduh laporan lengkapnya DISINI.