Today’s Outlook:

• DJIA ditutup pada rekor tertinggi pada perdagangan hari Senin (15.07.24) di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga pada bulan September , setelah Fed Chairman Jerome Powell mengatakan data Inflasi baru-baru ini telah menambah keyakinan bank sentral bahwa Inflasi telah aman terkendali, dan oleh karenanya bisa membuat The Fed lebih mantap untuk memotong suku bunga (walau Inflasi belum mencapai Target The Fed 2%). Dow Jones Industrial Average tercatat naik 210 poin, atau 0,5%, ke rekor penutupan tertinggi di 40,211.72. S&P 500 menguat 0,3% setelah mencatat rekor intraday baru di 5,667.06, dan NASDAQ Composite terapresiasi 0,4%. Peristiwa percobaan pembunuhan pada kandidat presiden dari Partai Republik, DONALD TRUMP, diperkirakan membuat peluang kemenangannya terkerek naik, yang akan menghasilkan kebijakan dagang yang lebih ambisius serta regulasi yang lebih lunak atas industri tertentu dan issue2 terkait perubahan iklim maupun cryptocurrency. Hal ini pula yang diperkirakan akan mampu mendongkrak US DOLLAR ke depannya. Adapun Trump juga telah mengumumkan pasangan wakil presidennya yaitu James David Vance. MUSIM LAPORAN KEUANGAN diwarnai oleh kinerja sejumlah institusi keuangan besar seperti Goldman Sachs dan Blackrock yang melaporkan meningkatnya laba serta asset di kuartal 2, sehingga mengirim harga sahamnya naik. Para pelaku pasar menunggu laporan lebih lanjut dari Bank of America, Morgan Stanley, dan Netflix.

• DOLLAR INDEX sedikit melemah pada hari Senin setelah komentar dovish dari Fed Chairman Jerome Powell; berkebalikan dengan cryptocurrency yang menguat (Bitcoin naik > 6% dan Ether melonjak > 7%) setelah berita percobaan pembunuhan Trump mencuat. Trump telah dikenal sebagai pendukung cryptocurrency. Adapun pasar telah sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin (bps) dari The Fed pada bulan September, menurut CME FedWatch Tool, setelah data minggu lalu menunjukkan harga konsumen turun secara bulanan untuk pertama kalinya dalam 4 tahun di bulan Juni. Nanti malam ada indikator ekonomi pendukung yang juga dipantau ketat yaitu Retail Sales (Jun).

• MARKET ASIA & EROPA : BANK OF JAPAN (BoJ) diperkirakan telah melakukan intervensi pasar dalam upaya menopang mata uang Jepang minggu lalu, setelah laporan inflasi AS lebih rendah dari perkiraan. Data dari bank sentral menunjukkan bahwa pihak berwenang mungkin telah menghabiskan hingga 3,57 triliun yen (USD 22,4 miliar) untuk melaksanakan hal tersebut pada hari Kamis. CHINA kembali membawa awan mendung ke atas sentimen pasar Asia setelah merilis GDP 2Q di level 4.7%, di bawah forecast 5.1% dan Target tahun ini sekitar 5%. Tak heran Industrial Production dan harga rumah di sana juga dalam trend menurun. Data ini semakin menegaskan perlunya dukungan kebijakan moneter dan fiskal lebih besar lagi dari pemerintah China yang tengah mengadakan rapat besar tiap 5tahun sekali untuk menggambar peta besar kebijakan sosial & ekonomi jk.panjang mereka. Adapun hasil GDP kuartal 2 tersebut membuat beberapa ekonom memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi China ke depannya; BARCLAYS meramal pertumbuhan di semester 2 hanya akan berkisar 4.5%, sementara JP MORGAN memangkas outlook akhir tahun menjadi 4.7% dari 5.2%; didukung oleh alasan: ketidakseimbangan ekonomi China terus meningkat ke arah yang berbahaya, akibat adanya ketegangan perdagangan dari berbagai arah, belum lagi nanti jika Trump menang Pilpres. Oleh karenanya diperkirakan arah koreksi tidak akan terelakkan. Sementara itu dari benua Eropa, JERMAN & EUROZONE akan merilis ZEW Economic Sentiment (Jul) yang akan mengatakan apakah pelaku pasar punya optimisme yang lebih baik 6 bulan ke depan mengenai kondisi usaha saat ini. Harap diingat, kemarin Eurozone merilis Industrial Production (May) yang kembali tersungkur lebih jauh ke wilayah negatif, kontraksi 0.6% dari -0.1% di bulan sebelumnya.

• KOMODITAS: EMAS kembali mendapat angin baik dari ramalan analis CITIGROUP yang mengatakan bahwa logam mulia tersebut punya potensi melaju sampai USD 3000 / ounce seiring aliran dana keuangan menunjukkan potensi ekspansi / beli yang signifikan ke depannya. Analis Citi menyoroti dampak pemotongan suku bunga The Fed sebelumnya terhadap harga logam mulia, dengan mencatat bahwa “median return untuk logam mulia adalah 13% dalam periode 6 bulan setelah rate cut pertama The Fed” dalam 4 siklus terakhir. Mereka lebih lanjut menekankan bahwa “return 12 bulan rata-rata 20%+ selama 2 episode terakhir,” selaras dengan target harga emas mereka sebesar USD 2.800 hingga USD 3.000 / ounce dan target harga PERAK sebesar USD 38 hingga USD 40 / ounce pada pertengahan hingga akhir 2025 mendatang.

• Dari komoditas lain, harga MINYAK dunia justru terdepresiasi pada penutupan perdagangan Senin, akibat menguatnya Dollar AS sebagai dampak upaya pembunuhan terhadap kandidat presiden Donald Trump. Harga minyak mentah US WTI untuk pengiriman Agustus 2024 drop 0,3% menjadi US$81,96 / barel, di New York Mercantile Exchange. Adapun harga futures BRENT untuk pengiriman September 2024, kempis 0,16% mencapai US$81,96 / barel, di London ICE Futures Exchange. Penguatan Dollar AS membuat harga minyak dalam denominasi dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli non-AS dan oleh karenanya akan menekan minat beli. FYI, pada minggu lalu harga Brent turun lebih dari 1,7% setelah 4 minggu berturutturut naik, sementara US WTI turun 1,1% akibat permintaan minyak yang lemah di China. Impor minyak mentah China turun 2,3% pada semester pertama tahun ini menjadi 11,05 juta barel / hari. Hal ini disebabkan permintaan bahan bakar yang mengecewakan dan pengurangan produksi oleh kilang independen akibat margin keuntungan yang kurang menarik.

• INDONESIA: laporkan surplus Trade Balance (June) untuk bulan ke 50 berturut-turut di angka USD 2.39 milyar, lebih rendah dari perkiraan dan bulan sebelumnya di kisaran USD 2.9 milyaran. Hal ini disebabkan pertumbuhan Ekspor yang lebih lemah dari naiknya Impor. Lesunya roda ekonomi China turut mempengaruhi anjloknya performa Ekspor kita secara China, AS, dan India mencakup 43% dari pasar Ekspor Indonesia. IHSG mencatatkan penurunan harian terbesar sejak naik dari bottom 19June, terkoreksi 48.7pts ke level 7278.86 setelah titik Low kemarin 7252.8 telah tepat menyentuh Support pertama yaitu MA10. NHKSI RESEARCH perkirakan hari ini level Support tersebut dapat kembali diuji, yang mana jika gagal bertahan maka akan membawa IHSG longsor lebih dalam menuju ke Support berikutnya: sekitar 7210-7200 / 7100-7080. Oleh karena itu, saran Trailing Stop yang telah kami gaungkan belakangan ini harusnya masih tepat untuk diterapkan kembali mengantisipasi potensi konsolidasi yang akan datang.

Company News
• ROTI: Emiten Salim Grup (ROTI) Geber Buyback Saham
• ZYRX: Tingkatkan Produksi, Zyrex (ZYRX) Bangun Pabrik Baru
• BELI: Blibli.com (BELI) Habiskan Seluruh Dana IPO IDR 7,9T, Cek Detailnya

Domestic & Global News
Neraca Perdagangan Juni 2024 Surplus USD 2.39 Miliar, Rekor 50 Bulan Beruntun
Trump Memilih J.D. Vance Sebagai Cawapres, Secara Resmi Memenangkan Nominasi Calon Presiden dari Partai Republik

Download full report HERE.