Today’s Outlook :

 

• PASAR AS :Indeks Dow Jones Industrial Average turun 228 poin atau 0,5%, indeks S&P 500 turun 1,2%, dan NASDAQ Composite yang sarat saham teknologi merosot 1,8%. S&P 500 ditutup melemah pada Rabu, memperpanjang penurunan terbarunya seiring anjloknya saham Oracle dan Nvidia yang merusak sentimen investor terhadap perdagangan berbasis AI.

 

 

Saham raksasa teknologi Oracle Corporation jatuh lebih dari 5% pada Rabu setelah muncul laporan bahwa Blue Owl Capital tidak akan mendukung pusat data AI senilai USD 10 miliar milik perusahaan tersebut di Michigan, yang diperkirakan akan digunakan untuk OpenAI. Blue Owl sebelumnya telah melakukan pembicaraan dengan para pemberi pinjaman dan Oracle terkait potensi investasi dalam proyek pusat data berkapasitas 1 gigawatt di Saline Township, namun pembicaraan tersebut akhirnya terhenti. Saham Oracle menjadi simbol kekhawatiran terkait pembangunan pusat data AI, karena investor mencemaskan besarnya modal yang dibutuhkan, potensi pengembalian investasinya, serta sifat transaksi yang bersifat melingkar. Saham Oracle telah turun lebih dari 41% dalam tiga bulan terakhir, namun masih naik 14% secara year-to-date.

 

 

Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan pada Rabu bahwa bank sentral AS masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga di tengah kekhawatiran bahwa pasar tenaga kerja telah melemah. “Saya masih berpikir kita mungkin, Anda tahu, sekitar 50 hingga 100 basis poin dari tingkat netral,” yang berarti The Fed masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga, ujar Waller dalam Yale School of Management CEO Summit di New York. Melihat prospeknya, “tidak ada urgensi untuk segera menurunkan” suku bunga, kata Waller, dan “kita bisa secara bertahap menurunkan suku bunga kebijakan menuju tingkat netral” di tengah kondisi ekonomi yang kemungkinan mengalami perlambatan inflasi. The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin minggu lalu, dengan alasan ingin menopang pasar tenaga kerja yang melemah meskipun terdapat indikasi tekanan inflasi yang masih bertahan. Data pekan ini menunjukkan pasar tenaga kerja yang sedang berjuang, karena meskipun nonfarm payrolls pada November tumbuh lebih tinggi dari perkiraan, hal tersebut disertai kenaikan tingkat pengangguran ke level tertinggi dalam empat tahun. Kenaikan jumlah tenaga kerja tersebut juga jauh lebih kecil dibandingkan penurunan tajam yang terlihat pada bulan-bulan sebelumnya.

 

 

 

• PASAR ASIA :Mayoritas saham Asia menguat pada Rabu, didorong pemulihan terbatas di sektor teknologi, meski ketidakpastian ekonomi AS membatasi kenaikan. KOSPI Korea Selatan naik 0,8% dan Hang Seng Hong Kong menguat 0,9%. Indeks CSI 300 dan Shanghai Composite naik 1%–2%, dengan perhatian pasar tertuju pada potensi stimulus fiskal tambahan dari Beijing menyusul data ekonomi November yang lemah.

 

 

Indeks Nikkei 225 naik 0,3% seiring optimisme atas data perdagangan Jepang yang kuat, terutama lonjakan ekspor. Namun, penguatan dibatasi kehati-hatian menjelang pertemuan Bank of Japan, dengan pasar memperkirakan kemungkinan kenaikan suku bunga. Data inflasi CPI November yang akan dirilis Jumat juga menjadi fokus utama.

 

 

 

KOMODITAS : Harga minyak naik lebih dari 1% setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan pemblokiran kapal tanker minyak yang terkena sanksi masuk dan keluar Venezuela, meningkatkan ketegangan geopolitik dan meredakan kekhawatiran surplus pasokan global. Minyak Brent ditutup naik 1,3% ke USD 59,68 per barel, sementara WTI AS naik 1,2% ke USD 55,94 per barel.

 

 

Namun, kenaikan harga dibatasi oleh meningkatnya persediaan bahan bakar AS. Harga sebelumnya sempat berada dekat level terendah lima tahun di tengah harapan kemajuan perundingan damai Rusia–Ukraina yang berpotensi menambah pasokan minyak global.

 

 

 

INDONESIA : IHSG ditutup melemah sedikit flat -0.11% ke level 8677.35, dimana level support IHSG saat ini  dapat ditambah pijakan di atas area 8600 sebagai support baru untuk jangka pendek dan support selanjutnya di 8500. Untuk saat ini, resistance jangka pendek di 8700-8750 dan jangka menengah di area psikologis 9000.  Namun mengingat potensi RSI Negative Divergence yang terlihat di IHSG, tetap mempersiapkan diri dengan persiapan pullback yang akan terjadi hingga ke support 8500.

 

 

Hasil RDG-BI untuk BI 7 days RR (Suku bunga acuan) dipertahankan di level 4.75%. Untuk sebagai catatan saham konglomerasi masih ontrack di atas MA20 dapat dijadikan pijakan sebagai trailing stop untuk pertimbangan rotasi ke sektor- saham fundamental klasik.

 

 

Disarankan tetap perhatikan dan kawal setiap saham dengan trailing stop masing-masing seraya memperhatikan level dan respons dari indeks untuk trading saham-saham konglomerasi seraya memperhatikan katalis / sentimen dari dalam negeri untuk melakukan dan mengambil peluang trading.

 

 

Unduh laporan lengkapnya DISINI