Today’s Outlook :

 

PASAR AS: Wall Street ditutup melemah pada Senin, dengan tekanan utama masih datang dari saham teknologi berkapitalisasi besar. Indeks S&P 500 turun 0,2%, NASDAQ Composite terkoreksi lebih dalam sebesar 0,6%, sementara Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,1% atau sekitar 31 poin. Pelemahan ini mencerminkan berlanjutnya rotasi sektor dari saham teknologi menuju saham siklikal dan sektor yang lebih sensitif terhadap aktivitas ekonomi riil, seiring meningkatnya kekhawatiran atas valuasi saham berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dinilai semakin mahal.

 

 

Aksi jual pada saham big tech berlanjut dari pekan sebelumnya, dengan Alphabet (Google), Broadcom, dan Oracle menjadi kontributor utama pelemahan. Setelah mencatat reli kuat sepanjang tahun berkat narasi AI, investor kini cenderung mengunci keuntungan dan mengalihkan dana ke sektor yang dinilai lebih defensif atau memiliki eksposur langsung terhadap pemulihan ekonomi. Meski demikian, kontrak berjangka indeks AS sempat menguat di awal pekan, menandakan pasar masih mencoba mencari pijakan baru.

 

 

Perhatian investor pekan ini juga tertuju pada rilis serangkaian data ekonomi penting, terutama data nonfarm payrolls AS untuk bulan November yang dirilis Selasa, termasuk data Oktober yang sebelumnya tertunda akibat penutupan pemerintahan. Selain itu, data aktivitas bisnis, klaim pengangguran mingguan, dan inflasi diperkirakan akan memberikan gambaran lebih jelas terkait momentum ekonomi AS serta arah kebijakan moneter The Federal Reserve.

 

 

Isu kepemimpinan The Fed turut menjadi sorotan, setelah laporan Wall Street Journal menyebut Presiden AS Donald Trump telah mempersempit kandidat Ketua The Fed berikutnya menjadi dua nama, yakni Kevin Warsh dan Kevin Hassett. Prospek pimpinan bank sentral yang lebih dovish memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga pada 2026, meski inflasi masih berada di atas target 2%.

 

 

 

PASAR EROPA : Bursa saham Eropa ditutup menguat pada Senin, mengawali pekan perdagangan penuh terakhir tahun ini dengan sentimen yang relatif positif. Indeks DAX Jerman naik 0,3%, CAC 40 Prancis menguat 0,7%, dan FTSE 100 Inggris mencatat kenaikan cukup solid sebesar 1,1%. Penguatan terjadi di tengah antisipasi sejumlah keputusan bank sentral, termasuk ECB dan Bank of England, serta rilis data ekonomi AS yang sebelumnya tertunda.

 

 

ECB dijadwalkan menggelar rapat kebijakan pada Kamis dan secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 2% untuk keempat kalinya secara berturut-turut. Investor akan mencermati apakah ECB mulai memberi sinyal potensi perubahan kebijakan pada 2026, seiring data terbaru menunjukkan pertumbuhan ekonomi zona euro kuartal III mencapai 0,3%, lebih baik dari perkiraan sebelumnya. Sementara itu, keputusan Bank of England dinilai lebih terbuka, dengan peluang penurunan suku bunga ke 3,75% di tengah tren inflasi Inggris yang melandai.

 

 

 

PASAR ASIA: Mayoritas bursa saham Asia melemah pada Senin, tertekan oleh koreksi tajam saham teknologi setelah sejumlah perusahaan AS memberikan panduan kinerja yang mengecewakan dan kembali memicu kekhawatiran valuasi sektor AI. Indeks Nikkei 225 Jepang dan Hang Seng Hong Kong masing-masing turun 1,3%, sementara Shanghai Composite terkoreksi sekitar 0,6%.

 

 

Meski penurunan saham China relatif lebih terbatas dibanding kawasan lain, sentimen pasar tetap tertekan oleh sederet data ekonomi yang lemah. Produksi industri, penjualan ritel, dan investasi aset tetap China tumbuh di bawah ekspektasi, memperkuat kekhawatiran perlambatan ekonomi. Tekanan juga datang dari sektor properti, terutama setelah pengembang milik negara China Vanke gagal memperoleh persetujuan kreditur untuk menunda pembayaran obligasi domestik yang jatuh tempo pertengahan Desember. Kekhawatiran ini meningkatkan spekulasi bahwa pemerintah China perlu kembali menggulirkan stimulus tambahan.

 

 

 

KOMODITAS : Harga minyak dunia ditutup melemah pada Senin, seiring pelaku pasar menyeimbangkan risiko geopolitik dengan kekhawatiran kelebihan pasokan global. Brent crude turun 56 sen atau 0,92% ke level USD 60,56 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) melemah 62 sen atau 1,08% ke USD 56,82 per barel. Tekanan harga datang dari ekspektasi potensi kesepakatan damai Rusia–Ukraina yang berpeluang meningkatkan pasokan minyak Rusia ke pasar global. Di sisi lain, ketegangan antara AS dan Venezuela turut menjadi perhatian setelah AS menyita kapal tanker dan menjatuhkan sanksi baru terhadap perusahaan pelayaran yang berbisnis dengan Venezuela. Gangguan ekspor minyak Venezuela serta laporan serangan siber terhadap PDVSA sempat menahan penurunan lebih lanjut, membuat pasar tetap volatil.

 

 

 

INDONESIA : IHSG ditutup melemah 0.13% ke level 8649.7,* dimana level support IHSG saat ini  dapat ditambah pijakan di atas area 8600 sebagai support baru untuk jangka pendek dan support selanjutnya di 8500. Untuk saat ini, resistance jangka pendek di 8700-8750 dan jangka menengah di area psikologis 9000. Namun mengingat potensi RSI Negative Divergence yang terlihat di IHSG, tetap mempersiapkan diri dengan persiapan pullback yang akan terjadi hingga ke support 8500.

 

 

Rotasi pasar dari saham Konglomerasi, baik Hapsoro, Salim-Bakrie ataupun ke ekosistem internet cepat nampaknya mulai beralih ke saham-saham bluechip klasik seperti perbankan dimana mulai kembali membukukan net foreign buy per kemarin. Adapun selama saham konglomerasi masih ontrack di atas MA20 dapat dijadikan pijakan sebagai trailing stop untuk pertimbangan rotasi ke sektor- saham fundamental klasik.

 

 

 

Disarankan tetap perhatikan dan kawal setiap saham dengan trailing stop masing-masing seraya memperhatikan level dan respons dari indeks untuk trading saham-saham konglomerasi seraya memperhatikan katalis / sentimen dari dalam negeri untuk melakukan dan mengambil peluang trading.

 

 

 

Unduh laporan lengkapnya DISINI.