Today’s Outlook:
• PASAR AS : Wall Street ditutup melemah pada Senin. S&P 500 turun 0,4%, Nasdaq -0,4%, dan Dow Jones anjlok 427 poin (-0,9%). Pelemahan ini terjadi di awal bulan perdagangan terakhir tahun ini, di tengah sikap hatihati pasar jelang ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember.
Meski begitu, secara bulanan S&P 500 dan Dow masih mencatatkan November yang positif, sementara Nasdaq turun 1,51% karena kekhawatiran terhadap tingginya valuasi saham teknologi dan belanja AI yang besar serta cenderung berbasis utang.
Peluang pemangkasan suku bunga 25 bps pada pertemuan The Fed 9–10 Desember kini melonjak ke 88%. Sinyal dovish dari pejabat The Fed memperkuat ekspektasi ini, meskipun data ekonomi masih terbatas akibat penutupan sementara pemerintah AS.
Pekan ini pasar menanti rilis data penting AS seperti aktivitas manufaktur, jasa, sentimen konsumen, dan payroll swasta, serta kinerja sektor ritel pasca lonjakan belanja online saat Black Friday.
Pasar juga mencermati kandidat Ketua The Fed berikutnya yang disebutsebut mengarah ke Kevin Hassett. Jika figur yang lebih dovish menggantikan Jerome Powell tahun depan, arah kebijakan suku bunga berpotensi semakin longgar dan bisa menopang saham, khususnya sektor ritel dan growth.
• PASAR EROPA : Saham-saham Eropa melemah tipis pada hari Senin, seiring tanda-tanda memudarnya selera risiko di awal bulan perdagangan terakhir tahun ini. Indeks pan-Eropa Stoxx 600 turun 0,2% ke level 575,28. Indeks DAX Jerman turun 1%, CAC 40 Prancis melemah 0,3%, dan FTSE 100 Inggris turun 0,2%.
Serangkaian data ekonomi dari kawasan ini akan menjadi fokus pekan ini, dengan para investor berupaya menangkap arah perekonomian Eropa menuju 2026. Indikator aktivitas sektor manufaktur Zona Euro turun ke wilayah kontraksi pada November, sementara indikator serupa di ekonomi utama Eropa seperti Jerman dan Prancis juga mengalami penyusutan.
• PASAR ASIA : Bursa Asia bergerak terbatas. China masih dibayangi perlambatan, di mana PMI manufaktur sektor swasta kembali kontraksi, melanjutkan tren pelemahan delapan bulan beruntun. Meski begitu, Shanghai Composite naik 0,7% dan Hang Seng menguat 0,7%.
Jepang jadi yang terlemah. Indeks Nikkei 225 merosot hampir 2% seiring menguatnya yen dan naiknya imbal hasil obligasi pemerintah Jepang, yang mencerminkan meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga BOJ. Hal ini makin menguat setelah inflasi Tokyo yang solid dan pernyataan Gubernur BOJ soal potensi bahasan kenaikan suku bunga di Desember.
• KOMODITAS: Harga minyak naik lebih dari 1% pada hari Senin menyusul serangan drone oleh Ukraina, penutupan wilayah udara Venezuela oleh Amerika Serikat, serta keputusan OPEC untuk mempertahankan level produksi tidak berubah pada kuartal pertama 2026. Kontrak berjangka Brent ditutup di USD 63,17 per barel, naik 79 sen atau 1,27%. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup di USD 59,32 per barel, naik 77 sen atau 1,32%. Kekhawatiran akan kemungkinan konflik antara Amerika Serikat dan Venezuela masih jauh berada di belakang fokus utama pasar terhadap perang di Ukraina.
• INDONESIA : IHSG ditutup di zona hijau menguat +0.47% ke level 8548.79,* dimana level support IHSG saat ini di atas area 8400-8450 sebagai support selanjutnya dengan resistance terdekat di 8580 – 8620, dengan resistance jangka menengah di area psikologis 9000.
Menyambut Bulan Desember nampaknya rotasi pasar masih berpusat kembali ke dalam saham Konglomerasi, baik Hapsoro, Salim-Bakrie ataupun ke ekosistem internet cepat. Disarankan tetap perhatikan dan kawal setiap saham dengan trailing stop masing-masing seraya memperhatikan level dan respons dari indeks untuk trading saham-saham konglomerasi seraya memperhatikan katalis / sentimen dari dalam negeri.
Unduh laporan lengkapnya DISINI.

