Today’s Outlook:

 

PASAR AS : Pada penutupan NYSE, Dow Jones Industrial Average turun 309 poin atau 0,7%, indeks S&P 500 turun 0,1%, dan NASDAQ Composite naik 0,1%. S&P 500 ditutup sedikit lebih rendah pada Jumat, namun jauh dari level terendah sesi karena investor melakukan buy the dip pada saham-saham terkait AI yang memicu pembalikan di sektor teknologi, serta mengabaikan kekhawatiran mengenai menurunnya peluang pemangkasan suku bunga pada Desember.

 

 

Komentar bernada hawkish dari sejumlah pejabat The Fed membebani harapan pemangkasan suku bunga AS bulan depan, terutama mengingat ketidakpastian yang masih ada terkait kalender rilis data akibat government shutdown. Alberto Musalem, Presiden Fed St. Louis, mengatakan ruang untuk melonggarkan kebijakan lebih lanjut sangat terbatas tanpa menjadi terlalu akomodatif, sementara Presiden Fed Cleveland Beth Hammack mengatakan kebijakan suku bunga harus tetap restriktif untuk memberikan tekanan ke bawah pada inflasi. Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan kepada Bloomberg bahwa ia menolak pemangkasan suku bunga bulan lalu dan masih ragu terhadap keputusan Desember.

 

 

PASAR EROPA : Saham Eropa melemah pada Jumat, menutup pekan yang umumnya positif dengan catatan negatif akibat kekhawatiran terhadap pertumbuhan global serta semakin kecilnya peluang tambahan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve tahun ini. Indeks DAX di Jerman turun 0,6%, CAC 40 di Prancis turun 0,8%, dan FTSE 100 di Inggris turun 1,1%. Meski melemah, ketiga indeks utama tersebut masih berada di jalur untuk mencetak kenaikan mingguan setelah berakhirnya government shutdown di AS meningkatkan appetite terhadap aset berisiko.

 

 

Pertumbuhan ekonomi di zona euro masih lemah tahun ini, ditunjukkan oleh produk domestik bruto yang hanya naik 0,2% pada kuartal ketiga, setelah sebelumnya hanya tumbuh 0,1% pada kuartal kedua.

 

 

Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves membatalkan rencana kenaikan tarif pajak penghasilan dalam anggaran mendatang, yang menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana rencana pemerintah menyeimbangkan keuangan publik.

 

 

 

PASAR ASIA : Mayoritas saham Asia melemah pada Jumat karena pasar mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga AS di Desember, dengan saham-saham teknologi memimpin pelemahan mengikuti penurunan tajam Wall Street semalam.

 

 

Data ekonomi China yang lesu turut menambah tekanan pada pasar Asia, karena ekonomi terbesar di kawasan ini masih berjuang keluar dari perlambatan panjang. Output industri China tumbuh 4,9% YoY pada Oktober, laju terlemah sejak Agustus 2024, sementara penjualan ritel — indikator konsumsi — naik 2,9%, juga laju terburuk sejak Agustus tahun lalu. China merupakan pasar ekspor besar bagi banyak perusahaan Eropa, namun data ini menunjukkan permintaan domestik tetap lemah.

 

 

Pasar Asia secara lebih luas terkoreksi karena keyakinan terhadap pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember makin memudar. Hal ini dipicu oleh sejumlah pejabat Gedung Putih yang menyatakan bahwa pemerintah mungkin tidak merilis data inflasi dan ketenagakerjaan untuk Oktober, sehingga The Fed “tidak punya panduan” jelang pertemuan Desember.

 

 

 

KOMODITAS : Harga minyak ditutup menguat lebih dari 2% pada Jumat setelah pelabuhan Rusia, Novorossiisk, menghentikan ekspor minyak akibat serangan drone Ukraina yang menghantam depot minyak di pusat energi Rusia tersebut, memicu kekhawatiran pasokan.

 

 

Futures Brent ditutup naik USD 1,38 atau 2,19% menjadi USD 64.39 per barel, sementara U.S. West Texas Intermediate naik USD 1,40 atau 2,39% menjadi USD 60.09 per barel.

 

 

 

INDONESIA : IHSG ditutup flat merah tipis -0.02% ke zona merah di level 8370.4, dimana nampaknya minggu lalu IHSG masih berkonsolidasi di area 8200 hingga 8400 sebagai resistance sekaligus resistance ATH-nya. Terlepas ada resistance ATH di IHSG tetap perhatikan peluang adanya koreksi dan pullback dikarenakan indikator yang muncul yakni RSI negative divergence dan jika IHSG mengalami pullback, peluang untuk menguji support 8000-8200 tetap ada. Perhatikan peluang rotasi sektor / konglomerasi di tengah masa konsolidasi di range 8200-8400 sebelum mencapai ATH nya kembali. Di tengah katalis peluang rate cut yang nampaknya terombang – ambing untuk Desember 2025, tetap pastikan wait and see untuk saham-saham pilihan anda seraya dikawal dengan Trailing stop.

 

 

Rotasi ke Old-Dividend Player and Back To Consumer: Kami tetap menyarankan sebagian alokasi untuk shifting ke saham yang memiliki bantalan yield dividend di atas obligasi serta consumer goods sebagai saham defensif di tengah katalis issue yang masih tidak pasti sebagai perlindungan portfolio, memanfaatkan valuasi-yield yang atraktif tersebut

 

 

 

 

Unduh file lengkapnya DISINI.