Today’s Outlook:
• PASAR AS : Pada penutupan bursa NYSE, Dow Jones Industrial Average naik 378 poin atau +0,8%, indeks S&P 500 menguat 1,5%, dan NASDAQ Composite melesat 2,3%.
S&P 500 menguat pada perdagangan Senin, dipimpin oleh saham teknologi setelah Senat memberikan persetujuan awal untuk mengakhiri penutupan pemerintahan (government shutdown) terlama dalam sejarah AS. Awal pekan yang positif ini terjadi ketika Wall Street berupaya pulih dari koreksi tajam pekan lalu, terutama pada sektor teknologi. Saat ini pelaku pasar memperkirakan peluang lebih dari 60% untuk pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada bulan depan, menurut CME Fedwatch.
Senat AS melakukan pemungutan suara awal dengan hasil 60-40 pada Minggu, sebagai langkah untuk meloloskan legislasi pendanaan pemerintah hingga setidaknya 30 Januari 2026. Hal ini terjadi setelah delapan senator Demokrat menyatakan dukungan atas proposal Partai Republik untuk menjadwalkan pemungutan suara lanjutan terkait perpanjangan subsidi kesehatan tertentu, serta memastikan pekerja federal yang diberhentikan selama penutupan pemerintah akan kembali bekerja
Senat masih harus melakukan pemungutan suara final atas RUU tersebut, sebelum kemudian dibawa ke DPR untuk disetujui dan ditandatangani menjadi undangundang oleh Presiden Donald Trump.
Prospek terobosan ini mendorong optimisme investor, mengingat penutupan pemerintahan yang telah memasuki hari ke-40 pada Minggu itu menyebabkan gangguan di berbagai sektor, terutama penerbangan. Maskapai membatalkan lebih dari 1.500 penerbangan di AS pada Senin — hari keempat berturut-turut pembatalan melebihi 1.000 — akibat pemangkasan layanan serta absensi personel lalu lintas udara.
Investor juga menyoroti potensi dampak shutdown terhadap PDB dan ketenagakerjaan, di mana sentimen konsumen AS jatuh ke level terendah dalam hampir 3,5 tahun pada awal November. Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett memperingatkan bahwa ekonomi AS bisa mengalami kontraksi pada kuartal IV jika shutdown terus berlanjut. Berakhirnya shutdown akan memungkinkan kembali dirilisnya data ekonomi penting seperti laporan ketenagakerjaan bulanan yang sebelumnya tertunda.
• PASAR EROPA : Indeks DAX Jerman naik 1,8%, CAC 40 Prancis menguat 1,3%, dan FTSE 100 Inggris naik 1,1%. Bursa Eropa melonjak pada perdagangan Senin, mengikuti sentimen positif global setelah langkah Senat AS menuju akhir shutdown terlama negara tersebut.
• PASAR ASIA : Bursa Asia bergerak bervariasi pada Senin dengan Jepang dan Korea Selatan memimpin penguatan didorong rebound saham teknologi, sementara China tertinggal meski data menunjukkan sedikit peningkatan inflasi domestik. Nikkei 225 Jepang dan KOSPI Korea Selatan masing-masing naik 1,3% dan 2,8%. Hang Seng Hong Kong juga menguat 1,6% berkat recovery di sektor teknologi setelah pelemahan tajam pekan lalu.
Data akhir pekan menunjukkan inflasi konsumen Tiongkok pada Oktober naik melebihi ekspektasi, didorong periode libur Golden Week. Inflasi naik untuk pertama kalinya sejak Juni, memunculkan harapan pemulihan yang lebih kuat. Inflasi harga produsen masih terkontraksi meski lebih baik dari ekspektasi, dan mencatat bulan ke-37 berturut-turut berada di wilayah negatif.
Kendati ada perbaikan, data Oktober menunjukkan Tiongkok masih berjuang menghadapi tren deflasi karena belanja konsumen melemah setelah Golden Week.
• KOMODITAS : Harga minyak ditutup menguat pada Senin karena kekhawatiran terhadap potensi gangguan pasokan bahan bakar akibat sanksi baru AS dan serangan drone Ukraina ke kilang Rusia. Namun, proyeksi surplus pasokan menahan kenaikan lebih lanjut. Brent crude +0,7% ke USD 64,06/barel, WTI +0,6% ke USD 60,13/barel.
• INDONESIA : IHSG ditutup flat melemah -0.04% ke zona merah di level 8391.24, dimana tidak bisa berhasil bertahan di atas resistance 8400. Terlepas ada resistance ATH di IHSG tetap perhatikan peluang adanya koreksi dan pullback dikarenakan indikator yang muncul yakni RSI negative divergence dan jika IHSG mengalami pullback, peluang untuk menguji support 8000-8200 tetap ada.
Rotasi ke Old-Dividend Player and Back To Consumer: Kami tetap menyarankan sebagian alokasi untuk shifting ke saham yang memiliki bantalan yield dividend di atas obligasi serta consumer goods sebagai saham defensif di tengah katalis issue yang masih tidak pasti sebagai perlindungan portfolio, memanfaatkan valuasi-yield yang atraktif tersebut.
Unduh laporanlengkapnya HERE.

